Affair... Tidak suka skip.
"Kita berjanji hanya akan bersenang-senang tanpa ada ikatan. Kau memuaskan hasratku, aku membantumu membalas suamimu yang berkhianat. Saat salah satu dari kita meminta berhenti, kita akan berhenti dan saling melepaskan tanpa beban," Ujar sang Bos dari suaminya, Kendrick Kratos.
"Tentu saja, kau bisa tenang! Aku bukanlah wanita yang akan menangis - nangis pada seorang pria!" jawab Ameera dengan tegas.
-Pria hanya manusia dengan segala nafsunya dan dengan mudah berkhianat, tapi wanita akan menjadi pengkhianat saat dunia impiannya seketika hancur! Notes Ameera.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Secepatnya Menikah.
Rudi membenarkan selimut Ameera, 1 jam lalu wanita itu tidur. Ia menatap wajah pucat Ameera, menurut penuturan Tante Lela sejak kecil Ameera adalah gadis ceria dan tidak manja. Sejak remaja sampai kuliah pun tak pernah hidup mewah seperti kakaknya Cheril padahal Ayahnya adalah pemilik Perusahaan. Sampai Ameera mencintai seorang pria dan lebih memilih keluar dari rumah nya dan memilih pria itu. Saat pagi tadi akhirnya ia mendengar cerita hidup Ameera dari mulut wanita itu sendiri.
"Cobaan itu Tuhan berikan pada orang yang kuat, kau adalah seseorang yang istimewa Ameera. Kau begitu kuat menghadapi hidupmu selama ini," lirihnya.
Bulu mata Ameera mengerjap, dengan perlahan dia membuka matanya. Menatap ke arah Rudi, "Mas, kamu masih disini? Kenapa tidak pulang, aku gapapa sendiri."
"Kamu sudah bangun, aku menunggumu bangun. Kamu belum mengatakan ada apa tadi di Perusahaan."
"Ah, iya. Perutku terlalu sakit tadi, jadi belum sempat bahas."
"Ameera... apa tidak sebaiknya kamu mengatakan kehamilanmu pada Kendrick?"
Ameera tersenyum, "Kendrick sebenarnya adalah pria baik, Mas. Tapi baik saja belum cukup untuk kami bisa bersama. Apalagi dia sudah melamar kakakku, kak Cheril sangat mencintai Kendrick. Sedangkan aku masih belum pasti dengan perasaanku, bukankah Kendrick akan lebih bahagia jika bersama dengan wanita yang sangat mencintainya?"
Rudi tak mengerti dengan pola pikir Ameera, mungkin karena dirinya belum pernah merasakan rasa sakit dan menjalani kehidupan pahit seperti Ameera. Ia adalah seorang anak yang disayangi kedua orang tua, menjalani hidup selama 30 tahun ini tak pernah sekalipun dia merasakan kehidupan yang berat.
"Jadi, apa yang kamu inginkan sekarang?"
"Aku tadi terlalu stress, Mas. Tadi sempat berpikir ingin menikah saja denganmu, menerima ide dari kamu. Tapi sekarang aku sudah bisa berpikir dengan jernih. Aku tidak akan merepotkan Mas Rudi, aku akan pergi sendiri."
"Aku tidak merasa direpotkan, Ameera."
"Tapi aku adalah seorang janda, aku nggak ingin mencemari nama baik Mas Rudi."
"Apa salahnya seorang janda? Aku juga bilang aku akan menjadi suami palsumu, aku bilang akan menikah denganmu. Tapi apa kamu berpikir kita akan benar-benar menikah?"
"Ah... jadi itu maksud Mas tadi saat bilang suami palsu."
Rudi terkekeh, "Apa mau menikah beneran?"
"Nggak," Ameera menggeleng malu.
"Tapi kita lebih baik menikah secara Negara, agar dapat buku nikah. Nanti jika kita sudah pergi dari kota ini, kita bisa tinggal berbeda rumah. Aku hanya ingin membantumu, Ameera."
Ameera mengangguk setuju, "Baiklah, bisakah dipercepat. Aku ingin merawat anakku dengan baik tanpa ada masalah."
"Aku akan segera mempersiapkan syarat-syarat nikah dariku, kamu juga bisa mempersiapkan nya. Mengenai buku nikah kapan di legal kan entahlah..." jawab Rudi bingung karena dia belum pernah menikah.
"Kalau nggak salah jika persyaratan lengkap, hanya butuh 1-2 hari buku nikah keluar, Mas."
"Ok, aku mengerti. Kamu ingin pulang kapan dari sini?"
"Tolong tanya Dokter, bolehkah aku pulang hari ini."
"Baik, tunggu sebentar. Aku akan ke ruangan Dokter." Rudi keluar meninggalkan ruang rawat.
Setelah kembali Rudi datang bersama Dokter, sang Dokter kandungan memeriksa sebentar dan mengatakan jika Ameera sudah boleh pulang.
Rudi mengantar Ameera sampai ke depan rumah, dia bahkan disuruh masuk oleh Ibu Ameera. "Nak, sebentar aja. Masuk yuk."
Rudi ingin menolak tapi tiba-tiba Ameera menggandeng lengan Rudi, "Yuk Mas, masuk dulu. Kita juga harus bicara dengan Mama rencana kita, kan?"
"Rencana?" tanya sang Ibu.
"Kami akan secepatnya menikah, Mah. Secara Negara dulu, soalnya Mas Rudi ada panggilan kerja yang lebih bagus jabatan nya di kota tempat asal Mas Rudi, kami nggak ada waktu banyak. Setelah menikah kami akan langsung pindah kesana."
"Aduh, ngobrol nya di dalam yuk." Sang Ibu bicara dengan sangat bersemangat.
Akhirnya Ameera dan Rudi meminta ijin secara resmi kepada orang tua Ameera untuk menikah, sang Ayah hanya diam tapi menyetujui.