Apa jadinya jika di malam pengantin seorang gadis bernama Vania Isabella harus melewati malam itu bukan dengan suaminya, tapi dengan sang Adik ipar yang ternyata adalah mantan kekasihnya dulu. Lalu, bagaimana hal itu bisa terjadi?
Bagaimana Vania melewati hari-hari bersama sang suami, dimana dirinya juga harus berhadapan dengan mantan kekasih yang sudah merenggut malam pengantin mereka? Dan bagaimana reaksi suami Vania saat tahu jika dirinya dan sang Adik ipar pernah melakukan hubungan terlarang?
Seperti biasa ini hanya Karya fiksi saja, tidak untuk ditiru, hanya untuk hiburan. So! Mohon bijak ya 😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LichaLika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku tidak rela
"Masuk kamu!" titah Bastian kepada Vania dengan mata yang melotot. Vania pun segera menuruti perintah sang suami. Namun, langkah kakinya terhalang oleh Calvin yang menahan tangan Vania untuk mengikuti perintah sang Kakak.
"Calvin, lepaskan tanganku!" balas Vania sembari berusaha melepaskan diri dari genggaman sang adik ipar.
"Aku tidak ingin dia menyakitimu, jangan ke sana! Karena Aku yakin Abang pasti akan melukaimu!" ucap Calvin meyakinkan Vania.
"Tapi, Vin!"
"Sudah! kamu di sini saja, Aku yang akan menemui Bang Tian." setelah mengucapkan hal itu, Calvin segera pergi menemui Bastian yang sedang menunggu kedatangan istrinya. Tentu saja Vania tidak tinggal diam, Ia takut terjadi sesuatu kepada mereka berdua mengingat kedua kakak beradik itu tengah berseteru memperebutkan dirinya. Vania terlihat mengekor di belakang Calvin.
Sementara itu Bastian yang sudah menunggu kedatangan sang istri, terlihat dirinya sangat geram melihat istri dan Adiknya yang sedang berduaan, Bastian sangat cemburu, bagaimana bisa Calvin terus mendekati istrinya dan Vania pun seolah memberikan harapan kepada Adik iparnya itu. Dan itu yang membuat Bastian tidak rela jika Vania kembali kepada Adiknya.
"Brengsek si Calvin! Berani-beraninya dia mendekati istriku, ini tidak bisa dibiarkan, Aku harus membawa Vania pergi dari sini, supaya Calvin tidak bisa mendekati Vania lagi." pikir Bastian yang berencana untuk membawa Vania pergi dari rumah mereka.
Sementara itu Calvin terlihat mendatangi kakaknya yang sedang terbakar amarah. Bastian yang menyadari kedatangan sang Adik terlihat semakin memerah karena marah, Bastian pun segera mendekati Adiknya dan mencengkeram erat kerah baju Calvin sehingga sang Adik terlihat menahan tangan Bastian.
"Dasar Adik tidak tahu diri, Vania itu kakak iparmu, dan kamu tidak berhak menyentuh kulitnya, awas saja kalau kulit Vania lecet atau terluka, Aku pasti akan membuatmu menyesal!" ancam Bastian sembari mengangkat tangannya hendak melayangkan bogem mentah pada wajah sang Adik.
Namun, lagi-lagi Vania dengan cepat menghentikan Bastian yang berusaha menyerang Calvin.
"Hentikan Mas, stop!" Vania berteriak sambil berlari menuju ke arah kakak beradik yang sedang bertengkar itu. Melihat Vania datang, Bastian segera melepaskan tangannya dari leher sang Adik.
"Kalian berdua ini apa-apaan sih, bertengkar melulu, jika gini terus, lebih baik Aku pergi saja dari rumah ini, Aku mau tinggal saja di rumah Ibu, Aku bosan lihat kalian bertengkar terus, kamu juga Mas! Kamu jangan salah faham dulu, tadi Calvin cuma menolongku, tidak lebih, dia hanya sedang mengobati kaki ku yang keseleo. Dan kamu Calvin! Bisa nggak sih kamu menghormati kakak kandung mu, kalian itu bersaudara loh, terlahir dari rahim yang sama, dan sekarang Aku putuskan untuk tinggal di rumah Ibu, Aku tidak mau menjadi masalah utama pertengkaran kalian berdua."
Bastian maupun Calvin terdiam, akhirnya Bastian menyetujui permintaan sang istri untuk pulang ke rumah Susi, ini kesempatan besar baginya untuk sering bertemu dengan selingkuhannya yang menantang itu.
"Baiklah! Jika kamu ingin tinggal bersama Ibumu, Aku akan mengizinkan mu, itu lebih baik daripada kamu sering bertemu dengan Adikku, yang ada kalian berdua akan semakin mesra, dan Aku tidak mau itu terjadi."
Calvin menatap tajam wajah sang Kakak yang penuh dusta itu, Ia bisa saja membongkar keraguan nya tentang perselingkuhan kakaknya dengan Ibu tiri Vania, tapi Calvin belum memiliki bukti kuat untuk membuat Bastian menyerah dan menceraikan Vania, Ia harus menahannya sampai dirinya benar-benar memiliki bukti kuat bahwa Bastian telah memiliki skandal dengan Ibu mertuanya.
"Sebentar lagi Aku akan membuatmu melepaskan Vania, Bang! Kamu tidak pantas mendapatkan gadis seperti Vania, sudah banyak wanita yang menjadi korban mu, dan Aku berharap Vania selamat dari sentuhan mu, karena hanya Aku yang berhak menyentuh Vania, dia adalah cintaku." batin Calvin penuh keyakinan.
"Besok Aku aku akan mengantarmu ke rumah, dan Aku juga akan tinggal di sana, menemani istriku tentunya dan setelah Calvin bertunangan dengan Lady, baru kita akan pulang." Vania terkejut mendengar penuturan dari suaminya jika Calvin akan bertunangan.
"Apa, Mas? Calvin akan bertunangan?" tanya Vania penasaran.
"Iya! Sepulangnya Mama dan Papa dari rumah Oma, mereka akan segera mengadakan pesta pertunangan Calvin dan Lady, gadis pilihan Mama dan Papa, kenapa? Kamu kaget?" ucap Bastian sembari menatap wajah sang istri yang terlihat gugup.
"Kaget? Untuk apa aku merasa kaget?"
"Bagus lah kalau kamu tetap santai menghadapi kenyataan jika Adikku akan menikah dengan wanita lain, itu berarti kalian berdua tidak berjodoh." sebuah kenyataan yang jujur membuat Vania tidak terima jika Calvin akan dijodohkan dengan wanita lain.
Vania menatap wajah sang adik ipar, seolah pandangan mata Vania bertanya kepada Calvin, apa benar yang sudah dikatakan Bastian itu. Jika Calvin akan bertunangan dengan seorang wanita yang bernama Lady.
Calvin tidak bisa berucap apa-apa, karena nyatanya itu memang benar, kedua orang tua mereka telah menjodohkan Calvin dengan gadis pilihan Maria dan Andre.
Ada kekecewaan terpampang pada wajah Vania, mungkinkah dirinya sudah serakah, Ia sudah menikahi kakaknya, apa dia harus mengharapkan sang Adik juga.
"Kenapa Aku tidak rela jika kamu menikah dengan wanita lain, Vin! Aku nggak suka melihatmu bersanding dengan perempuan lain, ya Tuhan! Mungkin ini adalah egois, tapi aku tidak bisa pungkiri, Aku sangat cemburu, hanya telinga ku yang baru mendapatkan kabar jika Calvin akan bertunangan, belum mata kepala ku sendiri yang melihat Calvin harus bersanding dengan perempuan itu, rasanya Aku tidak sanggup!" batin Vania dengan wajah kecewanya.
...BERSAMBUNG ...
KLO MAU MYAKINKN LGI MNTA BELIIN PEMBALUT, BILANG STOK PMBALUT HABIS
DN JUGA TIDUR MA IBU TIRI LOOO