Aku Ayu Wulandari, putri tunggal ibu Sarah dan pak Harto, terlahir dari keluarga tak mampu membuat diri ku harus menjadi jaminan hutang orang tua ku.
di usia ku masih lima belas tahun ayah ku kecelakaan saat dia berangkat bekerja sebagai kuli bangunan,
karena musibah itu ibu ku berhutang kepada pak Yasir juragan ikan kaya raya di kampung sebelah.
karena hutang itu aku menikah dengan Farhan Yasir Maulana, putra tunggal pak Yasir yang sekaligus teman SMA ku dulu.
dia adalah laki-laki tampan dan berasal dari keluarga kaya raya hingga dirinya di sukai banyak wanita di sekolah ku.
meski dia adalah laki-laki kaya raya dan juga tampan tidak membuat ku jatuh hati kepadanya.
bagaimana kisah rumah tangga ku? dengan suami yang tidak aku cintai dan sangat aku benci............
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MZ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 23
Satu bulan berlalu..... Hari ini suami aku Farhan akan pulang, aku menunggu dengan perasaan takut kedatangan suami ku.
Aku duduk di teras rumah bersama tante Ida, sembari menunggu Farhan datang. jam menunjukan pukul 10 pagi, Farhan belum juga sampai.
Kepala ku terasa pusing, entah apa yang terjadi dengan ku tiba-tiba aku mual di hadapan Tante ida.....
"uakkkkk"
"kamu kenapa yu?" tanya tante Ida yang kaget
"ee, gak ada tante, aku mau ke kamar dulu"ujar ku sembari berlari ke kamar
Aku bergegas masuk ke dalam kamar mandi, kepalaku merasa pusing dan wajah ku terlihat pucat. aku mual lagi dan lagi........
"astaghfirullah, ada apa dengan ku" kata ku dengan nada kecil
Aku pergi ke kasur dan membaringkan diri, karena kaki ku terasa tak kuat untuk berdiri. aku semakin merasa aneh dengan tubuh ku, padahal tadi pagi aku baik-baik saja dan aku juga sudah sarapan.
Tante ida datang ke kamar ku, mungkin karena dia cemas dengan keadaan ku yang tiba-tiba mual dan pusing. Tante duduk di samping tempat aku berbaring, mengelus rambut ku.
"kamu kenapa yu?" tanya tante ida
"gak tau tante, tiba-tiba kepala ayu terasa pusing, dan pengen mual-mual terus" jawab ku
"hahh" tante ida kaget
"kenapa tante?" tanya ku
"kamu hamil yu?" tante Ida balik bertanya
"hahhhh, enggak kok tante" jawab ku
"tapi yang kamu alami itu seperti wanita yang sedang hamil, tapi tante gak tau kamu hamil apa masuk angin" ungkap tante ida
"apa iya aku hamil, apa ini karena perbuatan ayah mertua, astaga bagaimana ini" kata ku dalam hati
"kita ke dokter ya, kita cek kondisi kamu. apa kamu hamil atau cuma masuk angin" ujar tante ida
"mmmm, gak usah tante ayu baik-baik aja kok"
"tapi yu kita kan gak tau, kita coba ya"
"enggak usah tante, ayu tidak apa-apa kok mungkin cuma lelah doang" ujar ku untuk meyakinkan tante Ida
"iya udah tante ambilkan minum buat kamu ya"
"iya tante"
Aku merasa takut jika benar aku hamil, aku harus mengandung benih dari ayah mertuaku. bagaimana aku mengatakan pada suami dan orang terdekat ku.
Pikiran ku kacau, hati ku hancur, hari ini suami ku pulang dan aku malah hamil.
Tante Ida datang membawa satu gelas air putih di tangannya, aku mulai menyembunyikan kesedihan yang sedang aku rasakan.
"ini minum" ujar tante Ida
Aku minum dan meminta tante ida untuk meninggalkan aku sendirian, aku ingin beristirahat karena badan ku terasa lemah.
"tante tinggalkan aku sendiri ya, aku mau istirahat. nanti kalau Farhan pulang tante bilang aja aku lagi gak enak badan" ujar ku sembari menaikan selimut
"iya udah kamu istirahat dulu"
Tante Ida pergi keluar kamar ku, mata ku mulai mengeluarkan air mata, jantung ku berdebar kencang, aku merasa takut jika aku benar-benar sedang hamil dan bukan karena suami melainkan ayah mertua yang telah menodai ku.
Aku menangis dengan menutup seluruh tubuh ku dengan selimut, membayangkan bagaimana nasib ku jika orang tau aku hamil oleh ayah mertuaku.
..............
............
Jam menunjukan pukul 1 siang, Farhan akhirnya sampai di rumah dengan selamat. aku yang masih berbaring di atas kasur masih diam dengan wajah yang basah oleh air mata ku.
"ayu mana yah?" tanya Farhan
"entah" jawab ayah mertua
"ayu lagi di kamarnya tuan, katanya lagi gak enak badan" ungkap tante Ida
"dia kenapa?" tanya ayah mertua
"tadi pagi dia mual-mual dan katanya kepalanya pusing kayak orang lagi hamil gitu" ujar tante Ida
"apa... hamil?" Farhan kaget
"gak tau juga sih, mungkin hamil, mungkin juga masuk angin" ujar tante Ida
"iya udah Han kamu duduk dan istirahat dulu biarkan ayah yang membawa koper mu, kamu Ida tolong bikinkan minum untuk Farhan" kata ayah mertua sembari mengambil koper milik farhan
"ayah bawakan koper mu dulu, sekalian ayah mau tanya keadaan istri kamu" ucap ayah mertua
Aku yang tengah berbaring di atas kasur melihat ke arah pintu yang dibuka, ayah mertua yang membawa koper menatap wajah ku yang basah oleh air mata.
Ayah mertua menutup pintu dan menghampiri aku yang tengah terbaring lemas di atas kasur. aku merasa takut apa yang akan ayah mertuaku lakukan. dia duduk di samping tempat tidur ku.
"kamu kenapa? kamu hamil?" tanya ayah mertua
"aku tidak tau" jawab ku dengan judes
"nanti sore kita cek ya, kalau kamu benar hamil ayah akan bertanggung jawab atas anak itu" ujar ayah mertua
"tolong pergi dari sini, aku ingin sendiri" ucap ku dengan nada kesal
Ayah mertua pergi keluar kamar ku, aku sudah tak sanggup lagi untuk menangis air mata ku terasa sudah mau habis.
Aku beranjak keluar untuk menemui suami ku yang tengah duduk di sofa dengan ayah mertua, aku duduk di hadapan suami ku dengan wajah yang murung.
"kamu kenapa?, wajah di tekuk begitu. kamu gak seneng liat aku pulang" ujar Farhan
"aku gak apa-apa cuma lelah aja" jawab ku
"alahhhhhh bilang aja kamu gak senang liat aku pulang kan" ujar Farhan yang sombong itu
"apa sih, ini kan rumah kamu buat apa aku marah kalau kamu pulang, aku sedang lelah" ujar ku
"sudah Han, istri kamu capek dan tak enak badan, nanti sore akan ayah ajak ke dokter" ujar ayah mertua
"udah yah, wanita kayak dia gak usah di manjakan, apalagi di bawa ke dokter. buang-buang uang saja, nanti juga dia sehat" ujar Farhan
"udah gak apa-apa, dia kan menantu ayah"
"terserah ayah saja" ucap Farhan yang kesal
"kamu sudah makan?" tanya ku pada Farhan
"kenapa emang kamu nanya-nanya"
Aku kesal sama Farhan, sikapnya masih tetap sama saja kepada ku. aku bertanya dia malah balik bertanya, aku merasa tak di anggap sebagai istrinya.
Aku pergi ke kamar karena percuma aku menyambut kepulangan laki-laki sombong itu, yang ada masalah ku malah bertambah.
..............
.............
Jam menunjukan pukul 4 sore, Farhan sedang tertidur di samping ku karena rasa lelah di perjalanan pulang. ayah mertua berdiri di pintu kamar kami dan menyuruh ku untuk keluar.
Aku keluar tanpa sepengetahuan Farhan, menemui ayah mertua yang akan mengajak ku ke dokter kandungan. untuk memastikan apa aku benar-benar hamil atau tidak.
Aku dan ayah mertua pergi dengan mobil yang di kendarai ayah mertua sendiri, di dalam mobil aku merenung, membayangkan masa depan ku jika aku benar-benar hamil oleh perbuatan keji ayah mertuaku.
Jadi, penulisan yg benar adlh Farhan bin Abdul Yasir.