Deandra Rashesa adalah gadis cantik, muda dan berbakat, yang masih duduk di kelas 11, di usianya yang masih 18 tahun, ia terpaksa harus melepas masa remajanya demi perjodohan yang tidak ia inginkan.
Rayvano Adiputra perkasa, CEO perusahaan ternama di kotanya adalah sosok yang dijodohkan dengan Shesa, berwajah ganteng, tajir melintir, dambaan banyak wanita tak lantas membuat Shesa menyukainya.
Sifat Vano yang arogan membuat Shesa sangat membencinya.
Karena Shesa masih ingin terus sekolah dan melanjutkan cita-citanya, ia menginginkan pernikahan itu dirahasikan.
Akankan Shesa sanggup melewati konflik-konflik dalam pernikahannya yang dirahasiakan?
MOHON BIJAK YA! NOVEL INI HANYA KARYA FIKSI DAN HANYA KEHALUAN AUTHOR SEMATA. JADI, KALAU TIDAK SESUAI DENGAN KEHIDUPAN NYATA, HARAP MENILAI DENGAN BIJAK ...🙏😊
HAPPY READING ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LichaLika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
cincin putih
"Nenek? Ada apa? Apa nenek butuh sesuatu?" tanya Vano .
"Tidak, nenek tidak butuh apa-apa" jawab nenek.
Lantas nenek mengambil sesuatu dari saku bajunya, Vano memperhatikan dengan serius.
"Ini...berikan pada isterimu, tadi nenek lupa memberikannya" seru nenek sambil menyerahkan sebuah kotak kecil berhias ukiran cantik kepada Vano.
"Apa ini nek?" tanya Vano
"Kotak ini berisi sebuah cincin putih, cincin ini warisan turun temurun keluarga kita, dulu almarhum ibumu yang memakainya, karena dia sudah tidak ada, maka cincin itu akan nenek berikan pada cucu menantu nenek" jawab nenek menjelaskan.
Vano tersenyum.
"Dimana isterimu? Apa dia sudah tidur?" tanya sang nenek.
"Hmm...dia sedang mandi nek?" jawab Vano berbohong.
"Ooohhh...bagus itu, berarti dia pandai membahagiakanmu, dia ingin terlihat bersih dan wangi dihadapan suami, karena malam ini adalah malam yang bersejarah dalam hidup kalian berdua" sambung nenek
"Hmm....iya nek" balas Vano sambil garuk-garuk kepalanya yg tak gatal.
"Vano! Jangan buat isterimu bersedih, awas saja kalau suatu saat nanti kamu membuatnya menangis, nenek tidak segan-segan menghukummu, mengerti!" ucap nenek tegas.
"Iyaaa...nenekku sayang" jawab Vano sambil tersenyum.
*
*
*
Di ruang ganti
Shesa bingung memilih baju apa, dilihatnya semua baju modelnya sama.
"Ya ampun...kok bajunya lingerie semua" seru Shesa sambil melihat satu persatu lingerie yang sengaja disediakan nenek untuk Shesa,
Shesa sudah tahu jenis baju apa yg akan dipakainya, jadi dia memutuskan untuk tidak memakainya.
"Tidur pakai baju ginian, bisa-bisa masuk angin nanti" serunya sambil menaikkan alisnya. Kemudian Shesa membuka lemari baju milik Vano, sempat menggigit satu jarinya sembari berfikir baju apa yang sekiranya tidak membuatnya masuk angin.
Akhirnya ia menemukan kemeja warna putih yang ukurannya cukup besar untuk ukuran wanita, setidaknya bisa menutupi bagian tubuhnya yang seksi. lantas Shesa kemudian memakainya
"Nah...ini lumayan" seru Shesa sambil berputar-putar didepan cermin.
*
*
*
Vano kembali masuk ke kamar, kemudian ia meletakkan kotak itu di atas nakas, dilihatnya segelas minuman berwarna kuning segar yang menggoda tenggorokannya yang terasa kering, di waktu yang bersamaan Shesa keluar dari ruang ganti baju.
Mereka berdua saling menatap malu, dengan apa yang sudah terjadi tadi, Shesa pura-pura bersikap cuek. Vano juga demikian, dengan basa basi Vano mengalihkan suasana
"Wow...ada minuman segar, punyamu?" Vano bertanya sambil mengangkat gelas berisi minuman berwarna kuning cerah itu.
"Iya itu minumanku" jawab Shesa datar
"Kelihatannya segar, boleh aku minum?" tanya Vano
Shesa langsung spontan menjawab
"Jangan diminum!"
Vano menoleh lantas meletakkan kembali gelas itu diatas nakas.
Sejenak Shesa teringat yang nenek katakan tadi, minuman itu memang khusus untuk wanita tapi Shesa fokus pada khasiatnya , yang bisa membuat suami lengket dan tak bisa jauh-jauh darinya. Daripada dirinya yang meminum ramuan itu, lebih baik Vano saja yang meminum, fikirnya.
"Emmm...Kamu minum saja, tidak apa-apa kok, nanti aku bisa ambil lagi, minum...minum saja...nggak apa-apa" sahut Shesa mempersilakan Vano untuk segera meminumnya.
Tanpa pikir panjang Vano langsung meneguk nya sampai habis.
Shesa tertawa kecil sambil menutup mulutnya dengan satu tangan.
"Aahhhh...kok rasanya gini amat ya, minuman apa sih ini?" tanya Vano sambil menggerak-gerakkan lidahnya.
"Aahhh...itu minuman kesehatan, setelah minum itu, badanmu pasti akan terasa lebih fresh" seru Shesa meyakinkan.
Vano menatap Shesa dari ujung rambut sampai ujung kaki
"Kamu lihat apa? ada yg salah?" tanya Shesa
"Eh...ngapain pakai bajuku, nggak ada baju lain apa?" tanya Vano heran.
Shesa memperhatikan penampilannya sendiri.
"Aduuuhh....dengar ya didalam nggak ada baju cewek, yang ada cuma lingerie doang" jawab Shesa
"Lingerie? Apa itu?" tanya Vano penasaran
"Sini aku lihatin" Seru Shesa sambil menggandeng Vano menunjukkan lingerie yang dimaksud.
"Coba deh lihat, masa iya aku pakai ginian sih, kalau aku masuk angin bagaimana?" seru Shesa menunjukkan satu lingerie yang dipegangnya pada Vano.
Vano tersenyum jenaka, melihat tingkah isterinya yg begitu lugu.
"Sepertinya baju itu bagus jika kamu yang pakai" sahut Vano sambil menyilangkan tangannya.
Shesa menoleh Vano dan mengernyitkan dahinya.
"Aku...? Pakai baju ini? Ogah...Aku mau pakai baju kayak ginian tuh kalau lagi sendiri ajah, kalau sampai dilihat orang lain, aku nggak mau." seru Shesa sambil meletakkan lingerie itu kembali
"Kalau aku yang lihat, apa juga tidak boleh?Aku kan sudah menjadi suamimu sekarang, hmm" goda Vano sambil melirik isteri yang baru tadi siang dinikahinya itu.
Shesa menatap tajam ke arah Vano,
"Tidak boleh" jawab Shesa singkat
"Tidak boleh? Bukankah tadi kamu sudah memperlihatkannya kepadaku?" seru Vano mengingatkan kejadian tadi.
"Ee...ee...itu ..itu tadi tidak disengaja, kupikir kamu sudah keluar dari kamar ini, ternyata masih didalam" jawab Shesa tertunduk malu.
Shesa langsung keluar dari ruang ganti, meninggalkan Vano sendirian. Vano memegang salah satu lingerie itu.
"Suatu saat, kamu akan memakai ini untukku" gumam Vano sembari tersenyum simpul.
*
*
*
Shesa segera naik ke atas ranjang dan pura-pura tidur, ia menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut hingga yang terlihat cuma kepalanya saja.
Vano keluar dari ruang ganti, dan melihat Shesa tidur diatas ranjang.
"Aku tahu kamu belum tidur, tadi ada sebuah kotak dari nenek yang diberikan padamu, aku taruh diatas nakas, aku mandi dulu!" seru Vano
Vano kemudian masuk ke kamar mandi.
Setelah beberapa saat, Shesa membuka selimutnya, ia mendengar Vano sedang mandi, kemudian ia mengambil kotak kecil di atas nakas.
"Apa ini?" Shesa membuka kotak kecil dengan hiasan ukiran cantik.
Kotak itu terbuka, alangkah terkejutnya, ia mendapati sebuah cincin putih bertatahkan berlian 18 karat.
"Wahhh...cantik sekali cincin ini" seru Shesa sambil melihat-lihat betapa cantiknya cincin itu.
"Ini pasti bukan cincin sembarangan, biar aku simpan saja" Gumam Shesa sembari memperhatikan kilau berlian yg menghiasi cincin itu. Setelah beberapa saat Vano selesai mandi dan keluar dari kamar mandi.
Shesa lantas menaruh kotak cincin itu di atas nakas, dan mulai pura-pura tidur lagi sambil menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.
Vano telah keluar dari kamar mandi, ia melihat Shesa terlihat pura-pura tidur, Shesa melirik Vano sekilas, tiba-tiba suara bariton Vano mengejutkan Shesa yg sedang pura-pura tidur.
"Kau sudah melihat kotaknya" seru Vano
"Itu cincin warisan turun temurun, nenek sengaja memberikannya untukmu" sambung Vano
Shesa masih terdiam mendengarkan Vano bicara.
"Nenek ingin kamu memakainya, kamu dengar aku tidak?" sahut Vano sembari menoleh ke arah Shesa.
"Aduuuuhhhh...mampus" gumam Shesa dibalik selimut.
Vano mendekati Shesa, kemudian tatapannya mengarah pada kotak kecil diatas nakas itu, Vano mengambilnya kemudian membuka kotak itu.
Vano melihat cincin itu masih di dalam kotak, lantas ia mengambil cincin itu, tiba-tiba Vano membuka selimut yang menutupi seluruh tubuh Shesa.
"set"
"Aaaaaaaaa......"
Shesa terperanjat dan langsung menutup matanya.
"Aaaaaaa... pakai bajumu dulu!" seru Shesa yang tak sengaja melihat kegagahan tubuh Vano.
Vano melihat dirinya yang hanya memakai handuk yang dililitkan di perutnya, badan Vano yang tampak berotot itu terlihat dengan gamblang.
Vano tersenyum lantas menarik tangan Shesa.
"Aaa...kamu mau apa?" seru Shesa gugup saat tangan kirinya ditarik begitu saja oleh suaminya.
BERSAMBUNG
💓💓💓💓💓💓
...Aduh ser-seran nggak sih bestie 🤭...