Kisah seorang gadis muda nan lugu yang berprofesi sebagai guru TK ditakdirkan bertemu dengan seorang duda beranak satu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizbethsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Putus
"Jadi?" Keswari melipat tangan dan melempar sorot mata mematikannya ke Nathan.
"Ini surat perjanjian kita dulu, aku robek" Nathan merobek surat perjanjian dia dan Keswari di depannya Keswari.
Keswari menggebrak meja, "kau! dasar brengsek! kau sudah mendapatkan kesucianku dan ini balasanmu?"
Nathan menyeringai dan saat itu dia merasa bodoh karena, pernah tergila-gila dengan Keswari. Nathan menatap Keswari bukan lagi dengan tatapan memuja namun, tatapannya berubah menjadi tatapan sinis dan jijik. Kemudian Nathan berkata, "bukankah aku sudah memberimu mobil keluaran terbaru, apartemen di Italy, dan aku sudah memberimu kartu sakti unlimited, kiriman uang cash yang tidak sedikit, apa itu kurang?"
"Tentu saja itu kurang karena, aku menginginkan status. Aku ingin menjadi istri kamu. Bukankan laki-laki yang sudah membuka segel seorang wanita maka dia berkewajiban untuk menikahinya?" Keswari berkata dengan berapi-api.
"Kenapa kau tidak minta pertanggungjawaban dari Duta pacar kamu yang sah? aku kan cuma selingan untukmu, aku hanyalah ATM berjalan buat kamu, kan?"
Keswari membeliakkan kedua matanya dan dengan segera mencoba utuk mengelak, "aku sudah putus dengan Duta"
"Benarkah? lalu foto model yang bernama Marcel, yang bekerja dengan kamu apa kabarnya? aku dengar uangku kamu pakai untuk membelikannya sebuah gitar klasik dan........."
"Cukup! jangan fitnah aku lagi. Aku tidak kenal siapa Marcel?" tanpa bisa Keswari hindari, keringat dingin mulai mengalir di pelipisnya.
Nathan tertawa kesal ke Keswari karena, Keswari masih saja mengelak lalu dia berkata, "kalau Jacob? kau tidak kenal juga?"
"Kau!" Keswari mendelik ke Nathan. Keswari sungguh tidak menyangka kalau Nathan mengetahui soal Duta, Marcel, dan Jacob.
"Apa? masih mau mengelak?"
"Aku memang tidak kenal dengan mereka semua, dasar brengsek! kenapa kau terus menyudutkan aku, hah?!" pekik Keswari dengan suara bergetar.
Nathan membuka amplop berikutnya dan melempar foto-foto kebersamaan Keswari dengan laki-laki lain, di atas meja. "tidak kenal tapi kamu bisa berciuman dengan mereka?"
Keswari memungut semua foto yang tersebar di atas meja dengan tangan gemetar. Wanita cantik nan seksi itu kemudian menatap Nathan dalam diam.
"Diam kau sekarang? cih! aku nggak akan pernah menikah dengan wanita murahan seperti kamu, jangan pernah menemuiku lagi! kartu sakti unlimited yang ada di kamu sudah aku blokir. Tapi jangan khawatir, aku tidak meminta balik mobil dan uang cash yang sudah aku kasih ke kamu, anggap saja itu bayaran untuk segel yang telah aku buka" Nathan kemudian bangkit dan pergi meninggalkan Keswari begitu saja.
Keswari bergegas bangkit dan mengejar Nathan. Keswari tidak ingin kehilangan kesempatan menjadi nyonya besar keluarga Rajaswa. Wanita yang berprofesi sebagai model itu memeluk Nathan dari belakang dan menangis terisak sambil berkata, "maafkan aku! semua cowok di foto ini hanyalah selingan karena, aku kesepian di sana. Aku sudah tidak berhubungan lagi dengan mereka semua"
Nathan melepas tangannya Keswari yang melingkar cantik di pinggangnya kemudian berkata dengan tetap memunggungi Keswari, "aku sudah menikah dan aku mulai mencintai istriku. Aku tidak ingin lagi bertemu denganmu untuk selamanya"
"Tidak! jangan pergi! aku mencintaimu Nathan! hanya mencintaimu" Keswari hendak memeluk Nathan kembali namun, dua orang satpam segera menariknya untuk menjauh dari Nathan.
"Lepaskan aku! aku kekasihnya Nathan Rajaswa dan seorang model terkenal, berani benar kalian memegang tanganku" Keswari melotot ke kedua satpam yang menariknya keluar dari dalam restoran tersebut.
Nathan menuju ke mejanya Arga dan Dion. Nathan mencium pucuk kepalanya Arga lalu menggendongnya, "kita pulang yuk!"
Dion kemudian bangkit dan mengikuti langkah tuannya.
"Pa? kenapa Tante tadi memeluk papa dan menangis?" tanya Arga saat mereka sudah masuk ke dalam mobil.
"Umm, itu, emm.......Om Dion yang tahu jawabannya, heeeee" Nathan meringis ke Arga.
"Lho kok saya lagi sih, tuan?" sahut Dion sambil terus fokus meluncurkan mobil di jalan raya.
"Iya kok om Dion? om Dion kan tadi sama Arga terus?"
Nathan menggaruk kepalanya dan Dion tersenyum, "tuan muda itu cerdas, tuan jadi jangan ngeles, heeeeee"
Nathan hendak mengumpat ke Dion tapi dia tahan karena, ada Arga. Nathan hanya bisa menghela napas kemudian berucap, "Tante tadi membohongi papa dan papa paling tidak suka dengan orang yang suka bohong. Terus, papa bilang kalau papa nggak mau berteman lagi dengannya tapi Tante tadi masih mau berteman dengan papa jadilah dia menangis tadi. Dia nggak ingin papa pergi"
"Oh. Kenapa papa salah memilih teman?Arga lihat dari awal kalau Tante tadi memang nggak bisa dipercaya. Arga nggak mau kalau disuruh berteman dengannya" ucap Arga dengan kepolosannya.
Dion mengulum bibir menahan tawa dan Nathan yang duduk di jok sebelahnya sambil memangku Arga segera menoleh ke Dion dan berkata, "satu kali tawa, aku potong bonus kamu, dua kali tawa aku potong insentif kamu"
Dion langsung mengerucutkan bibirnya dan berkata, "saya nggak tertawa kok, saya cuma senam mulut tadi karena, capek seharian meeting bicara terus, hehehehe"
"Bagus! lanjutkan!"
"Apanya tuan? senam mulutnya?" tanya Dion sambil melirik ke tuan besarnya.
"Lanjutkan mengerucutkan bibir kamu dan jangan senam mulut lagi! risih aku lihatnya dan senam mulut kamu tuh mencurigakan, nggak suka aku" ucap Nathan.
"Iya tuan. Baik" sahut Dion sambil mengerucutkan kembali bibirnya.
Arga tertawa melihat Dion lalu berkata, "om udah jangan merengut lagi. Om lucu kalau kayak gitu, mirip ikan Koi, hehehehe"
Dion menoleh sekilas ke Arga dan tertawa, "hehehehe, seksi dong bibir om kalau kayak ikan Koi?"
Arga menghentikan tawanya lalu bertanya, "Pa, apa itu seksi?"
"Dion!" Nathan menggeram ke Dion.
Dion dengan sigap menjawab, "seksi itu gemuk berisi, tuan muda Arga yang cerdas"
"Oh. Kalau begitu, kucingnya Cici seksi dong. Bu guru May, juga seksi karena, gemuk" sahut Arga dengan kepolosannya.
"Dion!" Nathan kembali menggeram.
"Hahahahaha, iya seperti itulah adanya, hahahaha. Jempol buat tuan muda Arga" sahut Dion dengan santainya.
"Huufftttt!" Nathan menghela napas panjang menahan rasa jengkelnya akan semua jawaban asal yang Dion berikan kepada Arga.
"Pa! kita nanti harus jawab apa ke ibu dan nenek?" tanya Arga dengan tiba-tiba saat mereka mulai memasuki istananya Rajaswa.
"Jawab apa?" Nathan balik bertanya ke Arga.
"Ibu dan nenek pasti nanya, sakit kok jalan-jalan keluar terus pergi ke mana? kok Arga diajak keluar? nah, kita mesti jawab apa dong?"
"Dion!" Nathan kembali menggeram ke Dion.
"Huuuffttt! jawab aja beli obat dan ketemu dengan teman lama pas maka. bareng tuan muda Arga. Memang gitu kan ceritanya jadi kita tidak bohong kan tuan muda Arga?" Dion mengelus pipinya Arga sambil tersenyum lebar.
"Obatnya mana? memangnya kita beli obat tadi?" tanya Arga.
"Nih! om Dion yang belikan karena, kata bosnya om Dion, tuan muda Arga keburu lapar tadi" ucap Dion.
Arga tersenyum lebar ke Dion kemudian berkata, "terima kasih Om, udah belikan obat buat papa"
"Sama-sama tuan muda Arga yang cakep, cerdas, dan super jenius, hehehehe" Dion mengusap penuh kasih sayang rambutnya Arga .
Nathan mengacungkan jempol ke Dion lalu melepas sabuk pengamannya. Nathan kemudian mengajak Arga turun dari dalam mobil.
Sesampainya di dalam rumah, benar apa yang dikatakan oleh Arga. Nenek Anjani bertanya, "sakit kok keluar? ajak Arga pula? dari mana?"
Arga yang merasa yakin kalau mereka tidak berbohong, membantu papanya menjawab pertanyaan nenek Anjani, "kita makan malam Nek, Arga lapar dan papa ingin beli obat, lalu ketemu dengan temannya papa jadinya lama deh"
"Nah, itu sudah dijawab Arga, Nek" Nathan meringis ke neneknya.
"Arga naik dulu gih, dicari ibu tuh" ucap nenek Anjani.
Arga segera berlari menuju ke lift dan naik ke lantai empat untuk menemui ibu kesayangannya, ibu Kenes.
Nenek Anjani melipat tangan dan menatap tajam ke Nathan, "Teman? wanita apa pria?"
Dion segera melangkah lebar menuju ke dapur untuk menaruh obat yang dia beli untuk Nathan sebelum Nathan berhasil mencekal lengannya. Dion nggak ingin terseret ke dalam sesi interogasinya nenek Anjani yang terkenal tajam setajam belati.
"Itu, emm......cewek, Nek" ucap Nathan.
"Apa Keswari?" tanya nenek Anjani.
"Kok nenek tahu?"
"Nenek kamu bukan orang bodoh. Apa yang kamu lakukan dengan Keswari? dan kamu ajak Arga?"
"Aku sengaja ajak Arga untuk tahu reaksinya Keswari saat dia tahu aku adalah duda beranak satu"
"Lalu?" nenek Anjani masih berdiri di depannya Nathan sambil melipat tangan.
"Keswari tidak mau menerima Arga aku langsung memutuskannya. Dia juga bukan wanita yang baik, dia gonta-ganti cowok di Italy, cih! aku menyesal terpikat dengannya"
"Apa itu benar? kau udah putus dengan Keswari?"
"Benar Nek. Nenek bisa tanya ke Arga, Dion,atau tanya langsung ke Keswari kalau nenek nggak percaya sama aku"
"Baiklah nenek percaya sama kamu. Bagus! nenek bangga sama kamu. Sekarang naiklah! temui istri dan anak kamu"
Nathan tersenyum lebar, mencium pipi neneknya kemudian berlari kecil masuk ke dalam lift menuju ke lantai empat untuk menemui istri dan anaknya.
Mampir juga dong di novel aku
"Pernikahan impian"
Makasih
salam dari Sekretaris Pilihan Milik Ceo Tampan
ditunggu feedbacknya 👋
salam dari Sekretaris Pilihan Milik Ceo Tampan
Sehat, bahagia & semakin sukses ya 🥰
Semangaaaatt ⭐❤️❤️❤️❤️❤️⭐
Sehat, bahagia & sukses selalu ya 🥰
Semangaaaatt ⭐❤️⭐❤️⭐❤️⭐