NovelToon NovelToon
Be Mine

Be Mine

Status: sedang berlangsung
Genre:Bad Boy / Perjodohan / Bad girl / Idola sekolah
Popularitas:829
Nilai: 5
Nama Author: Mellmei

Kebahagiaan dan kehidupan damai yang diharapkan raisa, cewek keras kepala, dan galak, tiba tiba sirna, ketika ia dipertemukan dengan seseorang yang menurutnya menyebalkan, dan selalu membuat emosinya naik setiap saat.



Banyaknya lika liku kehidupan yang menumbuhkan benih cinta, terpaksa membuat raisa membuka kembali lembaran dimasa lalunya, dan, mencari siapa sebenarnya seseorang yang menjadi pahlawan kecilnya.


akankah raisa menemukan siapa pahlawan kecilnya?

atau ia harus melupakan dan mencari hati yang lain untuk berubah

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mellmei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kupu-kupu terasa menari-nari didalam perutnya, entah karena alasan apa.

22

Raisa masuk kedalam mansion diikuti ke empat cowok dibelakangnya, mereka memilih pulang bersama, raisa membeku ditempat, keempat cowok itu melongo karena raisa tiba-tiba berhenti, mata raisa memicing kearah sofa

"bunda" gumam raisa tanpa sadar

Fanny menoleh kearah raisa, wanita itu tersenyum dan menghampiri raisa, memeluknya dengan erat menyalurkan rasa rindunya pada cewek itu, raisa tersenyum membalas pelukan hangat fanny

"bunda kangen banget sama kamu"

"raisa juga kangen bunda"

cewek itu melepas pelukannya, andika dan reza saling pandang, keduanya kebingungan, mendengar raisa memanggil fanny dengan sebutan bunda, apakah raisa adalah saudara mereka? andika berfikir memutar otak memikirkan kebenaran ini, andika berharap semoga fikiran itu tidak benar.

"bunda, reza juga mau dipeluk"

"dika juga mau bunda, anaknya disini lho, kok malah meluk orang lain sih" rengek andika dan reza bergantian, kedua cowok itu sudah merentangkan tangan, berharap fanny akan memeluk mereka berdua, tetapi fanny malah tidak menghiraukan mereka, wanita itu menarik raisa lembut agar duduk disofa.

Andika dan reza saling pandang, bingung, lain hal nya dengan revan dan kelvin, kedua cowok itu terkikik geli melihat tingkah laku 2 orang didepannya.

"cup cup cup, kecian banget si anak bunda dicuekin" goda kelvin

"sini sayang, ulu ulu bunda peyuk" sambung revan ikut menggoda, mereka berdua saling pandang menahan tawa, andika dan reza menatap mereka dengan tatapan tajam bak elang yang akan memakan mangsanya, andika dan reza menarik telinga kelvin dan revan bersamaan.

"adawww dawww, sakit za"

"aduh, awww sakit ka" kelvin dan revan mengadu kesakitan, namun tidak dihiraukan oleh mereka berdua, andika dan reza menyeret revan dan kelvin menuju lantai dua, namun langkah mereka terhenti oleh suara bariton yang menginterupsi.

"andika, reza, ayah dicuekin nih?" rajuk reyhan, lelaki itu memajukan bibir dan melipat kedua tangan didepan dada, andika dan reza terkekeh melihat kelakuan reyhan, andika dan reza bahkan sudah melupakan keberadaan kelvin dan revan yang sudah kabur entah kemana sekarang.

"ayah" panggil mereka berdua kompak, bukan hanya kedua orang tua mereka yang berada disana melainkan orang tua dan kakek raisa berada disana.

Andika dan reza menghampiri reyhan lalu mencium punggung tangan reyhan bergantian.

"duduk sini sama ayah" ucap reyhan dengan tegas membuat andika dan reza menurut.

Raisa semakin bingung sekarang karena tidak menyangka bahwa fanny dan reyhan adalah orang tua cowok kembar itu.

"mom ini ada apa?" tanya raisa pada nadhira yang kini berada disampingnya, bukan menjawab, nadhira malah tersenyum melihat vernan, lelaki itu tersenyum menatap putri bungsunya.

"Princess, daddy boleh minta sesuatu gak sama princess? daddy nggak pernah minta sesuatu kan ya sama princess, jadi kali ini boleh gak daddy minta sesuatu?" tanya vernan dengan lembut, yah memang benar adanya, vernan tidak pernah meminta sesuatu pada erland dan raisa.

"daddy mau minta apa sama raisa?"

"tapi princessnya daddy janji bakal ngabulin permintaannya daddy?"

Raisa mengangguk mantap, vernan tersenyum melihat anggukan kepala putrinya, laki-laki itu melirik putranya, erland mengangguk setuju, vernan lagi-lagi tersenyum melihat tanggapan erland.

"daddy sama ayah reyhan dulu adalah teman baik, kami mempunyai janji___"

"janji apa dad?"

Reza yang sudah mengerti dengan arah pembicaraan ini langsung berdiri dengan tegap

"reza kekamar aja ya yah, reza ngantuk, gak mau ikut-ikutan" tanpa menunggu jawaban ayahnya, reza sudah buru-buru naik tangga, masuk kedalam kamar, ia menutup pintu pelan, tak lupa untuk menguncinya dari dalam.

Andika yang melihat tingkah saudaranya itu menggelengkan kepala, ia sendiri tidak mengerti dengan situasi saat ini, apakah kedua orang tuanya ingin menjelaskan bahwa raisa adalah saudaranya? ataukah ada hal lain? dan apakah reza sudah mengetahui maksud kedua orang tua mereka? cowok itu menggelengkan kepala, mencoba berfikir positif.

"bunda juga gak pernah minta sesuatu sama dika, kali ini bunda mau sesuatu dari dika"

"bunda mau minta apa dari dika?"

"kalian semua berbelit-belit" reyhan menyela, karena sudah tidak tahan melihat ini.

"ya namanya juga lagi usaha rey" balas vernan membela diri

"ayah sama daddy kok malah berantem sih" lerai raisa pada kedua orang tua didepannya ini.

Andika yang mendengar raisa memanggil reyhan dengan sebutan ayah menjadi semakin bingung dengan semua ini.

"daddy kamu gak mau ngalah ini"

"mana ada, ayah kamu yang gak mau ngalah"

"klo gak mau ngomong, lebih baik para ayah ini keluar, bertengkar aja sono dilapangan sekalian." fanny melerai karena sudah benar-benar tidak tahan, ia menunjuk pintu keluar mansion, vernan dan reyhan pun diam, bungkam.

"gini princess, princess mau kan tunangan sama anak ayah, andika revaldi barga?" ucap reyhan menirukan gaya bicara vernan.

Lelaki itu tidak melotot tidak percaya karena reyhan malah menirukan cara bicara nya, reyhan yang ditatap seperti itu malah tertawa dengan lepas tidak merasa salah sekalipun.

Raisa dan andika sama-sama bungkam, ruangan itu tiba-tiba menjadi hening, tidak ada yang berbicara.

Andika yang mendengar hal itu tentu saja sangat bahagia, namun yang membuat andika resah itu apakah raisa akan menerimanya? dan jika raisa mau, apakah cewek itu mempunyai perasaan untuknya? ia tidak mau egois, ia tidak ingin menerima perjodohan ini jika hanya karena terpaksa dan tidak ada rasa cinta diantara kedua belah pihak.

Berbeda halnya dengan raisa, kupu-kupu terasa menari-nari didalam perutnya, entah karena alasan apa ia ingin melompat-lompat kegirangan, namun ia memilih diam memasang wajah datar.

"princess mau kan ngabulin permintaannya daddy?" vernan memasang wajah memelas.

"kalau raisa kepaksa, dika gak mau nerima perjodohan ini ayah, lebih baik raisa sama reza aja daripada sama dika" potong andika dengan menghela nafas pelan

"jangan banyak ngomong, diem aja" tegas reyhan, membuat andika diam mengikuti perkataan ayahnya.

"gimana sayang, mau kan jadi anaknya bunda?" tanya fanny sambil mengelus rambut raisa dengan lembut

Raisa diam tidak menjawab pertanyaan dari fanny, ia menunduk menarik nafas dalam-dalam, semua orang kini sudah menatap raisa dengan was-was, menunggu jawaban cewek itu.

Raisa menganggukkan kepala menyetujuinya, ruangan itu yang awalnya hening sekarang sudah kembali ramai karena sorak gembira dan saling mengucapkan selamat satu sama lain.

Andika membeku, mengerjap beberapa kali tidak percaya dengan anggukan kepala cewek itu sebagai jawaban.

Erland mengeluarkan kotak beludru berwarna merah gelap dari saku celananya, lalu memberikannya pada andika.

"nih pasangin buat bini lo" erland berucap sambil mengedipkan sebelah matanya menggoda.

Andika tersenyum nervous, ia sudah berdiri dari duduknya, fanny dan nadhira mendorong raisa agar cewek itu ikut berdiri, andika mendekat pada raisa, cewek itu menunduk tidak berani menatap mata andika.

"kak raisa, cakra pulang" teriak cakra berlari masuk kedalam mansion, anak kecil itu berhenti melihat andika yang menggenggam tangan raisa dan memasangkan cincin yang berada dikotak beludru itu pada jari manis raisa, pipi cewek itu merah padam menahan malu, kini tiba gilirannya untuk memasangkan cincin dijari manis andika, semua orang yang berada disana bersorak gembira melihat cincin yang sudah dipakai oleh kedua pasangan itu.

Raisa menunduk menyembunyikan rona merah di pipinya, agar tidak dilihat orang.

Revan kelvin dan reza turun dari tangga menghampiri raisa dan andika

"cieee yang gak jomblo lagi" goda reza pada raisa, cewek itu tersenyum sebagai respond, cakra berjalan mendekat dan menarik ujung kaos yang reza pakai.

"kak reza, ini ada apa?" tanya cakra dengan wajah polos nya, reza berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan cakra, cowok itu berbisik ditelinga kanan cakra, mata cakra berbinar terang dan melompat kegirangan mendengar bisikan reza.

"berarti aku bakal jadi abang dong" seru cakra sangat gembira, raisa mengangkat satu alisnya mendengar perkataan cakra, cewek itu melotot pada reza, namun yang ditatap hanya menyengir kuda.

💫💫💫

Raisa berdiri di balkon kamar, pandangannya ke depan menatap kerlap kerlip bintang yang bertaburan di langit.

"Raisa"

Panggilan itu secara sepontan membuyarkan lamunannya, siska berjalan mendekat dengan sebuah kotak besar di tangannya.

"Kenapa mbak?"

"Nih ada titipan buat kamu" raisa pun menerima kotak itu dengan wajah bingung entah siapa yang telah memberikan kotak sebesar itu padanya.

"Dari siapa mbak"

"Ntar juga tahu, aku ke bawah dulu ya" raisa mengangguk sebagai jawaban, Ia pun duduk bersila di atas tempat tidur memandangi kotak besar di depannya.

Pelan-pelan raisa pun membuka kotak itu, namun ternyata di dalam kotak masih ada kotak, ia kembali membukanya, lagi dan lagi masih ada kotak, ia mengulanginya sampai beberapa kali dan isinya tetaplah sama, ia menghela nafasnya kasar.

"Siapa sih yang ngerjain gue" gumamnya kesal sendiri, raisa membuka kotak itu beberapa kali dan terus-menerus masih ada kotak lagi dan lagi yang harus ia buka, kotak yang awalnya besar kini sudah menyusut dan sekarang hanya sebesar tangannya, cewek itu kembali membuka kotak di tangannya dan ternyata kotak itu adalah kotak terakhir, ternyata isinya adalah sebuah kalung yang sangat indah, dan benar-benar sangat indah di matanya, sebuah senyum mengembang disudut bibirnya saat mengambil sebuah kertas yang berbentuk hati, ia membolak balikkan surat itu, menghela nafas pelan memulai membaca surat tersebut.

Cewek itu tersenyum, entahlah dia tidak tahu harus berkata apa, bolehkah raisa terbang untuk saat ini? ia tidak menyangka bahwa andika bisa semanis ini ☺, sebuah pertanyaan tiba-tiba muncul begitu saja difikirannya, sebenarnya siapa orang yang menjadi pahlawan masa kecilnya? ia tidak terlalu yakin bahwa orang yang menolongnya adalah reza, karena perasaan yang sama selalu muncul saat ia bersama andika bukan dengan reza.

"Mungkin gue harus cari tahu yang sebenarnya" batinnya berujar.

Raisa pun membaringkan tubuhnya mencari posisi yang nyaman ia menggenggam kalung pemberian andika, dan memejamkan matanya dengan senyuman yang mengembang di bibirnya

💫💫💫

1
danisya inlvr
Wajib lanjutin ceritanya thor!
Amellia: iya, semoga kalian suka ya
total 1 replies
Leblanc🌶️
Gila seru!
Amellia: oh thank you yaa sudah mau baca
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!