NovelToon NovelToon
Asmaraloka Gita Mandala

Asmaraloka Gita Mandala

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa / Dark Romance
Popularitas:7.9k
Nilai: 5
Nama Author: Komalasari

Mandala Buana seperti berada di dunia baru, setelah kehidupan lamanya dikubur dalam-dalam. Dia dipertemukan dengan gadis cantik bernama Gita, yang berusia jauh lebih muda dan terlihat sangat lugu.

Seiring berjalannya waktu, Mandala dan Gita akhirnya mengetahui kisah kelam masa lalu masing-masing.

Apakah itu akan berpengaruh pada kedekatan mereka? Terlebih karena Gita dihadapkan pada pilihan lain, yaitu pria tampan dan mapan bernama Wira Zaki Ismawan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Komalasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DUA PULUH DUA : TERLALU BERLEBIHAN

“Kenapa dengan bibirmu?” tanya Wira penasaran. Ditatapnya bibir Gita, yang dihiasi polesan lipstik warna merah.

Gita menggeleng, lalu tersenyum, mengesankan bahwa dirinya baik-baik saja.

“Apa bibirmu terluka? Saya tidak merasa menggigitnya.” Wira masih menatap penasaran.

“Tidak.” Gita kembali menggeleng. “Tidak apa-apa. Aku hanya … um … sariawan.” Setelah berkata demikian, dia langsung menghadapkan tubuh ke depan. Diraihnya minuman yang Wira sajikan, lalu diteguk sampai tersisa setengah.

Melihat bahasa tubuh Gita yang dirasa aneh, membuat rasa penasaran Wira kian besar. Namun, dia tak ingin memaksa gadis itu untuk bicara jujur.

Embusan napas pelan meluncur dari bibir Wira. Pengusaha tampan 40 tahun tersebut membuka kancing kemeja di pergelangan tangan, kemudian melipatnya hingga tiga per empat. “Bagaimana jika kita bermalam bersama di sini?”

“Maksud Mas Wira?” Gita menoleh, menatap tak mengerti.

“Saya sedang tidak ingin pulang ke rumah. Selain itu, saya juga butuh teman bicara.”

“Tapi, apakah Mas Wira sudah bicara dengan Pak Rais sebelumnya?” tanya Gita memastikan.

Wira kembali mengembuskan napas pelan. Kali ini terdengar cukup berat, seakan ada ganjalan yang menghimpit dadanya. Wira menyandarkan kepala ke sandaran kursi, dengan posisi wajah menengadah ke langit-langit ruangan. “Saya menawarkan sesuatu kepada Rais,” ucapnya, tanpa mengubah sikap duduk.

“Menawarkan apa?” Gita setengah menghadapkan tubuh kepada Wira, yang kali ini menatapnya penuh arti.

Senyum kalem terlukis di paras tampan Wira. Meskipun baru tiga kali bertemu dengan Gita, tetapi mereka seperti sudah saling mengenal sejak lama. Tak ada rasa canggung atau semacamnya.

“Mas membuatku penasaran,” ucap Gita lagi, berhubung Wira tak juga memberikan penjelasan.

Tak ada maksud hendak mengajak bermain-main. Namun, Wira juga tidak menyangka bahwa Gita akan begitu penasaran dengan dirinya. Pria yang selalu tampil rapi khas para eksekutif muda tersebut mengubah sikap duduk, jadi setengah menghadap kepada Gita. “Saya menginginkanmu,” ucapnya terdengar santai, tetapi serius.

“Menginginkan?” ulang Gita pelan. “Aku minta maaf karena belum bisa …. Aku juga tidak mengerti kenapa Mas Wira masih ingin bertemu denganku\, padahal ____”

“Sudah saya katakan tadi. Saya menginginkanmu.”

“Maaf, tapi … tapi aku tidak mengerti dengan maksud dari kata ‘menginginkan’.” Gita kembali menghadapkan tubuh ke depan. Perasaannya kali ini bukan hanya resah karena Mandala dan Rais, tetapi juga oleh ucapan Wira yang dinilai terlalu berlebihan.

“Biar saya perjelas, Gita.” Nada bicara Wira terdengar sangat tenang dan penuh wibawa. Memancarkan kharisma luar biasa, yang bisa membuat wanita manapun pasti terpesona. “Saya meminta kepada Rais, agar tidak memberikanmu pada pria lain. Cukup saya, Gita. Hanya untuk saya.”

“Jangan mengada-ada, Mas.” Gita langsung berdiri, lalu menjauh dari sofa. Dia berpindah ke dekat jendela kaca, berdiri di sana sambil menatap ke luar.

“Apanya yang mengada-ada?” Wira ikut berdiri, kemudian menghampiri Gita dan berdiri di dekatnya. “Saya yakin kamu ingin hidup normal seperti wanita lain, kan?”

“Ya, tapi ….” Gita menggeleng pelan, tak tahu harus berkata apa.

“Saya akan membawamu dari Rais. Berapapun harga yang pria itu pinta, pasti akan saya penuhi,” ucap Wira yakin.

Namun, rasa percaya diri Wira justru dibalas dengan tawa pelan oleh Gita. Gadis itu kembali menggeleng, diiringi tatapan ragu.

“Saya tidak main-main. Satu keputusan akan mengubah banyak hal. Saya sudah memikirkannya dari semenjak bertemu denganmu,” ucap Wira lagi, berusaha meyakinkan Gita yang justru makin terlihat ragu.

“Tidak akan semudah itu, Mas. Pak Rais pasti menolak.”

“Ya. Dia menolak. Namun, saya tidak ingin langsung menyerah. Orang tamak seperti Rais, tak akan tahan jika dihadapkan pada uang banyak. Kita lihat saja seberapa besar keteguhannya dalam mempertahankanmu.”

Lagi-lagi, Gita hanya menggeleng. Bukan karena tak percaya atau tidak mengerti. Namun, keyakinan untuk terbebas dari Rais sangat kecil, meskipun ada seorang Wira yang siap membantunya.

“Mas Wira tidak perlu melakukan apa pun demi wanita murahan sepertiku. Apa yang Mas harapkan? Aku sudah dinikmati banyak pria. Tak ada yang tersisa, bahkan untuk secuil harga diri. Aku hanya akan memberikan rasa malu dan penghinaan besar. Jadi, sebaiknya lupakan niat itu.”

“Bagaimana jika saya tidak mau?” tolak Wira.

“Mas belum mengenalku dengan baik,” ujar Gita, seraya menghadapkan tubuh kepada Wira.

“Kamu juga belum mengenal saya dengan baik,” balas Wira. Diraihnya tangan Gita, lalu digenggam erat. “Sudah lama saya tidak merasakan kenyamanan saat berdekatan dengan seorang wanita. Saya menikmati kebersamaan seperti ini dan berharap kamu selalu ada di kala saya membutuhkan seseorang untuk bicara.”

“Mas pikir aku dapat diandalkan? Aku tidak yakin bisa mengimbangimu. Aku bukan pengusaha, bukan orang terpelajar, bukan berasal dari kalangan atas.”

“Tapi, kamu mampu memberikan kenyamanan tersendiri bagi saya. Itu yang terpenting dari semua yang kamu katakan tadi.”

Gita tidak langsung menanggapi. Dia hanya menatap Wira dengan sorot tak dapat diartikan. Ada banyak pertanyaan yang berputar di benaknya. Namun, Gita sendiri tak bisa memahami apa yang jadi beban pikirannya saat ini.

Mandala? Ah, tidak. Dia tak memiliki hubungan apa-apa dengan pria itu. Cinta semalam yang pernah terjadi di antara keduanya, hanya merupakan selingan dari sekian banyak ketegangan dalam hidup gadis 23 tahun tersebut. Namun, apakah itu akan sangat berpengaruh?

Wira? Dia hanya pria kaya yang terlalu berlebihan. Mungkin karena bingung dalam menghabiskan uang atau apalah namanya. Namun, tak pantas juga dijadikan sebagai acuan perubahan masa depan yang lebih baik.

“Apa yang kamu pikirkan?” tanya Wira pelan, seraya mendekap erat Gita yang malam itu menemaninya tidur seranjang. “Saya kira kamu sudah tidur?”

Gita tersenyum kecil. “Aku seperti ingin ke kamar mandi, tapi tidak jadi,” jawabnya pelan. “Ini masih jam dua pagi. Sebaiknya, kita tidur lagi.”

“Ya. Terima kasih sudah bersedia menemani saya. Rasanya nyaman sekali bisa memelukmu seperti ini.” Wira mengeratkan dekapan, lalu kembali memejamkan mata.

Gita hanya menggumam pelan. Ini adalah pertama kali baginya, menemani seorang pria tanpa melakukan hubungan intim. Entah karena Wira bodoh, atau memang sepenuhnya mendapatkan kenyamanan bukan hanya dari aktivitas panas di ranjang.

Langit gelap telah sirna, berganti terang dengan cahaya mentari yang terasa hangat. Gita termenung sambil duduk di closet, memandangi sebungkus pembalut yang sengaja Wira belikan untuknya. Mau tak mau, dia tetap memasangkannya di pakaian dalam.

“Lama sekali,” ujar Wira, yang sabar menunggu sambil memainkan telepon genggam di kasur.

“Maaf.” Gita tersenyum, lalu merapikan diri di depan cermin.

“Saya pastikan kamu akan secepatnya pindah kemari,” ucap Wira, seraya memeluk mesra Gita dari belakang.

1
Yuyun Yuningsih Yuni
episode awal emg suka bnyk teka teki silang..

okelah...aq ikut aja thoor
Lusy Purnaningtyas
ga ada acara dobel up kak? 😊
Rahmawati
ayo mandala maafkan wira, mulai semua dari awal lagi
Rahmawati
semoga bisa saling memaafkan
Dwisya Aurizra
rasa benci Wira pada Mandala karena rasa iri sedang Mandala karena Iriana selingkuh dgn Wira, betul GK sih ceceu😂
ƙꪮꪑꪖꪶꪖకꪖꪹỉ: Mumun, Mak
total 1 replies
Rahmawati
mandala benci sm wira karna selingkuh sm istrinya dulu, apa mandala bisa maafin wira🤔
Mama Faiz👶
yah, seperti nya malam ini ga up ya thor
ƙꪮꪑꪖꪶꪖకꪖꪹỉ: Aamiin. Terima kasih, Kak🥰
total 3 replies
Najwa Aini
maraton baca mengejar ketertinggalan, sampai lupa komen
Najwa Aini
Karena sakit, aku sdah ketinggalan berapa bab ini??
ƙꪮꪑꪖꪶꪖకꪖꪹỉ: Sakit apa, Kak? Moga cepat sembuh, ya
total 1 replies
Titik pujiningdyah
takutnya ya diending ternyata gita dan mandala satu ibu. awas aja ya kalau dibikin kayak bumi!!!!
ƙꪮꪑꪖꪶꪖకꪖꪹỉ: Satu ibu. Ibu Pertiwi
total 1 replies
Titik pujiningdyah
yakin cuma gitu doang?
Dwisya Aurizra
badai masa kecil saja bisa kalian lewati palagi sekarang
Dwisya Aurizra
ciuman aja kan atau ada yg lainnya greoe" dikit misal🤭
ƙꪮꪑꪖꪶꪖకꪖꪹỉ: Ya, Allah. Emak luar binasa
total 1 replies
Dwisya Aurizra
astaga 🤣🤣🤣
Rahmawati
setelah tahu masa lalu mandala dan Gita aku rasa kalian memang jodoh, dulu kalian anak anak yg tangguh, skrg kalian pasti bisa melewati cobaan yg lebih besar lagi
Rahmawati
lanjutttt
Lusy Purnaningtyas
positif vibes
Uchy Latupeirissa
Ceritanya real membuat tokoh2nya serasa hidup cara penyajian dan gaya bahasa yang digunakan mudah tetapi selalu ada pengalaman yg dapat diambil hikmahnya... keren bgt.
ƙꪮꪑꪖꪶꪖకꪖꪹỉ: Terima kasih atas dukungan dan ulasan positifnya, Kak🥰. Semoga sehat selalu
total 1 replies
Titik pujiningdyah
to the poin bngt git
Titik pujiningdyah
jalan aja lurus sampai ketemu pertigaan. nah itu belok kiri, Man. Setelah lima ratus meter, berhenti. Kamu sudah sampai di hotel bintang lima.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!