NovelToon NovelToon
Cek Khodam Online

Cek Khodam Online

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Mata Batin / Hantu
Popularitas:634
Nilai: 5
Nama Author: ef f

gara-gara nonton cek khodam online yang lagi viral membuat Deni tertarik untuk mengikutinya. Ia melakukan segala macam ritual untuk mendapatkan khodam nya. Bukannya berhasil Deni justru diikuti setan berdaster, tapi sayang wujudnya kurang keren

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ef f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27

"Jadi, apa yang bisa kami bantu Den?" Tanya Dimas memulai obrolan.

"Aku nggak minta kalian untuk melakukan apa-apa, aku cuma minta sama kalian untuk menjadi saksi mata. Karena aku yakin, nanti nya akan banyak tuduhan dari para warga."

"Memang nya rencana mu apa?" Tanya Dimas kembali.

"Aku ingin menemui Sukma, sejauh ini hanya itu petunjuk yang aku tahu."

"Lah, masa kita nggak di kasih tugas apa apa? Kasih kami tugas apa gitu kek?"

"Yaudah, aku minta tolong kalian untuk memutus aliran listrik yang ada di desa ini? Bisa?"

"Dih, buat apa? Kalau sampai ada orang yang tahu bisa habis kita di amuk warga."

"Udah, kalian ikut saja. Katanya mau bantu?"

Meski sedikit enggan, akhirnya Dimas dan Tegar menyanggupi permintaan Deni. Malam mulai beranjak larut, sementara mereka berdua memadamkan aliran listrik, Deni segera bergegas ke rumah Sukma.

Pintu utama lantas di ketuk, tak lupa Deni juga menyertakan salam, sampai akhirnya Ratih menyembul keluar.

"Eh Deni, ada apa?"

"Saya mau ketemu Sukma mbak, Sukma nya, belum tidur kan?"

"Belum, tapi dia lagi tantrum, dia marah karena nggak aku kasih izin keluar malam."

Ratih kemudian membimbing Deni masuk ke dalam rumah nya. Pria itu terkejut saat melihat kondisi rumah yang terlihat sangat berantakan. Segala macam perabotan rumah tidak berada pada tempat nya. Semua berserakan di atas lantai seakan rumah itu baru saja terjadi badai luar biasa.

"Ini semua perbuatan Sukma, Den. Dia kalau ngambeg begini." Ujar Ratih seakan mengetahui isi pikiran Deni.

"Namanya juga anak kecil mbak, saya waktu kecil juga susah di nasehatin."

"Tapi nggak sampai lempar barang sampai berantakan begini, kan?"

"Enggak sih, mbak sendiri kan tahu ibu saya galak nya kaya apa."

Deni sebenarnya ingin mencairkan suasana. Ia cukup mengerti betapa berat nya hari-hari yang harus di lewati Ratih untuk merawat Sukma.

Tak berselang lama, mereka tiba pun tiba di sebuah kamar tempat Sukma mengurung diri. Setelah mendapatkan izin, Deni lantas mengikis jarak menemui Sukma.

Melihat kedatangan Deni, Sukma segera bersembunyi di kolong ranjang. Gadis kecil itu nampak ketakutan, sehingga Deni perlu membujuk nya agar mau keluar.

"Sukma, mas Deni mau bicara sama Sukma bisa? Mas Deni janji nggak akan jahatin Sukma."

Anak itu tak menyahut, ia enggan keluar dari kolong ranjang meski Deni sudah mengeluarkan berbagai jurus rayuan. Sempat terbersit rasa putus asa, namun sepintas kemudian pesan yang di sampaikan Monik kembali meyakinkan diri nya.

'Jika kamuingin menyelamatkan pemuda itu, maka mintalah bantuan kepada Sukma. Dia satu-satu nya orang yang bisa berkomunikasi dengan mbok Yem."

Demikian pesan yang di sampaikan Monik kepada Deni. Sehingga ia memutuskan untuk kembali mencoba.

"Sukma anak cantik, mas Deni tahu Sukma sayang sama mbah Putri. Mas Deni juga percaya mbah putri selalu menjaga Sukma. Disini mas Deni cuma minta tolong supaya Sukma bilang sama mbah Putri agar melepaskan mas Ilham. Mas Deni yakin dia sudah menyesal. Dan setelah itu mas Deni berjanji, mas Deni tidak akan meminta tali yang mas Deni lihat tempo hari."

Janji yang di lontarkan Deni membuat Sukma lantas berkenan keluar dari tempat persembunyian. Namun gadis kecil itu tak beranjak sejengkal pun dari tempat nya. Ia hanya diam mematung seakan banyak keraguan yang ia rasakan.

"Sukma kenapa?" Tanya Deni sembari memangkas jarak lalu bersimpuh mensejajarkan tubuh.

"Kata embah, kakak itu nakal."

"Mas Deni tahu, embah masih marah dengan kakak itu. Tapi sejak kemarin orang tua kakak itu bersedih karena mencari keberadaan anak nya. Sama seperti ketika mainan Sukma hilang. Pasti Sukma sedih, kan?" Tanya Deni sehingga Sukma mengangguk dengan polos nya.

"Jadi, Sukma mau bantu kakak itu?" Sukma tak lantas menjawab, cukup lama ia terdiam, sampai akhirnya ia tiba-tiba berjalan keluar.

Di jalan menuju perbatasan desa, Tegar dan Dimas masih celingukan mencari celah aman. Entah kenapa nyali mereka menjadi ciut sebab takut tindakan nya ketahuan.

"Mana sih, Dim? Kata nya daya penghubung aliran listrik nya ada di sini?" Tanya Tegar kepada Dimas.

"Ya, mana aku tahu. Aku kan bukan orang sini."

Setelah mereka menemukan titik teraman, mereka segera melakukan eksekusi. Tegar melakukan sabotase sementara Dimas mengamati Situasi.

Listrik di desa malam itu mendadak padam. Seluruh rumah penduduk gelap total. Bersamaan dengan Sukma yang sudah tiba di depan rumah di susul Deni yang mengekor di belakang nya.

Deni tersenyum dalam hati, ia memuji dua sahabat nya yang berhasil menjalan kan tugas. Sehingga tugas selanjut nya, adalah menemukan keponakan nya pak Abdul melalui perantara Sukma.

Sukma masih bergeming, ia melempar pandangan jauh ke depan, menatap kosong penjuru tempat yang hitam pekat. Sampai akhirnya, sebuah tembang meluncur dari bibir gadis kecil itu.

Cublak-cublak suweng, suwenge teng gelender, mambu ketundung gudel, pak empo lirak lirik sopo ngguyu delikake sir-sir pong dele kopong, sir pong dele kopong.

Sukma melagukan tembang dolanan jawa itu sebanyak tiga kali, namun entah apa yang terjadi. Tiba-tiba udara di sekitar menjadi sangat dingin, angin turut berhembus dari berbagai sisi. Sementara Sinta yang memindai aktivitas itu dari kejauhan seakan turut tersihir.

Lagu dolanan tersebut mengingatkan ia sewaktu ia masih kecil, dimana mbok Yem duduk di depan teras dan melihat Ratih kecil sedang bermain. Suasana itu membuat ia kembali terhempas ke masa lalu di mana semua seakan berjalan baik-baik saja.

"S-simbok." Seketika dada Ratih berdebar-debar, ia seakan turut merasakan kehadiran seseorang yang sebelum nya pergi jauh meninggalkan dunia. Tapi sayang, Ratih tidak melihat siapapun di sana. Kecuali Sukma yang tiba-tiba tersenyum kecil kearah titik gelap didepan nya.

Tak ubah nya dengan Sinta, Deni pun juga merasakan firasat nya sama. Ia merasakan jika ada seseorang yang datang. Tapi dua bola matanya bertolak belakang. Yang ia pindai hanya gelap sejauh manik mata memandang..

Sesaat setelah nya, tangan Sukma terangkat, ia menunjuk ke suatu tempat yang mengarah ke pos Ronda, maka dengan cepat Deni segera melesat ke tempat tersebut, dengan harap Deni dapat menemukan keberadaan Ilham.

"Ilham!! Ham!!" Deni tanpa henti menyerukan nama itu seraya menyibak kegelapan menggunakan obor di genggaman tangan.

Ia tak menampik, perasaan nya mulai panik, ia khawatir jika upaya nya kali ini tidak berhasil. Sampai akhirnya ia mendapati gerakan asing di belakang pos ronda.

Dengan langkah hati-hati Deni mendekat, seiring dengan tubuh yang kembali di banjiri keringat. Namun ada sebuah dorongan yang terus memaksa diri nya untuk memastikan.

"Ilham"

1
Ikhsan Adriansya
lanjut kk
Ikhsan Adriansya
astoge/Joyful/
Ikhsan Adriansya
bagus
Slemkleseman
semoga menghibur
Slemkleseman: update tiap hari ya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!