NovelToon NovelToon
Langit Wonosobo

Langit Wonosobo

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Penyesalan Suami / Diam-Diam Cinta / Dark Romance / Romansa / Cintapertama
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: Restu Langit 2

Langit yang berwarna biru cerah tiba-tiba berubah menjadi mendung, seperti janji yang pernah terucap dengan penuh keyakinan, namun pada akhirnya berubah menjadi janji kosong yang tak pernah ditepati.

Awan hitam pekat seolah menyelimuti hati Arumni, membawa bayang-bayang kekecewaan dan kesedihan, ketika suaminya , Galih, ingkar pada janjinya sendiri. Namun perjalanan hidupnya yang tidak selalu terfokus pada masa lalu, dapat membawanya ke dalam hidup yang lebih baik.

Akankah Arumni menemukan sosok yang tepat sebagai pengganti Galih?

ikuti terus kisahnya! 😉😉


Mohon kesediaannya memberi dukungan dengan cara LIKE, KOMEN, VOTE, dan RATING ⭐⭐⭐⭐⭐ 🤗🤗 🙏🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Restu Langit 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mengenal istri ke dua Galih

 Setelah Galih berangkat Kerja, Mita mengambil ponsel, ada rasa ingin di hatinya menghubungi Arumni, untuk menanyakan kabar ibunya Galih yang sedang sakit. Namun Mita merasa takut jika niat baiknya tidak diterima ibu mertuanya. Belum lagi jika Galih tahu, pasti dia akan marah besar, terlebih akhir-akhir ini Galih sering kasar padanya.

  Karena bingung, Mita pun mengirim pesan pada Arumni, agar ibu mertuanya itu tidak tahu.

  "Apa kabar mbak? kata mas Galih, ibu sedang sakit, ya? sakit apa, dan gimana keadaannya sekarang?" isi pesan Mita melalui ponsel Arumni.

  Arumni tersenyum saat membuka pesan itu dihadapan ibu mertuanya.

  Bu Susi pun ikut tersenyum sambil memicingkan matanya, berharap Arumni membaca pesan dari Galih. "Dari Galih ya, Arumni?" tanya bu Susi penuh harap.

  "Bukan, bu!" jawabnya sambil menggelengkan kepala, namun bibirnya tersenyum lebar.

  Bu Susi tampak lebih segar siang itu, bahkan dokter sudah mengijinkan pulang malam nanti. Bu Susi membenarkan posisi duduknya. "Jadi dari siapa? mengapa kamu begitu bahagia?"

  "Dari istrinya mas Galih, bu. Dia bertanya tentang kabar ibu."

  Bu Susi memalingkan wajahnya, demi menyamarkan rasa sedih bercampur kecewa, akibat perilaku anak semata wayangnya.

  Arumni mengeser kursi mendekatkan tempat duduknya dari kasur ibu. "Kenapa, bu?" ucapnya sambil mengengam tangan ibu.

 "Bagaimana bisa kamu setegar ini, Arumni?" tanya ibu menahan isak tangis.

  Arumni kembali mengulas senyum. "Memangnya kenapa, bu? apa yang perlu aku perbuat? dalam hal ini tidak ada yang salah kok, bu. Hanya saja-"

  "Kamu terlalu baik, Arumni!" pangkas bu Susi.

  Hening!

 Arumni menunggu ibu menyeka air matanya, sebelum ia melanjutkan ucapannya. ia lantas mengulas senyum. "Mita juga wanita yang baik kok, bu! Dia merawat mas Galih dengan sangat baik, saat aku di sana juga dia sangat menghormati aku dan mas Galih."

  Bu Susi menghela napas. "Kalau dia wanita baik, kenapa dia mau menikah sama pria beristri?"

  "Ibu percaya takdir?" Arumni menatap wajah bu Susi. "Mungkin inilah takdir!"

  Bu Susi membelai puncak kepalanya, lalu memegangi kedua pipi Arumni. "Betapa baiknya hati mu, Arumni? bodohnya Galih menikahi wanita lain lagi." bisik bu Susi dalam hatinya.

  "Apa ibu ingin bicara dengan Mita?"

  Bu Susi menggelengkan kepalanya pelan.

  "Lihat bu!" Arumni memperlihatkan sebuah foto bayi berusia hampir dua bulan.

  "Galih?" ucap bu Susi setelah melihat foto tersebut. "Kapan foto Galih diambil? sepertinya ibu tidak ingat saat Galih memakai pakaian itu, Arumni!"

  Arumni tertawa kecil. "Bukan mas Galih, bu! ini foto Rama!"

  Bu Susi kembali dibuat bingung, pasalnya bu Susi belum pernah mempertanyakan tentang anak Galih. "Rama? siapa Rama?"

  "Rama itu anaknya mas Galih, bu! cucu ibu!"

  Bu Susi melelehkan butiran krisal, memandangi pantulan wajah Galih dalam layar ponsel Arumni. Namun bu Susi menyayangkan, kenapa Rama harus lahir dari rahim Mita, bukan Arumni.

  "Cobalah bicara padanya, ibu. Sekali.. saja! agar ibu bisa merasakan kebaikan dari istri kedua mas Galih. Mita juga pasti ingin bicara pada ibu." Arumni sedikit memaksa.

  "Tidak, Arumni. Ibu tidak memiliki keberanian. Ibu takut akan hilang kendali saat bicara, sehingga membuat hatinya terluka."

  Obrolan mereka terhenti, saat suara ketukan pintu terdengar. Arumni dan ibu menoleh cepat ke arah sumber suara.

  "Mohon maaf, apa aku mengganggu?" ucap seorang pria berseragam polisi lengkap.

  Manik hitam bu Susi membulat, ia merasakan tubuh gemetar, saat menatap seorang polisi menyambangi ruangannya.

  Untuk sesaat bibir Arumni terkunci rapat. Seperti bukan Adit yang ia kenal, dengan tubuh jangkung nan atletis, Adit tampak gagah memakai seragamnya.

  Adit mengembangkan senyum seraya melepas topi petnya. "Maaf mengejutkan kalian, aku masih bertugas jadi masih memakai seragam." ucapnya.

 "Tidak papa, mas! aku hanya sedikit terkejut, bagaimana bisa mas Komandan ke sini?" ucap Arumni.

  Bu Susi menoleh dengan cepat. "Kamu mengenalnya, Arumni?"

  "Iya, bu! ini mas Adit, salah satu pelanggan pak Beni." jawab Arumni. "Silahkan masuk, mas!"

  "Terimakasih, Arumni." ucapnya sambil bergerak memasuki ruang rawat bu Susi.

  Adit tidak hanya ingin mendekati Arumni, namun juga ingin mendekati keluarganya. Adit duduk di dekat bu Susi, yang ia sangka ibu kandung Arumni, bahkan Adit mencium tangan bu Susi sebagai bentuk penghormatan.

  "Maaf Arumni, aku tidak melihat mu di kedai pak Beni, jadi aku ke rumah mu semalam, ternyata lampu di rumah mu padam dan tetangga mu bilang kalau ibu dirawat di rumah sakit. Kebetulan aku sedang menangani sebuah kasus, jadi sekalian mampir. Ngak papa, kan?" kata Adit.

  Arumni hanya mengulas senyum, sambil mengeser layar ponselnya.

  "Ngak papa nak Adit, terimakasih ya sudah menjenguk ibu." saut bu Susi, karena Arumni terlalu dingin.

  Tidak lama, Galih pun memanggil dalam vidio call, karena ingin tahu kabar sang ibu.

  "Mas Galih menelpon, bu." kata Arumni.

  "Angkat lah Arumni, bilang sama Galih sambungkan dengan cucu ibu!" bu Susi mulai ingin tahu tentang Mita dan cucunya.

  Dengan senang hati, Arumni menyambungkan Video call Galih dan juga Mita. Adit merasa ingin tahu tentang keluarga Arumni lebih dekat lagi, ia pun masih menunggu di ruangan itu sambil berpura-pura memainkan ponselnya, dan yang sebenarnya Adit sedang menguping karena penasaran.

  "Mita?" Galih merasa terkejut, karena Mita masuk dalam panggilan mereka.

  "Tidak papa, Galih! Ibu yang meminta agar Arumni menyambungkannya."

  Senyum Galih melebar, Galih jadi merasa lega karena ibunya pelan-pelan akan menerima Mita. "Bagaimana kabar mu, bu? apa sudah lebih baik?" tanya Galih.

  "Sudah, Galih. Kata dokter malam ini ibu sudah boleh pulang." ibu menatap Mita dalam layar ponsel, ia tampak takut bertanya. "Di mana cucu, ibu? Arumni sudah menunjukkan foto anak kalian, benar-benar seperti kamu Galih. ibu jadi tidak sabar ingin melihatnya."

  "sepertinya ibu sedang bicara dengan Galih dan istrinya. tapi.. apa ibu belum pernah bertemu dengan anak mereka?" Adit hanya mengira-ngira, saat mendengar obrolan mereka.

  "Rama baru saja tidur, bu." ucap Mita agak takut.

  Bu Susi tersenyum. "Ibu baru melihat mu di layar ponsel ini, Mita, tapi ibu membenarkan kata Arumni."

  Mita hanya mengulas senyum, tanpa berani bersuara.

  "Arumni bilang, kamu orang baik, tadinya ibu tidak percaya, tapi setelah melihat mu ternyata benar. Tolong arahkan ponsel mu ke cucu ku!"

  Mita mengangguk sambil berjalan menuju kamar, ia mengaktifkan kamera belakang agar ibu mertua dapat melihat cucunya.

  "Galih junior! wajahnya benar-benar persis seperti kamu, Galih."

  Suasana menjadi haru untuk ibu, Mita, dan Galih. Arumni hanya tersenyum memandangi mereka.

  "Ehem!!" Deheman Adit membuyarkan semua.

  Bu Susi menoleh tiba-tiba.

  "Itu siapa, bu?" tanya Galih penasaran.

  "Sebentar, ya?" ucap ibu sambil menatap Adit.

   Tak enak jika terus berada di sana, Adit pun pamit. "Maaf, bu! saya masih tugas jadi saya pergi dulu, ya? semoga ibu cepat sembuh dan segera pulang." ucap Adit.

  "Iya, terimakasih ya, nak-"

  "Adit bu. Nama ku Adit!" Adit tersenyum sambil kembali mencium tangan bu Susi.

  "Oh, ya. Terimakasih ya, nak Adit. Arumni antar nak Adit sampai depan, ya!"

  Arumni tersenyum sambil mengangguk. "Baik bu!" patuhnya.

  "Tidak perlu bu, saya bisa send- tapi boleh juga lah!" kata Adit tiba-tiba berubah.

  Tadinya Adit tidak ingin merepotkan, namun kebersamaan dengan Arumni yang singkat, merupakan kesempatan untuk mendekatinya. Jadi, Adit tidak akan menyiakan kesempatan itu.

  Setelah mereka pergi, ibu kembali pada Galih dan Mita. Ibu sedang bahagia menatap wajah cucunya yang sangat mengemaskan. Namun Galih terlihat mengeratkan rahangnya.

  "Apa barusan seorang polisi, bu?" tanya Galih dengan wajah tegang.

  "Iya." jawab ibu dengan santai, karena sedang fokus menatap wajah cucunya yang tengah tertidur pulas.

  "Sudah ku duga!" tegas Galih dengan nada marah.

"Kenapa mas Galih terlihat tidak suka, ya?" Mita jadi bertanya pada dirinya sendiri.

...****************...

1
wonosobo duadua
Aku dukung karya ini bukan hanya karena aku orang Wonosobo, tapi juga karena ceritanya bagus, kalimat penulisannya mudah dimengerti. Sukses selalu buat authornya. Wonosobo ASRI pokokmen!🔥🔥🔥/Heart//Heart//Heart/
Restu Langit 2: Terimakasih banyak atas apresiasi anda terhadap karya saya. Saya sangat senang mengetahui bahwa anda menikmati membaca novel saya 🥰🙏
total 1 replies
Hanipah Fitri
akhirnya nya Arumi menyerah, dan kau galih terima lah Mita dgn suka cita walaupun hidup mu hampa.
Semoga Arumi menemukan kebahagiaan dgn pria lain.
Komandan sdh nunggu janda mu tu Arumi.
Hanipah Fitri
Arumi banyak mikir, coba kau pergi ke pengadilan agama dan tuntut untuk pisah dgn si Galih
karna alasan galih sdh menikah diam diam, kan beres
cica 45
Ceritanya makin seru dengan kehadiran seorang perwira polisi. sukses selalu buat authornya dari Wonosobo. Aku suka aku suka 🤩🤩🥳🥳💝💝💝💝💝 🌟🌟🌟🌟🌟
Restu Langit 2: Terimakasih atas apresiasi anda terhadap karya saya. mohon dukungannya ☺🙏
total 1 replies
kalea rizuky
dukung pebinor gass dit pepet teros abis ne jg janda kok dia
kalea rizuky
cpet cerai lah jangan bkin arumi oon
Hanipah Fitri
sabar ya Dit, ditunggu aja, nanti juga insyaallah Arumi jadi istrimu
Nurika Hikmawati: Halo sahabat pembaca,

Aku baru saja menulis novel terbaru. SIAPA AKU DI SISIMU?

Bercerita tentang seorang wanita yang baru terbangun dari koma, dan tiba-tiba sudah memiliki suami.

Mampir yuk, semoga sesuai dengan genre kamu.

Terima kasih 🙏🏻
total 1 replies
Hanipah Fitri
kapan Arumi nya ambil tindakan, Thor cerita mu bagus tapi Arumi nya sangat lemah
Restu Langit 2: Tunggu saat Galih mentransfer uang, Arumni akan meminta itu sebagai nafkah terakhir ☺
total 1 replies
Hanipah Fitri
Arumi kalau memang kamu sdh mati rasa dgn galih kenapa gak dilepas aja dari pada menggantung lama
Hanipah Fitri
nah ini mertua yg pengertian.
Hanipah Fitri
ayi Adit yg giat ya dekati Arumi
Hanipah Fitri
Mita suami mu itu serakah pingin memiliki kedua dua nys
Hanipah Fitri
makin rumit
Hanipah Fitri
kasihan ya, kenapa Arumi sabar banget
Hanipah Fitri
Ribet amat si loh Galih, katanya nikah dgn Mita karna terpaksa tapi malah berlanjut hingga hamil
Hanipah Fitri
si Galih cemburu, dasar laki laki egois
Hanipah Fitri
sepertinya Adit jodoh Arumi tuk kedepan nya
Hanipah Fitri
Adit sebaiknya kamu cari tau dulu ya siapa Arumi itu
Hanipah Fitri
wah si galih memang harus di jewer kupingnya ya, katanya mau menceraikan si Mita, tapi sempat sempat nya sambil nelpon Arumi malah di usap usap kepala si Mita, bilang aja Galih bahwa cinta mu sdh terbagi.
malah seperti nya kau lebih berat dgn Si Mita daripada dengan Arumi
Hanipah Fitri
Arumi tertutup amat sih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!