Felicia Darmaris. Gadis cantik dengan penuh energik dan juga ke gilaan nya yang selalu membuat semua orang menyukai dirinya, gadis muda berusia 15 tahun yang kini sedang mengenyam pendidikan pertama nya di SMA Dirga Pertiwi. Wajah ceria yang mampu membuat semua orang tersenyum dan tertawa itu menyimpan sebuah rasa sakit dan kehilangan yang mendalam di hidup nya. Kecerian nya hanya temeng untuk menutupi setiap luka dan rasa sakit yang dia rasakan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Faz16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dia Datang Mencari Ku?
Jam sudah menujukan pukul 03.45 pagi hujan turun semakin deras di sertai guntur yang saling menyambar. Argha baru saja tiba di perkemahan membuat beberapa orang terkejut dengan kedatangan nya, mereka merasa aneh kenapa Argha tiba-tiba kembali dengan keadaan hujan hujanan dan nampak begitu khawatir.
" Apa Fellicia sudah di temukan?. " Ucap Argha menghampiri Cantika yang duduk bersama dengan kedua temannya.
" Ah, ha.. belum.. belum kak, Fellicia belum ketemu kita menghentikan pencarian sembari menunggu hujan redan dan tim SAR datang. " Jelas Cantika yang nampak gugup.
Tanpa mempedulikan situasi Argha mengambil senter yang di pegang oleh Sherly dan langsung pergi, pak Budi berusaha menghentikan Argha mengingat hujan di sertai guntur bisa membuat nya celaka.
" Argha, jalanan curam dan licin bisa membahayakan mu a.. "
" Lebih bahaya lagi meninggalkan Fellicia sendiri di hutan tanpa orang lain di bawah hujan guntur dan tanpa penerangan?. " Argha langsung memotong pembicaraan pak Budi membuat nya terdiam dan langsung pergi.
Argha menerusi hutan perlahan dan beberapa kali hampir terjatuh karena tanah yang licin saat di pijak, Argha beberapa kali berteriak kencang memanggil nama Fellicia meski tidak ada sahutan dari gadis itu.
" Lo di mana Fell, gue harap lo baik baik aja. " Batin Argha terus menelusuri jalanan tanpa menghiraukan keadaannya yang basah kuyup berjam jam itu.
Sedangkan Miko dan Melatih sedangkan meluncur mengendari mobil menuju perkemahan. Raut khawatir nampak nyata dari wajah Melatih, bagaimana pun dia seorang ibu dan dia juga khawatir akan keadaan putrinya yang kini entah di mana.
" Ayo pa, lebih cepat mama khawatir keadaan Fellicia tidak baik. " Ucap Melati menyuruh Miko untuk lebih cepat mengendarai mobilnya.
" Sekarang kamu khawatir pada Fellicia, kemana saja kamu ma?. " Ucap Miko tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan dengan hujan yang menerpa nya.
Melati diam.
" Sudah lah aku tidak ingin bertengkar sekarang dan bertanya kenapa, yang penting kita selamat pada tujuan segera bisa mencari keberadaan Fellicia dan semoga anak kita baik baik saja. " Seru Miko.
Sudah hampir jam 4 pagi hujan belum juga reda dan semakin deras. Argha menemukan jejak kaki Fellicia membuat nya sedikit lega dan langsung mengikuti arah langkah itu.
" Fellicia.... " Pekik nya keras berharap gadis itu mendengar suaranya.
Fellicia yang sudah benar-benar mengigil terduduk lemas di bawa pohon besar menggengam erat kedua kaki nya mencari kehangatan, guntur berkilat dengan keras membuat nya langsung menutup kedua telinga nya. Air mata gadis itu mengalir deras bersama dengan air hujan yang turun.
Sedangkan Argha terus saja berjalan cepat sembari tangan nya berpegang erat pada pepohonan agar tidak tergelincir dan jatuh. Mata nya melihat keberadaan Fellicia yang menunduk di bawa pohon dan langsung menghampiri gadis itu.
" Fell, itu loo... " Seru Argha membuat gadis itu menggangkat kepalanya melihat siapa yang datang mencari nya itu.
" Kak Argha?. " Fellicia terkejut melihat keberadaan Argha yang basa kuyup mencari nya di tengah hutan lebat seorang diri, gadis itu berdiri sembari berpegang pada pohon dengan senyuman lebar akhirnya dia bisa di temukan.
" Kak Argha... " Pekik Fellicia yang langsung memeluk Argha dengan erat. Rasa takut nya kian hilang dia lega ada orang yang terpaksa mencari nya di tengah hujan guntur itu.
" Kamu gak papa?. " Ucap Argha yang tiba tiba berbicara lebih lembut dengan nada khawatir.
" Aku gak papa kok kak, cuman kedinginan aja. " Ucap Fellicia.
" Kita jalan pelan pelan kembali ke perkemahan, semoga akan baik baik aja ok. " Ucap Argha dan Fellicia hanya mengganguk mengikuti langkah Argha yang senang tiasa menggengam tangannya dengan erat.
Mereka berdua berjalan pelan mengikuti kembali jalan yang sudah di lalu untuk kembali ke perkemahan, tubuh mereka sudah membiru karena kedinginan dan mengigil. Sedangkan Fellicia sudah tidak sanggup lagi berjalan kakinya benar-benar lemas dan tubuh bergetar hebat.
" Fell, Fel... please kuat kita pasti keluar dari hutan ini. " Argha menahan tubuh mungil Fellicia yang luruh ke tanah.
" Dingin kak, kakiku kram gak bisa jalan lagi. " Ucap Fellicia merapatkan tubuh nya pada Argha yang khawatir.
Argha menggendong tubuh Fellicia dengan mudah membawa nya berjalan perlahan di gelapnya hutan, Argha mencari tempat yang lebih tinggi dan bisa sedikit berteduh. Sedangkan Fellicia benar-benar sudah menggigil dan sangat pucat.
" Bertahan sebentar kita cari tempat untuk berteduh. " Ucap Argha.
Di bawah pohon rindang yang besar terdapat akar pohon yang cukup untuk mereka berteduh, Argha meletakkan tubuh lemas Fellicia berlahan sembari menatap nya khawatir.
" Fellicia.. " Argha menyentuh pipi mulus Fellicia yang diam dan tetap mengigil. Argha melepaskan jaketnya memakainya pada tubuh Fellicia, jaket Argha yang tidak terlalu basah bisa sedikit menghangatkan tubuh gadis itu.
Mereka saling berpeluk mencari kehangatan di bawah guyuran hujan. Berada di dalam lingkup akar pohon itu membuat mereka sedikit lebih aman dari huja meski air hujan masih menetesi tubuh mereka.
Fellicia semakin mengeratkan tubuh nya pada Argha membuat pemuda itu semakin mengeratkan pelukan nya.
"Apa kita akan mati di sini?. " Ucap Fellicia mengangkat kepala nya melihat wajah Argha.
" Mati? " Argha nampak heran dengan ucapan Fellicia yang melantur.
" Kita di sini dengan hujan lebat dan guntur kak, bagimana jika tidak ada orang yang menemukan kita dan kita mati kedinginan?. " Cerca Fellicia dengan pikiran nya itu. Sedangkan Argha nampak tersenyum melihat tingkah konyol gadis itu, dia kini bisa mengoceh karena tubuh nya sudah lebih hangat.
" Dia terlihat semakin tampan dengan rambut basah dan tubuh basah, sedekat ini dengan kak Argha membuat jantung ku seperti hendak meloncat keluar. " Batin Fellicia menatap mata Argha yang biasanya tajam kini sedikit sendu.
Hembusan nafas Argha menerpa wajah Fellicia yang menatap nya tak berkedip, Argha menatap mata dan bibir pucat Fellicia. Mendekatkan perlahan bibir nya pada bibir Fellicia namun gadis itu menghindar kemudian sedikit melepaskan tubuh nya dari pelukan Argha.
Kecanggungan membuat mereka terdiam, Fellicia dengan pikiran nya dan Argha dengan pikiran nya sendiri.
" Makasih sudah mencariku kak, kalau gak ada kak Argha aku gak tau keadaan ku bagaimana sekarang. " Ucap Fellicia menatap Argha.
Entah sejak kapan mereka berbicara dengan sebutan Aku Kamu, tapi mereka nampak nyaman dengan pembicaraan mereka saat itu.
" Aku sendiri gk tau, kenapa tiba-tiba aku kesini nyari kamu Fellicia. Aku hanya khwatir saat tau kamu tersesat di hutan sendiri. " Gumam Argha pelan.
" Dia seperti bukan Argha yang biasanya, seperti orang lain tapi dia tetap Argha. " Batin Fellicia merasa aneh. Fellicia menyandarkan kepada nya di bahu Argha, hujan mulai reda meski masih ada sedikit guntur yang terdengar. Mereka larut dengan pikiran mereka sendiri dan tanpa sadar mata mereka mulai terpejam dan berkelana di alam mimpi.