NovelToon NovelToon
To Wheel And Deal

To Wheel And Deal

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Teen School/College / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Persahabatan
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author:

Amara Olivia Santoso, seorang mahasiswa Teknik Industri yang sedang berusaha mencari pijakan di tengah tekanan keluarga dan standar hidup di masyarakat. Kehidupannya yang stabil mulai bergejolak ketika ia terjebak dalam permainan seniornya Baskara Octoga.
Situasi semakin rumit ketika berbagai konflik terjadi disekitar mereka. Novel ini menceritakan tentang kisah cinta remaja, persahabatan dan kehidupan kampus.

Masa lalu

Baskara menguap pelan, entah sudah berapa kali ia mengusap wajah dan mengucek matanya yang berat karena mengantuk setelah perjalanan delapan jam dengan mobil ke kampung halamannya.

Tubuhnya lelah, namun ia kini hanya bisa duduk di pojok ruang tunggu rumah sakit yang terasa sempit dan dingin. Kursi besi yang berjajar panjang terasa sangat tidak ergonomis, membuatnya semakin lelah dan ingin pulang untuk terlelap di kasur empuknya.

“Ngantuk banget” Desisnya pelan.

Di lihatnya arloji di pergelangan tangannya, sudah hampir setengah jam ia menunggu. Namun Papa Alysa tidak kunjung datang. Ia urung untuk menghubunginya kembali, selain takut tidak sopan ia juga tidak ingin menggangu.

Ada banyak pertimbangan yang ia ambil, karena dia sudah bersama Amara, rasanya sangat tidak etis baginya untuk menyelam terlalu jauh ke kehidupan mantannya. Apalagi luka yang di buat Alysa cukup membuatnya trauma.

Kali ini, mata Baskara sudah hampir terpejam sepenuhmya. Ruang tunggu rumah sakit ini seperti membiusnya pelan. Aroma campuran antiseptik dan obat-obatan, ditambah udara sekitar yang dingin membuatnya ingin terlelap.

“Baskara” Lelaki paruh baya itu menepuk pundaknya pelan.

Dengan gelagapan, Baskara terbangun dengan mata yang sedikit memerah, “Om Amri” Sapanya masih gelagapan.

“Maaf yaa, tadi om baru baca pesanmu” Kata Amri yang kini duduk di kursi sebelah Baskara.

“Gapapa om, gimana keadaan Alysa?” Tanya Baskara.

Untuk beberapa saat Amri hanya terdiam, ia menatap langit-langit dengan lusuh. Lampu neon putih yang menggantung diatas, membuat bayangan wajahnya tampak pucat persis seperti vampire di serial twilight. Membuat Baskara sedikit ngeri dengan pertanyaan yang baru saja ia ucapkan.

“Maafin om yaa, kamu jadi harus capek-capek pulang kesini. Semalem om bingung banget, Alysa pergi dari rumah dan ngga ada yang tau dia ada di mana. Pikiran om udah buntu makanya hubungin kamu Bas” Kata Amri sembari mengucek matanya yang perih, entah karena terpapar sinar lampu neon atau menahan malu kepada Baskara.

“Ngga kok om, emang hari ini Baskara mau pulang, kan udah liburan semester” Jawab Baskara seadanya.

“Kok kamu bisa tau kalau Alysa pergi ke pantai?” Tanya Amri lagi, kali ini dengan wajah cukup antusias.

Baskara mengangguk pelan, “Dulu waktu masih sekolah, kalau lagi berantem Alysa pasti langsung ke pantai buat menyendiri sih om”.

Amri menghembuskan nafas lega, “Emang bener yaa, waktu ngga mungkin bisa bohong. Kalau udah lama bareng pasti udah bisa hafal semua kebiasaan dan sifat pasangan kita”.

Baskara tersenyum canggung, ingin sekali rasanya ia berlari keluar. Namun, sekali lagi karena rasa tidak enakannya membuatnya terjebak dalam situasi awkward ini.

“Kamu gimana kuliahnya? Lancar?” Tanya Amri mengalihkan topik pembicaraan.

“Alhamdulillah lancar om, besok udah mulai kerja praktek di daerah sini” Ucap Baskara.

“Wahhh, cepet yaaa. Kalo Radit abangmu?” Tanyanya lagi.

“Bang Radit lagi ngerjain tugas akhir sih om, jadi ini masih di Semarang ngga ikut pulang” Jawab Baskara.

“Keren yaa dua duanya engineer. Om malah yang ini pusing, takut banget kalo Alysa tiba-tiba mogok kuliah. Padahal udah mau semester enam kan ini?” Kata Amri.

“Emang Alysa kenapa sih om? Kok sampe mau mogok kuliah dan ini di rumah sakit?” Tanya Baskara.

Berulang kali Amri mengusap wajahnya yang lelah, “Semalem Alysa itu hampir bunuh diri Bas”.

“Hahh” Baskara ternganga tak percaya.

“Iyaaa, om juga heran. Anak om yang mati-matian pengen jadi dokter itu sekarang malah mau bunuh diri pekara urusan cowok. Jujur om malu cerita ini ke kamu Bas” Kata Amri.

Baskara mengernyitkan dahinya, “Ini soal pacar barunya Alysa ya om?” Tanya Baskara.

Amri menghembuskan nafasnya gusar, “Iyaa, setelah putus dari kamu, dia mulai pacaran sama Fabian temen seangkatannya di kedokteran. Tapi baru-baru ini ternyata Alysa baru tau kalo dia cuma selingkuhan pas pacar Fabian dari Jakarta dateng kesini”.

“Kok bisa sih om? Bukannya mereka udah lama ya pacarannya sekitar dua tahunkan?” Baskara semakin bingung.

“Sama kayak kalian, ternyata Fabian udah pacaran lama sama cewek itu. Dan saat mereka ngga sengaja ketemu terjadi perdebatan, si Fabian lebih memilih cewek itu dari pada Alysa di hadapan temen-temen kampusnya. Sebenernya Alysa udah dua hari lebih ngga keluar kamar, sampai kemarin sore tiba-tiba menghilang dan hampir bunuh diri di pantai. Untung kamu ngasih tau om, kalo telat sedikit udah ngga bisa ketolong lagi Alysa anak om” Kata Amri dengan serak yang tertahan di tenggorokan. Lelaki paruh baya itu, kini menangis di hadapan Baskara.

Baskara masih terdiam, ia berusaha mencerna apa yang sedang terjadi, ceritanya persis dengan apa yang pernah ia alami sekitar dua tahun lalu. Dulu, ia sama sakitnya saat di khianati Alysa namun bedanya ia masih waras.

“Udah om, pasti Alysa bisa melewati semuanya, dia anak yang kuat kok” Hibur Baskara sembari menepuk pelan pundak Amri.

“Jujur om malu banget, mengingat dulu kamu juga di perlakukan ngga adil sama anak om. Atas nama Alysa, om minta maaf ya Bas. Tolong bantu Alysa melewati semua ini” Pinta Amri lirih.

Baskara hanya tersenyum canggung, dia tahu pasti ujungnya akan berakhir seperti ini.

“Kamu udah sarapan belum? Ayo bareng om nyari sarapan dulu” Ajak Amri.

Baskara hampir mengiyakan sampai sebuah dering suara telefon terdengar di antara mereka.

“Amara” Batin Baskara saat melihat kontak di layar ponselnya.

“Maaf ya om sebentar” Ucap Baskara kikuk. Dengan ragu ia menggeser tombol berwarna hijau untuk menerima panggilannya.

“Hallo abang, aku udah sampai rumah. Kamu udah sampai rumah belum?” Kata Amara dari seberang sana.

“Hallo ra, udah sampai kota sih. Cuma belum pulang ke rumah, Ini mampir bentar” Jawab Baskara pelan.

“Kok tumben? Mau sarapan dulu yaa?” Tanya Amara.

“Iyaa nih, nanti aku telfon lagi kalo udah sampe rumah yaaa” Kata Baskara.

“Ahh yaudah deh, hati-hati di jalan yaaa. Love you” Ucap Amara.

Untuk seperkian detik, Baskara terdiam. Ia ragu untuk menjawab terlebih ada Papa Alysa yang duduk di sampingnya.

“Love you more” Jawab Baskara sebelum mematikan panggilannya. Lidahnya terasa kelu. Ada rasa tidak enak menyeruak di dadanya.

“Baskara udah punya pacar baru ya ternyata?” Tanya Amri.

“Iya om” Jawab Baskara.

“Wah siapa? Orang sini juga?” Tanyanya lagi.

Baskara tersenyum tipis dan menggeleng pelan, “Adik angkatan kuliah om”.

“Yahh begitulah, semua orang harus melanjutkan hidup. Tapi meskipun begitu, om boleh minta tolongkan? Jadi teman buat Alysa sampai dia pulih yaa?” Pinta Amri penuh dengan penekanan.

“Sebisa mungkin ya om, Cuma Baskara ngga bisa janji. Soalnya ada kerja praktek juga” Jawab Baskara.

Amri mengangguk pelan, ia berdiri dari duduknya, “Yuk kalau mau menengok Alysa” Ajaknya.

Baskara mengikuti Amri dari belakang, melewati kamar yang berjajar rapi dengan warna yang sedana sama.

Amri terhenti di salah satu ruangan dengan nomor 302. Namun saat tangannya meraih handle pintu, Baskara mencegahnya.

“Kayaknya Alysa sedang tidur om” Kata Baskara melihat dari kaca yang terpasang di tengah-tengah pintu.

“Iyaa, dia baru bisa tidur tadi jam empat” Kata Amri.

“Kayaknya besok-besok aja deh om. Takut kedatanganku mengganggu waktu tidurnya. Ini aku bawain makanan kesukaannya Alysa” Kata Baskara sembari menyerahkan makanan yang ada di dalam ranselnya.

“Makasih ya Bas, nanti om kasih ke Alysa pas dia udah bangun” Kata Amri sedikit kecewa.

“Baskara pamit dulu ya om” Kata Baskara yang kini meraih tangan kanan Amri untuk bersalaman pamit.

Gemuruh dalam hati Baskara bertengkar hebat. Ada dialog yang saling bertentangan di dalamnya. Tentang bagaimana ia harus mengambil sikap kedepan.

Ada perasaan puas tersendiri tentang kejadian yang menimpa Alysa, namun rasa ibanya pada mantan yang telah menemaninya selama lima tahun itu lebih besar meskipun kini ada hati Amara yang harus ia jaga.

1
Ritha Tyas
karyanya bagus banget
Chikita Yoppan: makasihh kakkkk ya Allah terharu banget🥺🥺
total 1 replies
Ranti Lestari
semangat kak. btw jgn lupa mampir ya kak🥰
Ranti Lestari: siapp kak🥰
total 3 replies
yourbee
amara kenapa suka senyum licik dah😭
Chikita Yoppan: Amara emg sedikit manipulatif kak heheh
total 1 replies
yourbee
Bahasanya bagus tapi agak bingung banyak tokohnya, btw semangat kak
Chikita Yoppan: makasih kak/Angry/
total 1 replies
cøøkie
Ngakak!
Maria Fernanda Gutierrez Zafra
Luar biasa thor, teruslah menulis 🎉
Chikita Yoppan: makasih kak🥺 mohon dukungannya yaaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!