NovelToon NovelToon
Istri Yang Dicampakkan Bangkit Untuk Balas Dendam

Istri Yang Dicampakkan Bangkit Untuk Balas Dendam

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Janda / Selingkuh / Percintaan Konglomerat / Identitas Tersembunyi / Roman-Angst Mafia
Popularitas:34.8k
Nilai: 5
Nama Author: Aisyah Alfatih

Tiga tahun Arunika rela menjadi istri yang sempurna. Ia bekerja keras, mengorbankan harga diri, bahkan menahan hinaan dari ibu mertua demi menyelamatkan perusahaan suaminya. Namun di hari ulang tahun pernikahan mereka, ia justru dipaksa menyaksikan pengkhianatan paling kejam, suami yang ia cintai berselingkuh dengan sahabatnya sendiri.

Diusir tanpa belas kasihan, Arunika hancur. Hingga sosok dari masa lalunya muncul, Rafael, pria yang dulu pernah dijodohkan dengannya seorang mafia yang berdarah dingin namun setia. Akankah, Rafael datang dengan hati yang sama, atau tersimpan dendam karena pernah ditinggalkan di masa lalu?

Arunika menyeka air mata yang mengalir sendu di pipinya sembari berkata, "Rafael, aku tahu kamu adalah pria yang kejam, pria tanpa belas kasihan, maka dari itu ajari aku untuk bisa seperti kamu!" tatapannya tajam penuh tekad dan dendam yang membara di dalam hatinya, Rafael tersenyum simpul dan penuh makna, sembari membelai pipi Arunika yang basah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Alfatih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26. musuh mulai berlayar

Suasana malam itu begitu tegang. Lampu-lampu kristal di ruangan kerja Roman berkilauan dingin, memantulkan wajahnya yang muram penuh amarah. Di layar televisi, tayangan ulang konferensi pers Arunika terus berputar momen saat gadis itu dengan lantang mengumumkan pemindahan kepemilikan perusahaan Arummuda atas namanya sendiri, menghapus nama Roman dari setiap garis warisan keluarga.

Roman duduk di kursi empuknya, tubuhnya bersandar namun matanya menyala bak bara api. Satu tangannya menggenggam gelas berisi anggur, namun sama sekali tak disentuh.

“Perempuan itu,” gumamnya lirih, penuh dendam. “Berani sekali menantangku di depan publik.”

Suara ketukan pintu memecah kesunyian. Roman menoleh sekilas, lalu memberi isyarat. Pintu terbuka, dan sosok elegan masuk dengan langkah mantap. Seorang wanita bergaun hitam dengan tatapan tajam Aurel, ibu Rafael.

Roman mendengus pendek. “Kau datang juga rupanya.”

Aurel berjalan tanpa gentar, langsung berdiri di hadapan Roman. “Aku tidak datang untuk basa-basi, Roman. Aku tahu apa yang Arunika lakukan padamu. Dan aku tahu siapa yang berdiri di sisinya, Rafael, anakku sendiri.”

Roman mengangkat alis, sedikit terkejut. “Kau ingin … melawan anakmu sendiri?”

Senyum tipis nan getir muncul di bibir Aurel. “Rafael bodoh. Dia pikir gadis itu tulus padanya, padahal Arunika hanyalah bayangan gelap dari keluarganya sendiri. Orang tua Arunika adalah pembunuh, Roman! Aku tidak akan biarkan Rafael jatuh lebih dalam. Jika dia sudah memilih menjadi musuhku, maka aku akan melawannya.”

Roman bersandar, menatap Aurel dengan sorot tajam penuh perhitungan. “Aku tidak menyangka. Selama ini aku tahu kau benci aku, Aurel. Tapi ternyata kebencianmu pada Arunika jauh lebih besar.”

Aurel mendekat, suaranya dingin namun penuh tekad. “Jangan salah paham. Aku tidak membelamu. Kau tetap musuhku. Tapi untuk kali ini, kita punya musuh yang sama yaitu Rafael dan gadis itu. Dan aku tidak segan bekerja sama denganmu.”

Ruangan itu mendadak terasa lebih mencekam. Dua musuh lama kini duduk dalam satu meja, dipersatukan oleh kebencian terhadap darah daging mereka sendiri. Roman akhirnya meletakkan gelas anggurnya dan menatap Aurel lekat-lekat.

“Baiklah,” katanya pelan namun tegas. “Kalau begitu, kita bekerja sama. Kau punya cara untuk memengaruhi Rafael. Aku punya cara untuk menghancurkan reputasi Arunika. Bersama-sama, mereka tidak akan bisa bertahan.”

Aurel tersenyum dingin. “Rafael mungkin anakku. Tapi sejak dia berpihak pada perempuan itu, dia bukan lagi milikku. Aku tahu titik lemahnya. Aku tahu bagaimana membuatnya ragu pada Arunika, bagaimana memutuskan ikatan itu dari dalam.”

Roman menyeringai, menyalakan cerutunya. Asap tipis mengepul, melingkupi wajahnya yang kelam. “Dan aku akan pastikan seluruh dunia melihat bahwa Arunika hanyalah gadis kotor yang merebut warisan bukan miliknya. Kita bisa memulai dengan menyerang citranya di media. Menyebarkan kebohongan kecil yang terlihat seperti kebenaran.”

Aurel menyilangkan tangan, matanya berbinar penuh determinasi. “Aku akan menjadi orang yang paling dekat untuk menusuk Rafael dari belakang. Kau serang Arunika dari luar, biarkan aku merobeknya dari dalam. Dia akan kehilangan segalanya terutama kepercayaan Rafael.”

Hening sejenak. Dua orang itu saling menatap, musuh bebuyutan yang kini duduk di sisi yang sama. Lalu Roman mengulurkan tangannya.

“Untuk pertama kalinya, kita berpihak pada tujuan yang sama,” ucap Roman dingin.

Aurel menatap tangan itu lama, lalu akhirnya menyambutnya. “Jangan berpikir ini persekutuan abadi, Roman. Begitu Arunika dan Rafael jatuh, kau tetap musuhku.”

Roman terkekeh pendek. “Begitu pula kau, Aurel. Tapi sampai hari itu tiba, mari kita hancurkan mereka.”

Dan di balik jabat tangan itu, lahirlah sebuah konspirasi baru persekutuan paling berbahaya. Sebuah badai gelap yang siap menerjang Arunika dan Rafael tanpa peringatan.

Sementara itu, jauh di tempat lain, Rafael menggenggam tangan Arunika dengan erat, menatapnya penuh keyakinan seakan dunia hanya berpihak pada mereka berdua. Tanpa mereka sadari, musuh terbesar yang akan mereka hadapi bukan hanya Roman tetapi juga darah daging Rafael sendiri ibunya.

Malam larut, kota terlihat lengang dari jendela besar ruang kerja Roman. Aurel duduk di kursi berlapis kulit, menyilangkan kaki dengan tenang. Ia tampak seperti ratu yang sedang menunggu eksekusi atas lawannya. Roman berdiri sambil memandangi layar besar, menampilkan wajah Arunika saat konferensi pers. Senyum penuh keyakinan gadis itu membuatnya muak.

“Anak itu berani sekali menghapus namaku dari perusahaan yang aku besarkan,” gumam Roman, suara rendahnya penuh amarah.

Aurel terkekeh pelan. “Kau terlalu memanjakan Arunika kecilmu sendiri selama ini, hingga dia berani mengkhianatimu.”

Roman menoleh, menyipitkan mata. “Jangan bicara seolah kau lebih baik, Aurel. Kau sendiri membiarkan Rafael jatuh cinta pada anak itu. Itu kelemahanmu.”

Aurel tak tersinggung. Ia justru menyeringai sinis. “Benar. Tapi aku tidak sebodoh itu untuk membiarkan kelemahan menguasai. Karena itulah aku ada di sini. Aku tahu bagaimana cara mematahkan Rafael. Dia anakku ... aku tahu setiap retakan dalam dirinya.”

Roman melangkah mendekat, menyalakan cerutunya. “Dan aku tahu bagaimana menghancurkan Arunika. Gadis itu hidup hanya dengan satu pegangan, nama baik keluarganya yang sekarang dia anggap mulia. Padahal, kita tahu kenyataannya tidak sesuci itu.”

Aurel mencondongkan tubuh ke depan. “Kau ingin membuat dunia percaya bahwa Arunika hanya gadis kotor? Itu bukan hal sulit. Media selalu haus akan sensasi. Sedikit rekayasa foto, sedikit kebohongan yang diulang, maka publik akan percaya.”

Roman tersenyum tipis. “Benar. Tapi untuk menjatuhkan mereka, kita butuh lebih dari sekadar gosip. Kita butuh bukti yang tampak nyata. Aku punya dokumen lama, yang menunjukkan Roman orang yang ia kira ayahnya sebagai sosok kejam yang bersekongkol dalam kematian orang tuanya sendiri. Jika kita balikkan narasi itu, kita bisa menjerat Arunika.”

Aurel mendengarkan dengan seksama, lalu menambahkan, “Dan Rafael … aku akan membuatnya ragu. Aku akan tanamkan dalam pikirannya bahwa Arunika menyembunyikan sesuatu. Dia mencintai gadis itu, tapi jika kepercayaan digoyahkan, cinta akan runtuh. Aku hanya perlu satu percikan kecil.”

Roman menghembuskan asap, matanya menyala penuh intrik. “Bagus. Kau menusuk dari dalam, aku menghantam dari luar. Rafael dan Arunika tidak akan tahu dari mana datangnya serangan.”

Aurel berdiri, berjalan ke arah meja Roman. Jemari lentiknya menyapu permukaan kayu mengilap itu. “Kau tahu, Roman, aku benci harus bekerja sama denganmu. Tapi demi menghancurkan Arunika, aku rela. Rafael terlalu buta. Jika dia sudah memilih jalan itu, maka aku akan menyingkirkannya sekaligus.”

Roman menatap Aurel lama, lalu tertawa kecil. “Aku tidak menyangka, musuh sepertimu bisa sepikiran denganku. Dunia memang aneh.”

Aurel mendekat, berbisik dingin. “Ingat, ini hanya sementara. Setelah Rafael dan Arunika jatuh, aku akan kembali menjadi musuhmu. Jangan pernah lupakan itu.”

Roman menatap balik dengan tatapan penuh tantangan. “Sama-sama, Aurel. Tapi untuk saat ini, mari kita nikmati permainan ini.”

Mereka saling berpandangan, dua jiwa yang terikat oleh dendam dan kebencian, menyusun konspirasi yang akan mengguncang hidup Rafael dan Arunika.

Di sisi lain, Rafael dan Arunika tengah duduk di balkon rumah persembunyian mereka. Arunika menyandarkan kepala di bahu Rafael, berusaha menenangkan diri setelah hari panjang penuh tekanan. Rafael mengusap rambutnya lembut, seakan bersumpah diam-diam untuk selalu melindunginya.

Mereka tidak tahu, malam itu juga, dua musuh besar mereka tengah bersekutu. Sebuah persekutuan kelam yang akan menjadi badai paling dahsyat dalam hidup mereka.

"Huek," Arunika menutup mulutnya merasakan mual yang cukup parah.

"Kau kenapa?" tanya Rafael, Arunika berdiri dan masih merasakan mual.

"Huek!" diapun berlari ke arah kamar mandi sesegera mungkin, Rafael menyusul dari belakang dengan kening yang berkerut.

1
A.M.G
semakin seru
A.M.G
wow tema hari ini tentang d'Or dor an 🥳🥳
Ddek Aish
anaknya ninggal y tor
Anindita keisha
wow ternyata arunika masih hidup
ken darsihk
👏👏👏👏🔥🔥🔥🔥
ken darsihk
Seruuu aseli deg deg an semoga Arunika dan baby yng di kandung selamat
ken darsihk
Yang kuat Arunika , Rafael pasti datang me jemput mu 💪🏼💪🏼
kriwil
di kasih jodoh kelas atas malah memilih jodoh sampah🤣
A.M.G
dasar kuyang semoga kau tak menyesal
A.M.G
semoga fael segera tau dan terungkap
A.M.G
bagai sangkar didalam emas 🥹
Jumiah
kebaikan akan selalu menang..
walau awalx sulit menyakit kan..
ken darsihk
Waduhhh siapa penghianat itu 😡😡
ken darsihk
Tetap semangat thor
Jumiah
up thor ,gk sabat untuk lanjutan x..trms
Sukliang
aduhhhhh jadi gimana thor lanjut nya
jgn sampai ada apa2 ya
tegang bacanya
A.M.G
kurang banyak mak
Aisyah Alfatih: besok kita double Mak, hari ini lelah...
total 1 replies
Piet Mayong
bos mafia tapi penuh musuh di balik selimutnya sendiri, kasiannn amat kau Rafael....
mama
kok Rafael smpe kecolongan ad mata dari ibunya.. biasany sat set,aplagi smpe gk tau rencana ibunya yg mau nyerang
ken darsihk
Ternyata jalan nya Rafael tidak mulus , terbukti ada nya mata2 yng melaporkan ke Aurel
Dan Rafael tidak mengetahui nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!