Pembalasan seorang wanita yang telah mati di perk#sa oleh ketua genk mafia terkejam di negara ini. Tiba tiba dirinya terbangun dalam tubuh seorang gadis yang mati akibat kecelakaan.
" Tubuh siapa ini? Kenapa aku hidup lagi?"
" Savea, akhirnya kamu selamat? Kamu tidak jadi mati?" Pekik gadis di samping tubuh Savea.
" Oh namaku Savea."
Savea Andara akan mendekati Xaver dan membuat Xaver jatuh cinta padanya demi membalaskan dendamnya kepada ayah Xaver. Setelah berhasil membuat Xaver tergila gila padanya, Savea mengatakan yang sebenarnya dan memutuskan hubungan tepat di depan ayah Xaver.
" Yang aku inginkan kehancuranmu, kau putra kebanggaan ayahmu, hancurnya dirimu sama saja kehancuran dirinya."
Setelah di tinggalkan Savea, Xaver menjadi gila. Apalagi saat ia mendengar kabar pernikahan Savea dengan pria lain, ia datang dan dengan penuh emosi dengan pistol di tangannya.
" Jika aku tidak bisa memilikimu maka kau tidak bisa menjadi milik orang lain.
Dor... Dor... Dor..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon swetti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERTEMUAN TAK TERDUGA
Kaesar nampak kebingungan, " Kaesar? Siapa Kaesar?" Gumamnya." Aku dimana? Bukan kah harusnya aku ada di ruang eksekusi? Kenapa aku di sini?" Kaesar mengedarkan pandangannya yang ternyata ia berada di ruang ICU.
" Oh rupanya aku di rumah sakit. Apa aku tidak jadi mati? Tapi sakitnya tembakan itu begitu terasa sampai sampai dadaku rasanya sakit banget. Rasanya tidak mungkin kalau aku tidak mati karena jelas jelas peluru itu menembus jantungku." Monolog Kaesar. " Eh kenapa tadi dia memanggilku Kaesar? Namaku kan Xaver. Jelek amat dia ganti namaku, nggak ada keren kerennya sama sekali."
Kaesar teringat dengan cerita Savea yang mengaku sebagai Rosli.
" Atau jangan jangan aku mengalami seperti yang yang Savea alami? Dia bilang kalau dia bukan Savea, tapi jiwa Rosli bersemayam di tubuhnya. Apa mungkin aku mengalami kebangkitan di kehidupan kedua? Rasanya benar benar tidak mungkin. Tapi aku harus memastikannya."
Kaesar nampak celingak celinguk seperti mencari sesuatu. Ia melihat cermin menempel di atas wastafel. Ia segera turun lalu berjalan mendekati cermin dengan langkah tertatih. Ia berdiri di depan cermin tersebut.
" Hah wajah siapa ini imut sekali seperti seorang wanita." Gerutu Kaesar begitu melihat wajahnya yang nampak mulus, putih bersih tanpa noda.
" Rupanya benar, aku memang mengalami seperti apa yang Rosli alami. Sekarang aku baru percaya ada perpindahan ruh setelah aku mengalaminya sendiri." Monolog Kaesar.
" Tapi untuk apa aku mendapatkan kesempatan kedua kalau Savea sudah tidak ada di dunia ini. Untuk siapa Tuhan menciptakan aku hidup kalau wanita yang aku cintai tidak bisa aku miliki. Hah, maafkan aku Savea. Aku terpaksa mengirimmu ke syurga karena aku tidak rela kamu menjadi milik orang lain. Kalau bisa aku memilih, aku ingin mati saja. Aku ingin menyusulmu meskipun aku hanya bisa melihatmu dari pintu saja."
Kaesar duduk di atas ranjang.
Ya percaya atau tidak tapi inilah kenyataannya. Xaver mengalami kebangkitan kedua, jiwanya berpindah pada raga orang lain. Sama seperti yang di alami oleh Rosli. Mungkin Tuhan sudah menakdirkan mereka untuk saling berdampingan menjalani hidup ini.
Tap tap tap
Terdengar langkah dokter dan beberapa perawat masuk ke dalam, mereka segera mendekat ke ranjang Kaesar.
" Tuan Kaesar, anda masih hidup? Apa anda baik baik saja? Saya akan coba periksa anda dulu, dan saya harap ini bukan mimpi tapi mukjizat dari Tuhan karena telah membangunkan orang yang sudah meninggal." Ujar dokter kegirangan, saat dokter hendak memeriksa, Kaesar langsung menolaknya.
" Eh jangan sentuh sentuh aku! Aku tidak apa apa. Jadi tidak perlu di periksa." Ucap Kaesar, namun sedetik kemudian ia berteriak kesakitan karena tanpa sengaja tangannya menyentuh luka bekas sayatan.
" Arghhh sial!! Kenapa rasanya sakit sekali." Umpat Kaesar.
" Hati hati tuan, bekas jahitan anda masih sangat basah." Ujar dokter.
" Jahitan? Kenapa ada luka jahitan? Apa aku terluka?" Tanya Kaesar.
" Iya tuan, akibat penyerangan yang di lakukan para preman itu anda mendapat beberapa luka tusukan di perut hingga lukanya harus di jahit." Sahut dokter.
Kaesar melihat luka bekas sayatannya, dan benar saja ada banyak jahitan di sana. Mungkin sekitar dua puluh jahitan.
" Aish kenapa mesti dijahit sih dok. Kasih betadine aja nanti juga sembuh sendiri. Kalau di jahit begini rasanya tambah sakit." Ucap Kaesar membuat dokter dan kedua perawat itu melongo. Pasalnya mereka pernah merawat Kaesar yang terluka, hanya terkena satu sayatan saja sudah heboh minta ampun. Minta di jahit yang tidak sakit lah, minta jahitan yang tidak meninggalkan bekas lah, minta di bius total agar bisa tenang saat di jahit. Tapi sekarang? Malah keberatan kalau lukanya di jahit. Sungguh luar biasa, pikir dokter.
" Anda harus istirahat total tuan, saya akan memberikan obat pereda nyeri dan antibiotik agar luka anda tidak infeksi." Ujar dokter.
" Terserah, yang jelas aku mau cepat sembuh biar bisa cepat pulang ke rumah."
" Eh tapi pulang ke rumah siapa? Tidak mungkin kan aku pulang ke rumah papi sama mami dengan wajah ini? Mereka pasti tidak akan percaya dengan apa yang akan aku ceritakan. Apalagi kembali dengan wajah baru ini. Mau pulang ke rumah pemilik tubuh ini aku tidak tahu rumahnya." Imbuh Kaesar dalam hati.
" Baik tuan, saya akan memberikan yang terbaik untuk anda." Sahut dokter. " Sus, segera kabari keluarga tuan Kaesar." Imbuh dokter menatap salah satu suster yang ada di sana.
" Baik dok."
" Eh kalian mau mengabari siapa?" Tanya Kaesar.
" Saya akan mengabari asisten anda tuan, tuan Noval." Sahut suster.
" Jadi aku memiliki asisten? Aku akan menggali informasi tentang pemilik tubuh ini agar aku bisa memainkan peran seperti yang Rosli perankan selama ini. Jadi mulai hari ini, tidak ada Xaver lagi. Yang ada hanya Kaesar. Entah Kaesar siapa itu, aku tidak tahu." Batin Kaesar.
" Oh oke, minta dia segera ke sini atau aku pecat kalau sampai terlambat. Aku beri waktu lima menit."
Dokter dan suster nampak saling pandang. Perilaku Kaesar sangat berbeda sekali dari sebelumnya. Sebelumnya Kaesar sangat penyabar, bahkan ia pernah menunggu sang asisten menjemputnya di rumah sakit selama tiga jam. Tapi kali ini, dia hanya memberikan waktu lima menit saja. Padahal rumah Noval cukup jauh, jika di tempuh menggunakan mobil Noval membutuhkan waktu setengah jam lamanya.
Namun sang suster tidak berani melawan, ia segera menelepon Noval.
" Sudah tuan, tuan Noval akan sampai lima menit lagi. Sebelum itu, saya akan memindahkan anda ke ruang rawat terlebih dahulu." Ujar suster yang sudah menelepon Noval.
" Hmm." Gumam Kaesar.
" Anda bisa duduk di kursi roda tuan?"
" Bisa, aku hanya terluka bukan lumpuh." Sahut Kaesar duduk di kursi roda.
" Maaf tuan." Ucap suster lalu mendorong kursi roda itu keluar ruang ICU tersebut.
Untuk sampai di ruang rawat VVIP yang biasa Kaesar gunakan saat ia butuh perawatan, Kaesar harus melewati beberapa lorong termasuk lorong yang sepi dan jalannya menurun. Sebelum turunan mereka melewati kantor suster, seseorang memanggil perawat yang mengantar Kaesar.
" Novi tunggu!"
Merasa namanya di panggil, suster bernama Novi itu menghentikan kursi rodanya.
" Ya, ada apa?" Tanya Novi menoleh ke belakang.
" Bisa ke sini sebentar! Ada dokumen penting yang harus kamu berikan kepada dokter Arga."
" Baiklah sebentar." Sahutnya.
" Maaf tuan, saya tinggal dulu sebentar." Novi meninggalkan Kaesar tanpa mengunci kursi rodanya.
Kaesar duduk sambil menunggu, tiba tiba ia merasa kakinya terasa pegal hingga ia menghentakkan kakinya. Tanpa Kaesar sadari kursi roda yang ia naiki saat ini bergerak, rodanya mulai melaju hingga menggelinding ke turunan. Kaesar yang tidak tahu cara mengendalikan kursi rodanya nampak panik.
" Suster tolong!!!"
Suster Novi yang menyadari Kaesar dalam bahaya langsung berlari mengejarnya. Namun naas kursi roda Kaesar semakin kencang hingga menabrak seorang wanita yang sedang melintas.
Brukkk...
" Awh." Keduanya jatuh bersamaan.
Wanita yang di tabrak Kaesar segera berdiri lalu menolong Kaesar.
" Mari aku bantu tuan." Ucapnya sambil membantu Kaesar duduk di kursi rodanya kembali.
" Maafkan aku nona, aku tidak se... " Kaesar mendongak menatap wajah wanita itu. Jantungnya berdetak sangat kencang, aliran darahnya terasa memanas. Nafasnya memburu begitu ia melihat wanita yang sangat ia cintai masih hidup.
" Sa.. Savea." Gumam Kaesar.
" Anda tahu nama saya? Atau sebelumnya kita saling kenal?"
Ya wanita yang di tabrak Kaesar yaitu Savea. Savea kemari karena mengantar tetangganya yang mau melahirkan. Dia datang bersama Satya yang saat ini sedang memarkirkan mobil.
" Benar kah ini Saveaku? Dia tidak meninggal? Dia ada di sini? Jauh di kota kami? Ada apa sebenarnya ini? Apa yang sedang Savea sembunyikan dari semua orang? Apa dia sengaja pura pura meninggal untuk menghukummu? Apa dia benar benar ingin membuat aku di hukum mati? Ini kah caranya? Aku sungguh tidak menyangka jika Savea yang aku kenal selama ini tega melakukan ini kepadaku. Memang ayahku salah, tapi aku tidak tahu apa apa. Apakah aku pantas mendapatkan hukuman ini?" Tanya Kaesar dari dalam hati.
" Tuan." Savea menggoyangkan tangannya di depan wajah Kaesar membuat Kaesar tersadar dari lamunannya.
" Ah iya nona." Sahut Kaesar.
" Anda tadi menyebut namaku, apa anda mengenalku sebelumnya? Karena aku orang baru di kota ini." Ujar Savea. Ia khawatir ada yang mengenalinya di sini dan persembunyiannya akan terbongkar.
" Aku tidak tahu, tapi sepertinya wajah anda tidak asing." Ujar Kaesar.
" Oh begitu, aku pikir anda mengenaliku tuan." Ujar Savea.
" Ah aku ingat, kamu pernah tampil di layar televisi bersama tuan Xaver. Ketua genk mafia terkenal di negara ini. Ya aku pernah melihatnya di sana." Ujar Kaesar.
" Oh itu hanya kebetulan saja tuan. Apa anda baik baik saja? Anda tidak terluka kan?" Tanya Savea menatap Kaesar. Di tatap seperti itu membuat jantung Kaesar berdetak sangat kencang. Apakah Kaesar jatuh cinta pada pandangan pertama?
" Tidak, aku baik baik saja nona. Terima kasih sudah membantuku." Ucap Kaesar.
Savea tersenyum, senyuman yang sangat familiar bagi Kaesar.
" Sama sama tuan, lain kali lebih hati hati. Kalau begitu saya permisi dulu." Ucap Savea.
" Eh kita belum kenalan, siapa tahu lain waktu kita bertemu lagi. Namaku Kaesar." Kaesar mengulurkan tangannya.
" Nama saya Savea tuan, sepertinya anda sudah tahu nama saya." Sahut Savea tersenyum lagi sambil mengatupkan kedua tangan di depan dada. Ia tidak mau berjabat tangan dengan lawan jenis terutama orang asing, ia ingin menjaga perasaan sang suami.
" Ah baiklah nona." Kaesar menarik tangannya kembali.
" Rupanya istriku di sini."
Savea dan Kaesar menoleh ke belakang dimana Satya berjalan menghampiri mereka. Lagi lagi Kaesar terkejut dengan kehadiran Satya, apalagi ketiak Satya menyebut Savea dengan sebutan istri.
" Aku cariin malah kamu di sini. Ayo kita pulang! Mbak Riana sudah di tangani dokter. Suaminya juga sudah menyusulnya." Ujar Satya merangkul bahu Savea.
" Iya mas." Sahut Savea.
" Oh ya, siapa dia?" Tanya Satya menunjuk Kaesar.
" Namanya tuan Kaesar mas, tadi beliau jatuh dari kursi roda dan aku menolongnya." Sahut Savea.
" Ah kau membuat aku cemburu sayang." Ucap Satya.
" Apaan sih mas."
Savea menatap Kaesar, " Mari tuan saya duluan."
" Silahkan nona, sekali lagi terima kasih." Ucap Kaesar.
Setelah itu Satya dan Savea segera pergi. Kaesar menatap kepergian mereka sambil mengepalkan erat tangannya.
" Sekarang aku tahu kenapa Tuhan memberiku kehidupan kedua. Rupanya kau belum mati Savea, tidak peduli dengan apa yang telah kau lakukan di belakangku. Tapi kau akan menjadi milikku kembali."
TBC...