Perjuangan untuk tetap hidup untuk mencari keberadaan keluarga nya
apa masih hidup.
dengan bersabar walaupun nyawanya hampir Melayang
kesengsaraan tiada hentinya.
tidak sengaja latian sendiri dari buku usang yang akan dibuang.
latihan untuk mengisi kedukaan nya membuahkan hadil.
Tampa sengaja ada kabar ternyata orang tuanya masih hidup dalam Penyekapan
pemerasan yang dengan paksa mengambil harta sawah rumah kebon milik orang tuanya.
penyekapan dan tindakan berlangsung hingga kedua orang tuanya berhasil melarikan diri.
tetapi tertangkap lagi
ada saat ini Pemuda Bayu Buana datang menolongnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sony Suprapto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Raja Girisono Menjemput Putranya di Kerajaan Banjar Raya
Sinar mentari pagi menerobos dedaunan yang masih basah oleh embun pagi.
Burung Berkicau terdengar merdu.
Paduka Raja Girisono didampingi Penasehat Raden Wisnu, Raden Kamal diangkat sebagai Senopati, juga komandan Suparlan Para Pengawal, beserta pasukan sebanyak 100 Orang meluncur memasuki Wilayah Kerajaan Banjar Raya.
Druubb..!!! Druubb..!!
Ketiplakk ..!! Ketipluikk..!!
Druubb..!!
Getar derap perjalanan pasukan berkuda sudah terdengar dari Jauh..
Kereta Kuda ada sepuluh dan 100 Pasukan berkuda melesat kencang perjalanan.
Pasukan dari Kerajaan Pancasurya.
Pasukan langsung dipimpin oleh Paduka Raja Girisono. Pasukan Sengaja tidak membawa Prajurit banyak karena bukan tujuan untuk berperang.
Ketika melewati Kota Karang gede.
Pasukan mereka hanya melewati pinggir kota tidak masuk dalam kota Karang gede,
karena mereka sudah diberitahu kalau sepuluh Orang andalannya bersama Panglima Setujati ada di penjara Pusat Kota kerajaan Banjar Raya.
Maka tujuan mereka adalah pusat kerajaan Banjar Raya.
Sepanjang perjalanan ternyata masyarakat dan penduduk Kerajaan Banjar Raya menyapa dan menyambutnya dengan ramah.
Masyarakat menganggap Pasukan kerajaan tetangga datang adalah tamu kerajaan Banjar Raya.
Hal itu membuat Sang Girisono dan jajarannya merasa heran dan kagum ternyata masyarakat kerajaan Banjar Raya sangat ramah dan menghormatinya dengan baik.
Semula Paduka Raja Girisono akan mendapatkan gangguan atau sambutan sinis.
Tetapi tidak diduga mereka dianggap tamu yang harus dihormati.
Menyadari itu semua Raja Girisono dan Pasukan nya merasa malu karena Dirinya di Wilayah sendiri saja terhadap rakyatnya sering tidak menghargai rakyat.
dari pengalaman ini Paduka Girisono benar merasakan bahwa dirinya selama ini terlalu Angkuh dan sombong.
Ketika perjalanan pasukan memasuki perbatasan kota raja.
Masih di kota Banyubiru.
kotamadya kota Banyubiru.
Pejabat Kotamadya Banyubiru. Raden Umar Said menyambut mereka sebagai tamu kerajaan dan mengantar dengan pengawal dari kotamadya sebanyak seratus limapuluh Pengawal dan Prajurit keamanan.
Raja Girisono Semakin Terharu dan dalam hatinya merasa malu. Dirinya yang jahat dan bersalah tetapi masih masih dihormati.
Bahkan dilindungi sempai dikawal oleh Pasukan Kotamadya sebanyak Seratus limapuluh pasukan keamanan Yang dipimpin Pejabat Kotamadya Raden Umar Said.
Ketika Rombongan Pasukan memasuki kota pusat raja.
Raden Umar Said Perintahkan Semua Pasukan agar keliling kota dulu mengelilingi Alun alun kota banyak hiburan serta menyaksikan keindahan Dan keramaian ibukota pusat Kerajaan Banjar Raya.
Paduka Girisono takjub dengan keindahan keramaian ibukota Kerajaan Banjar raya. Sambutan ramah masyarakat nya juga sangat menyentuh hatinya.
Ketika Pasukannya sudah sampai tujuan. Tempat parkir Kereta Kuda juga kuda tunggangan sudah disediakan cukup luas.
Bisa muat kisaran lima ratus pasukan kuda.
Tempat Istirahat Personil digelar luas dan sudah disediakan Hidangan dan minuman termasuk tempat istirahat.
Karena dalam perjalanan jauh kisaran Dua hari perjalanan tentunya lelah ingin istirahat.
Melihat semua itu Raja Girisono Jajarannya dan para Pasukan benar benar merasakan sebagai Tamu terhormat.
Terbukti memang pasukannya terlihat sudah lelah dan terlihat langsung makan minum dan langsung istirahat ditempat yang sudah disediakan.
Paduka Girisono ditemani Penasehat Raden Wisnu. Senopati Kamal juga Komandan Suparlan. Serta Jajaran Bawahan Paduka Girisono memasuki Ruang balairung pertemuan Kerajaan Banjar Raya.
Disana Paduka Besama Jaya, Patih Yaman, Raden Bayu buana.
Dan lainnya termasuk Panglima Jayusman juga Raden Umar Said Pejabat Kotamadya Banyubiru sudah bergabung lebih dulu dan melaporkan mengawal Pasukan Raja Girisono sejak memasuki Kotamadya Banyubiru.
" Bagus, Raden Umar Sa'id ! " Ucapan Raja BramaJaya mendengar Raden Umar Pejabat Kotamadya Banyubiru telah menyambut Rombongan pasukan Raja Girisono dengan baik.
" Kita wajib menghormati tamu dari luar. Walau kita belum mengetahui maksud kedatangannya." Lanjut ucapan Paduka Brama Jaya.
" Girisono dalah Raja yang Angkuh dan. Sombong..! Rakyat nya sendiri saja.
setiap Rajanya bertemu dalam peninjauan wilayahnya, terkesan angkuh seakan harus minta sembah ! "
Sambung Patih Yaman. Semoga dengan sambutan Masyarakat di Kerajaan Banjar Raya menjadikannya pelajar yang baik.
Di Balairung Pertemuan itu, Paduka Brama Jaya dan Jajarannya semua sudah menanti kedatangan Paduka Girisono.
Dan terlihat Rombongan Raja Girisono memasuki Ruang pertemuan.
" Hahaha.!! Saudaraku Paduka Girisono..! Selamat datang ! Ayoh Silahkan masuk !! "
Sambutan Raja Brama jaya tampak begitu bersahabat.Ramah dan Sopan.
Hal itu membuatnya Girisono merasa malu merasakan dirinya Angkuh dan Sombong merasa Raja Besar.
Kerajaan besar Seperti Banjar Raya saja masih begitu ramah walau terhadap musuh yang telah menyakitinya.
" Terimakasih, Tuanku Raja Brama jaya.. "
Mereka berjabat tangan saling memberikan Hormat.
Selanjutnya Patih Yaman dengan Senyum Ramah menyapa bagaimana kabarnya.
Disusul raden Bayu Buana. Dan lainnya.
Kemudian sepeti tidak Terjadi apa apa mereka berbincang kabar dan keadaan Kerajaan masing masing.
Sampai sekian lama mereka masih belum membicarakan Urusan penting sehingga Raja Girisono sampai langsung datang ke Kerajaan Banjar Raya ini.
Hal itu sengaja Raja Brama jaya agar Girisono sendiri yang membuka pembicaraan dan meminta maaf akan kesalahannya.
Karena Baginya Raja Brama jaya sudah tahu dari Patih Yaman juga Raden Bayu Buana. Mengenai tebusan Pengganti atas kesalahannya.
Dengan sebagai Tembusannya yaitu membiayai pembangunan istana dan alun alun hiburan di perbatasan kerajaan mereka.
Ketika Penasehat Raden Whisnu yang Ditunjuk Raja Girisono untuk memulai menyampaikan maksud dan tujuannya.
Juga untuk menjemput Sepuluh Anak buahnya yang ditawan termasuk Raden Rangga putra Raja Girisono.
Tiba Tiba dari depan ruang balairung pertemuan Ramai ramai Pengawal Memasuki Ruangan dengan Sepuluh Orang Yang akan dijemput Raja Girisono.
Tampak yang baru masuk itu adalah.
Panglima Setujati, Raden Rangga, Para Senopati dan Komandan semua sepuluh orang itu adalah Anak Buahnya Raden Girisono. Tiba tiba suara yang dikenalnya berseru.
" Ayahanda..! Ayah ..!!"
Suara Raden Rangga berseru senang bergegas mendatangi Ayahanda Raja Girisono.
" Oh..! Putraku Rangga..! " Raja Girisono terkejut dan merasa Bersyukur putranya terlihat Sehat tidak kurang suatu apa.
Semula mengira putranya pasti terluka atau Cacat.
" Panduan Raja Girisono.." Suara Panglima Setujati disusul yang lainnya juga terlihat sehat sehat saja.
Bahkan Panglima Setujati yang dilaporkan Terluka parah hampir Tewas.
Kini sudah sehat kembali.
Dengan melihat kenyataan itu Paduka Girisono Langsung berlutut minta maaf mengaku salah dan sudah kami putuskan untuk membangun Perbatasan Kerajaan sebuah istana dengan fasilitas alun alun kota untuk hiburan masyarkat sekitarnya dan bisa dinikmati masyarakat kedua kerajaan bertetangga.
Kemudian Raden Rangga bercerita kepada Ayahanda nya Raja Girisono.
" Disini kami dilayani dengan baik, bukan sebagai tawanan Perang. "
Dan saya juga melihat Raden Adi Putra Adiknya raden Bayu Buana Wakilnya Patih Yaman yang sakti dan pemuda Pandu Wira.
" Mereka berlatih keras Kanuragan tujuh Ajian jurus Kanuragan Tingkat tinggi."
Sungguh hebat masih mudah saja sudah bisa mengusir perampok.
Saya sempat ikutan berlatih. "
Mendengar semua itu Paduka Raja Girisono Semakin merasa bersalah dan malu.
Sehingga kembali lagi minta maaf kepada Raja, Patih , raden Bayu Buana juga Jajaran pejabat kerajaan Banjar Raya Lainnya.
Mengenai Proses Pembangunan Istana dan tempat alun alun dan hiburan masyarkat di perbatasan kerajaan.
Akan diawasi oleh kedua kerajaan Banjar Raya dan Panca Surya.
Mereka Rombongan Pasukan Kerajaan Pancasurya menginap selama tiga hari di Kerajaan Banjar Raya.
karena para jaharan dan Prajurit nya ingin melihat Suasana keindahan pusat kota dan berliburan dialun alun kota.
Sekalian melihat Cucu murid Eyang Patih Yaman Berlatih.
Hiiaatt..!!
Duuaarr..!!
Anak muda tanggung Adiputra sedang berlatih dilihat Pasukan Kerajaan Pancasurya.
Duuaarr..!!
Debu ..! bertebaran dan terasa ada hujan kerikil terpental hingga sampai jauh jatuh kearah mereka Para Pengawal Raja Girisono.
Mereka sangat takjub..! Pemuda masih tanggung sudah begitu hebat.
Apalagi para Senopati nya. Yang Sudah lulus dalam ujian Senopati.
Sudah tidak bisa dikatakan lagi, lebih hebat jauh kemana mana !!
Hal itu berpengaruh Kepada Raden Rangga Pangeran Mahkota putranya Paduka Raja Girisono.
Raden Rangga. Pemuda Rangga tidak mau kembali pulang ke Kerajaan Pancasurya. Karena ingin ikut berlatih menjadi Muridnya Eyang Patih Yaman.
Apa yang diucapkan Raden Rangga itu diluar dugaan Ayahanda nya Raja Girisono.
Paduka Brama Jaya mendengar itu juga heran Ini anak musuhnya malah ingin jadi muridnya Patih Yaman..?
Sama saja dengan maunya mengabdi di kerajaan Banjar Raya.
Sehingga Sang Raja memandang kepada Patih Yaman dan juga Raden Bayu Buana Calon menantunya.
Raja Girisono juga bingung apa mungkin mau Patih Yaman menerima Putranya Mengikuti latihan bersama Pemuda Adi Putra dan Pandu Wira.
Sejenak suasana menjadi tidak jelas..
Tiba Tiba Pemuda Raden Rangga berlutut dihadapan Patih Yaman minta diterima sebagai murid Eyang Yaman Atau Raden Bayu buana.
" Haha..!! Anak muda Rangga, engkau sungguh Lugu polos. Kamu bilang Saja ke Raden Bayu buana.
Kalau Raden Bayu terima ? Akupun bersama Paduka Raja Brama jaya juga menerima."
Raden Rangga segera berlutut lagi sekarang dihadapan Raden Bayu Buana. Dan Paduka Bramajaya.
Ternyata melihat Eyang Patih Yaman sedang menerawang kedepan nya nanti Raden Rangga ini apa jadi lebih baik atau malah merusak.
Ternyata Eyang Yaman tersenyum tanda baik. Raden Bayu buana dan Raja Brama jaya Paham.
" Baik ! Raden Rangga bisa berlatih bareng Sama Adiputra, Pandu Wira juga Putri Mawar Jingga.
Tetapi harus berjanji Tujuh Jurus Ajian Kanuragan ini harus digunakan untuk menegakkan keadilan memberantas kejahatan, menolong yang teraniaya dan membersihkan jiwa yang ternoda oleh Sirik iri dan dengki."
Keterangan itu terdengar oleh semua yang hadir,
sehingga yang merasa jiwanya ternoda kotor mestinya harus sadar.
" Raden Rangga Engkau adalah calon pengganti Ayahandanya Sebagai Raja Pancasurya.
Nanti saat engkau mengantikan Ayahmu Kerajaan Pancasurya akan maju dan makmur juga rakyatnya akan mencintai Rajanya. "
Ulasan yang disampaikan Eyang Yaman itu. menggembirakan Raja Girisono.
Sehingga Raden Raja Girisono pun mohon agar Putranya diterima.
Keinginan Raja Girisono didukung oleh Jajaran Pasukannya.
Dan Raden Rangga berjanji untuk menjalankan semua persyaratan. Dengan baik.
***
Mungkin kedepanya lebih teliti dlm pengetikanya.
SEMANGAT...
perasaan ini saya
jangan putus asa
lanjut nya jangan lama ya crita perjuangan hidup ya
jangan lama tar lupa
ya pemasaran