NovelToon NovelToon
Yang Tidak Pernah Menyentuh Ku

Yang Tidak Pernah Menyentuh Ku

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Nikah Kontrak / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:8.5k
Nilai: 5
Nama Author: heyyo

Sudah dua bulan sejak pernikahan kami. Dan selama itu, dia—lelaki itu—tak pernah sekalipun menyentuhku. Seolah aku tak pernah benar-benar ada di rumah ini. Aku tak tahu apa yang salah. Dia tak menjawab saat kutanya, tak menyentuh sarapan yang kubuat. Yang kutahu hanya satu—dia kosong dan Kesepian. Seperti gelas yang pecah dan tak pernah bisa utuh lagi. Nadira dijodohkan dengan Dewa Dirgantara, pria tiga puluh tahun, anak tunggal dari keluarga Dirgantara. Pernikahan mereka tak pernah dipaksakan. Tak ada penolakan. Namun diam-diam, Nadira menyadari ada sesuatu yang hilang dari dalam diri Dewa—sesuatu yang tak bisa ia lawan, dan tak bisa Nadira tembus. Sesuatu yang membuatnya tak pernah benar-benar hadir, bahkan ketika berdiri di hadapannya. Dan mungkin… itulah alasan mengapa Dewa tak pernah menyentuhnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon heyyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22. Kedatangan Tante Melisa v1

Hari yang cukup melelahkan. setelah selesai mengeringkan rambutku, aku berniat untuk segera tidur hingga terdengar suara bel yang berbunyi berkali kali. Aku penasaran siapa itu, bertamu di pukul delapan malam, yang pasti itu bukan Saka dan Kai karena sedari tadi mereka belum pulang.

Aku turun dari kasur mulai berjalan perlahan menuju tangga, mencari tau siapa insan yang datang itu. Saat keluar dari kamar aku langsung melihat di bawah sana, seoarang wanita, membawa satu koper disebelahnya dan tiga orang lelaki yang menghampirinya— Dewa, Kai dan Saka.

Wajahnya tampak tidak senang saat itu, namun seketika dia melihatku, wajahnya langsung berubah ceria dengan senyum yang sangat lebar, dia berjalan menerobos bahu Dewa dan Saka.

"Yaampuunn...menantuku,..." Suaranya melengking.

Saat itu aku senang, sangat senang, malah. Aku berlari kecil menuruni tangga menghampiri tante Melisa.

"Ibu,..." Sapaku hendak berhenti didepannya, namun ia menarik kedua pundakku dengan tangannya, lalu kemudian pipi kami bertemu, kiri dan kanan. Entahlah mungkin seperti inilah cara orang orang kaya menyapa.

"Ibu kenapa tiba tiba datang kerumah, sendirian?" Tanya Dewa di hadapanku dengan wajah sedikit tidak terima.

Tante Melisa melirik Dewa dengan tatapan sinis sebelum ia menjawab. "Loh? Memangnya tidak boleh ibu datang berkunjung, bertemu dengan menantu ibu..." Tante Melisa melepaskan tangannya dari bahuku, lalu membalik badannya dengan anggun menatap Dewa.

"Dan ibu, akan menginap disini sampai urusan ayahmu selesai di kota ini." Katanya.

Aku tidak tau dengan pasti bagaimana raut wajahnya saat mengatakan itu, tetapi wajah Dewa, Kai dan Saka sedikit terkejut. Bahkan Kai dan Saka saling lirik beberapa saat. Aku hanya diam saat itu.

"Ibu, ayo kita makan malam bersama, Ibu pasti belum makan,..." Ucapku mengambil koper yang dibawanya.

"Iya nak,...Sebaiknya,Ibu mandi dulu." Ucapnya sambil mengelus elus pundakku.

Kami berdua bejalan bergandengan meninggalkan Dewa dan kedua temannya di belakang, Aku hendak mengantarkan Tante Melisa ke kamar tamu. Aku sendiri tidak tau bahwa tante Melisa juga memiliki kunci kamar itu.

......................

Saka, Kai dan Dewa mematung memandang pundak dua wanita yang meninggalkan mereka, mereka tau salah satu dari mereka dalam masalah—Dewa.

"Aku tidak tau dengan mu kai, Tapi aku akan pulang malam ini." Ucap Saka tanpa melihat ke arah Kai dan Dewa.

Mendengar itu Kai mengangguk setuju, mereka tidak ingin mengusik Tante Melisa dengan keberadaan mereka di rumah ini. Bagaimanapun juga sedari kecil mereka mengenal Tante Melisa sebagai orang yang tegas dan sedikit rewel.

"Apa maksud kalian, Kita bisa berpura pura mengerjakan sesuatu..." Dewa gelagapan mencari cari alasan agar mereka tetap tinggal. " Kalian tidak bisa pergi meninggalkan aku." Ujarnya.

Kai menepuk pundak Dewa pelan, lalu dengan nada yang sangat dalam dia berkata. "Dewa, Terkadang kau sangat pintar, tapi entahlah aku selalu menemuimu dalam keadaan otak mu tidak berfungsi dengan sempurna... Kau sudah menikah Dewa, Sadarlah Sedikit!" Kai menatap dalam.

"Kami tidak bisa selalu menyeretmu pergi saat kau berhadapan dengan tante Melisa, keadaan sudah berubah Dewa, Kita bukan anak anak lagi." Sambungnya.

"Tapi," Saka ikut menepuk pundak Dewa, Seolah dia akan menjadi penyelamat malam itu. Dewa menatapnya penuh harap, Menunggu ide cemerlang yang akan keluar sari bibir saka, yang diharapkan dapat menyelamatkan mereka bertiga, khsususnya Dewa.

"Kami akan pergi setelah makan malam." Sambungnya.

......................

Setelah mengantar Tante Melisa ke kamarnya, aku langsung bergegas ke dapur untuk menyiapkan makan malam, untungnya mbak yang bekerja di rumah ini selalu menyiapkan makanan yang siap di panaskan, jadi aku tidak terlalu repot untuk memasak.

Saat menata meja makan aku melihat kedatang Dewa dan kedua temannya, mereka duduk disana dan ini kali pertamaku makan bersama Dewa, meski tidak benar benar bedua, Tetapi ini sudah lebih dari cukup, sedikit banyaknya hatiku senang.

"Wah banyak sekali..." Tante Melisa duduk sambil memandangi hidangan didepan mata.

"Kamu masak ini semuanya, Nadira?" Tanya nya tersenyum ke arahku.

"Tidak bu, aku hanya memanaskannya saja." Jawabku jujur.

Tante Melisa mulai mengisi piringnya dengan nasi, begitupun Kai dan Saka. Tapi aku melihat dari ujung mataku, Dewa menunggu, dia tidak menyentuh piring maupun makanannya. Pertama kali melihatnya aku bingung, kupikir dia enggan makan karena ada aku dihadapannya. Lalu kecurigaanku ternyata salah, Dewa melirikku saat itu. Seperti sedang menunggu sesuatu.

Aku tersenyum, Senyum kecil berusaha menyembunyikan kebahagiaanku. Aku berdiri dan mengambil piring dihadapan Dewa, mengisinya dengan nasi dan beberapa lauk, Menuangkan air untuknya. Oh tuhan,... apakah ini perasaan bahagia yang dirasakan oleh semua istri ketika makan bersama suaminya? Rasanya, aku ingin melakukannya setiap hari, setiap pagi dan malam.

"Iya Nadira, Kalo sudah menjadi istri kita memang harus pintar atur waktu, kita tidak tau kapan suami merasa lapar ditengah malam, atau tiba tiba dia pulang bekerja lebih cepat..." Tante Melisa berkata sambil menyendok makanannya.

"Sebagai seorang istri kita harus siap,...Makanya ibu bilang, jika ada waktu luang, kamu bikin makanan saja, nanti letakkan di kulkas supaya bisa di panaskan..." sambungnya.

"Iya bu," aku tersenyum.

Setelah itu hening, hanya ada suara sendok yang beradu dengan piring. Kai dan Saka juga begitu lahap memakan makanannya.

" kamu sudah kenal kan sama mereka berdua?" Tanya tante Melisa menunjuk Kai dan Saka dengan sorot matanya.

Hendak aku menjawab, belum sempat bibir ini terbuka. Kai langsung menyela. "Ti,..Tidak Tante," ucapnya ragu ragu, sambil melirik kepadaku memberikan sebuah kode.

"Tidak...hehehe, Kami baru hari ini bertamu ke rumah ini," sambungnya mengangguk dan tersenyum, menyikut lengan Saka disebelahnya. Seperti meminta bantuan.

"Iya Tante, Kami bahkan baru tau rumah ini memiliki kulkas dua pintu,...Canggih" Saka ikut menambahkan, melirik kulkas yang ada di pojok dapur.

Dewa menggelengkan kepalanya, tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh mereka berdua, setidaknya untuk kali ini, tanpa bicara sekalipun, aku dan Dewa sama sama sepakat. Bahwa Kai dan Saka sangat buruk dalam berbohong.

Aku tidak mengerti, tapi sepertinya mereka tidak ingin Tante Melisa tau bahwa mereka selalu datang kerumah ini, makan, tidur dan bermain bersama Dewa.

"Bagus deh, Nadira, jangan biarkan mereka terlalu sering bersama, Saat bersama sama ibu merasa setengah dari otak mereka hilang,... Apalagi suami mu, dia itu sudah beristri, kenapa masih bergaul dengan bujangan." Perkataan tante Melisa membuat Kai dan Saka sedikit terbelalak, namun mereka masih melontarkan senyuman yang canggung dan kaku.

"Oh iya, Nadira, Ibu mau membawa kamu kedokter kandungan..."

1
Dian Rahmawati
hans manipulatif
Dian Rahmawati
aku tarik kembali ucapan hans baik ternyata dia dalang pertengkaran dewa dan nadira
.hans bayar laki2 tmn SMA itu
Dian Rahmawati
nadira terlalu baik untuk si dewa
Dian Rahmawati
hans selalu ada buat nadira
Safrudin Suekko
👍👍👍👍👍👍
puputte.
Hallo, gak jadi update besok, jadinya malam ini...Sebenarnya hati keciel ku masih terluka,tapi ternyata dengerin musik galau sama stalking ig nya juga bikin aku makin terluka, jadi yaudah deh, aku update aja malam ini, enjoy yaaa🩷🩷🩷 guys ini serius aku nulis novel ini karena patah hati loh🥺😔
puputte.
hi guys, jadi author lagi patah hati malam ini, besok mimin update yaa... kalo patah hati malamnya mimin gak update, siang aja. kalo udah sembuh hatinya mimin update siang sma malam🩷 enjoy
Dian Rahmawati
salah paham kau dewa
Dian Rahmawati
dewa egois
Dian Rahmawati
dewa buat sebel
Dian Rahmawati
kasian nadira
Dian Rahmawati
udh ada kemajuan nih
Dian Rahmawati
cie dewa udh mulai sdkit cemburu nih
Dian Rahmawati
wah Hans suka sama Nadira
Dian Rahmawati
jadi penasaran
Dian Rahmawati
awal yang baik Nadira
Dian Rahmawati
apakah dewa sprti trauma masa lalu
Dian Rahmawati
dewa kamu akan merasakan nanti kehilangan nadira
Dian Rahmawati
penasaran si dewa kenapa sih
Nurjana Bakir
lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!