"Brakk" dengan kasar Delia mendorong pintu kamar itu hingga terbuka lebar.
"Wow.. ini namanya makan ketupat pakai opor, pengkhianat bertemu pelakor. Pengkhianat memang cocok dengan pelakor,"
"Tahu apa kamu? Talitha adalah istriku. Aku sudah menikahi dia secara agama sebelum aku menikah sama kamu hari ini," ucap Zico membuat Delia membulatkan matanya.
Zico berniat menikahi Talitha, gadis yang pernah menyelamatkan nyawanya. Namun Delia mengadukan tentang keburukan Talitha, pada orang tua Zico, hingga Zico dipaksa menikah dengan Delia yang sudah sejak SMA tinggal bersama orang tuanya karena tak lagi memiliki keluarga.
Zico berusaha membuat Delia menyerah menjadi istrinya. Ia tidak memperlakukan Delia selayaknya seorang istri.
Akankah Delia bertahan dengan Zico? Apakah Zico akan tetap menyukai Talitha yang pernah menyelamatkan nyawanya?
Yuk, ikuti ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22. Ngotot
Sontak saja Zico terkejut saat papanya menuduh dirinya cemburu. Sedangkan Ingrid dan Delia spontan menatap Zico saat Marcell menuduh Zico cemburu.
"Si..siapa yang cemburu? Ma..mana ada aku cemburu? Penampilannya aja kampungan kayak gitu. Siapa yang bakal tertarik, apalagi suka sama dia? Hanya orang kampungan yang suka sama Delia," kilah Zico yang menjadi gugup karena dituduh cemburu.. Apalagi dirinya mendapatkan tatapan mata penuh selidik dari Marcell, ingrid dan Delia.
"Kalau nggak cemburu, seharusnya kamu nggak perlu keberatan seperti itu, dong, saat Delia memutuskan untuk bekerja pada teman lamanya yang seorang cowok," tandas Ingrid tersenyum samar.
"Okey, okey..aku ngizinin Delia kerja," ucap Zico yang tak mau dibilang cemburu.
"Jadi orang itu jangan suka terlalu menghina dan menunjukkan rasa benci. Karena jarak antara banci dan cinta itu hanya seujung kuku dan setipis tisu. Kalau kamu terlalu menghina dan membenci, kelak kamu bakal malu sendiri untuk mengungkapkan perasaan sukamu saat rasa benci mu menjadi cinta," ujar Marcell santai, tapi penuh wibawa.
"Yang benar saja. Mana mungkin aku jatuh cinta pada gadis modelan Delia? Aku nggak bakal nikahin dia kalau papa dan mama tidak memaksa aku" ucap Zico tak menyadari dan tak mengerti dengan perasaannya sendiri.
"Awas saja kalau suatu hari kakak jatuh cinta sama aku," batin Delia yang merasa kesal pada sikap Zico.
"Oh, begitu, ya?" sahut Marcell menanggapi perkataan Zico santai, lalu menatap Delia, "teman lama kamu masih singel apa enggak, Del?" tanya Marcell seraya melirik Zico. Entah apa maksud pria paruh baya yang masih terlihat muda, gagah dan tampan itu menanyakan hal seperti ini pada Delia.
"Duh, aku nggak nanya soal itu, pa. Dia itu kakak kelasku waktu SMA dan sudah lama kami nggak ketemu. Baru tadi pagi kami ketemu lagi," sahut Delia jujur.
"Ganteng apa enggak, Del?" tanya Ingrid antusias seraya melirik Zico.
"Ganteng, ma. Dulu dia pangeran di sekolah kami," sahut Delia antusias.
"Berani-beraninya dia memuji pria lain tampan di hadapan suaminya sendiri," geram Zico dalam hati, namun menampilkan ekspresi datar seolah tidak peduli, padahal jengkel setengah mati.
"Kamu dulu naksir, ya, sama dia?" tanya Ingrid kembali melirik Zico.
Marcell tersenyum samar mendengar pertanyaan istrinya pada menantunya, "Sepertinya Ingrid juga ingin memanas-manasi Zico," batin Marcell yang melihat istrinya sesekali melirik putranya.
"Ah, mama tahu aja," sahut Delia menyengir bodoh seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Lihat cowok bening dikit aja langsung suka," gumam Zico lirih yang hanya bisa di dengar Delia saja. Namun Delia mengacuhkan Zico.
"Kak Andri itu orangnya humble. Aku rasa mayoritas wanita suka cowok yang humble, yang nggak kasar baik kata-kata maupun tindakannya, yang nggak nyebelin dan bisa menghargai wanita. Walaupun nggak terlalu ganteng, yang penting nggak jelek-jelek amat. Apalagi kalau tampan dan mapan," ujar Delia menyindir Zico.
Cowok humble adalah orang yang rendah hati dan mudah membentuk hubungan baik dengan siapapun.
"Apa maksud dia bicara seperti itu? Apa dia menyindir aku?" batin Zico melirik Delia dengan wajah datarnya.
"Ah, itu papa kamu banget, Del. Tapi nilai papa kamu semakin banyak plusnya, karena papa kamu ganteng dan tajir," sahut Ingrid terkekeh kecil bergelayut di lengan Marcell dan menyandarkan kepalanya di bahu Marcell dengan manja.
"Siapa dulu, papa gitu, loh! Kalau nggak banyak nilai plusnya, mana mungkin mama cantik cinta sama papa," ucap Marcell bangga seraya mengusap punggung tangan Ingrid yang bergelayut di lengannya, lalu mengecup puncak kepala Ingrid.
"Ihh..papa dan mama masih mesra aja. Bikin gemes, deh!" celetuk Delia yang melihat kemesraan kedua mertuanya, "beda banget sama anaknya. Kalau wajahnya nggak mirip mama sama papa, pasti aku sudah melakukan tes DNA. Kenapa papa yang lembut, berwibawa, tegas dan bijaksana ini bisa memiliki anak yang nyebelin dan kasar seperti Kak Zico?" batin Delia membandingkan suaminya dengan ayah mertuanya.
"Terus, dulu dia suka enggak sama kamu, Del?" tanya Ingrid kembali pada topik pembicaraan.
"Ah, di sekolah, 'kan, banyak siswi yang cantik, ma. Mana mungkin dia suka sama aku yang biasa saja," sahut Delia terkekeh kecil.
"Nyadar juga kalau kamu biasa saja dan nggak bakal ada yang suka," celetuk Zico.
"Kalau ada cowok yang suka sama Delia gimana?" tanya Marcell menatap Zico.
"Berarti cowok itu matanya sudah rabun dan otaknya sudah nggak normal, pa. Masa gadis jelek, pendek, berpenampilan kampungan dan giginya di pagari besi kayak gitu ada yang suka. Percuma juga mama beliin dia pakai branded yang modis, kalau yang dipakai cuma baju dan celana kedodoran gitu," ejek Zico melirik Delia.
Delia yang memakai kawat gigi di bilang giginya dipagari besi dan blouse atau kemeja ukuran besar serta kulot yang selalu dipakai Delia dikatakan baju kedodoran oleh Zico.
"Masih saja suka menghina," sahut Ingrid menghela napas panjang mendengar perkataan putranya.
"Terus, kamu sukanya sama perempuan yang suka memakai pakaian ketat kurang bahan dan belum selesai di jahit seperti istri siri kamu itu? Tanpa buka baju pun semua orang sudah tahu bentuk tubuhnya. Kamu acuh dengan penampilan istri siri kamu itu, apa kamu yakin kamu menyukainya? Kalau papa, papa tidak akan membiarkan istri papa memamerkan bentuk tubuhnya pada pria lain. Papa hanya ingin menjadi satu-satunya penikmat keindahan tubuh istri papa," tandas Marcell.
Zico terdiam mendengar apa yang dikatakan oleh papanya. Jujur,, sampai saat ini Zico belum bisa mencintai Talitha. Zico menikahi Talitha hanya untuk memenuhi janjinya waktu kecil dulu, karena Talitha adalah wanita yang menyelamatkan nyawanya.
"Jadi kamu besok sudah langsung bekerja, Del?" tanya Ingrid kembali ke topik pembicaraan awal.
"Iya, ma," sahut Delia.
"Kalau kamu ingin bekerja, kamu bisa kerja di kantorku. Aku akan menjadikan kamu sekretaris kedua yang membantu pekerjaan sekretaris utamaku," ucap Zico yang tidak rela Delia bekerja pada Andri.
"Ada banyak petinggi di perusahaan kakak yang datang ke acara pernikahan kita, aku nggak mau ada kecanggungan di antara aku dan para karyawan yang lain karena mereka tahu kalau aku adalah istri kakak," sanggah Delia beralasan, "kalau aku jadi sekretarisnya, maka selama 1 x 24 jam aku akan bersamanya terus dan kami pasti berdebat terus. Bisa-bisa aku masuk rumah sakit jiwa kalau bersama dia 1 x 24 jam," batin Delia.
"Mana ada yang mengenali kamu dengan penampilan kamu yang seperti ini? Pas nikah, kamu, 'kan, memakai full make-up hingga terlihat cantik paripurna. Padahal aslinya biasa saja," sarkas Zico.
"Apapun alasannya, aku tetap tidak mau bekerja di perusahaan tempat kakak bekerja. Jika aku mau, dari sebelum kita menikah pun aku pasti sudah bekerja di perusahaan itu atas rekomendasi papa," sahut Delia yang tidak ingin sehari semalam full bersama Zico.
"Delia benar. Sejak lulus kuliah kemarin, papa sudah menawari Delia bekerja di tempat kamu bekerja, tapi Delia nggak mau karena ingin mendapatkan pekerjaan dengan usahanya sendiri. Bahkan saat magang kemarin, Delia juga mencari tempat magang sendiri," sahut Marcell yang memang benar adanya.
"Seharusnya sebagai seorang istri, kamu itu mendengarkan dan menurut pada suamimu," ucap Zico kesal.
"Katanya kamu bukan laki-laki patriarki, kenapa kamu ngotot ingin Delia bekerja di tempat kamu bekerja?" tandas Ingrid yang merasa yakin kalau putranya menyembunyikan perasaan cemburunya.
"Bilang saja kamu cemburu. Banyak alasan," cetus Marcell tersenyum mengejek pada Zico.
"Sudah aku bilang aku nggak cemburu. Aku mau ke kamar. Ada pekerjaan yang harus aku selesaikan," ucap Zico menghindari pembahasan soal cemburu.
...🌸❤️🌸...
.
To be continued
kok izin ke delia memang udah nikah sama delia hrsnya blm
hotel bnyak g mmpu bayar ya disemak"
silakan meraih meluapkan emosi......