Menikah dengan cinta pertama mungkin adalah hal yang membahagiakan, tapi tidak dengan ku. Sebelum semua itu terjadi aku harus pergi darinya sejauh mungkin agar pernikahan ini tidak terjadi.
saat di bangku SMA, Alice yang penuh dengan semangat menyatakan cintanya pada Sean, tapi laki-laki itu hanyahanya menatapnya remeh dan pergi begitu saja. Setelah kejadian itu Alice tidak pernah lagi ingin berurusan dengan Sean sampai orang tua mereka berencana untuk menikahkan mereka berdua.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jane Alicia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22
TUUUUUUUT......TUUUUUT
Panggilan dimatikan secara sepihak, Sean merasa sedikit kesal sekarang tapi itu adalah Mamanya sendiri
--------------------------
Setelah kembali ke perusahaan pusat, Sean masih memikirkan Alice, dia tidak tau apa masalahnya tapi dia benar-benar binggung sekarang, dia tidak bisa fokus pada pekerjaannya
"Roy!< buatkan aku teh, Aku ga bisa fokus sama sekali"
"Alice pindah kemana ya?, apa dia sengaja pergi karna gamau nikah samaku?"
"Bos ini tehnya"
"Makasih Roy"
"Sya permisi Bos"
"Roy tunggu sebentar, aku ada tugas untukmu"
Sean berjalan kebrankasnya dan mengambil beberapa dokumen yang berisi tentang Alice, dan memberinya ke Sean.
"Cari perempuan itu sampai dapat, dan harus dapat dalam minggu ini. Paham!?"
"Baik Bos"
Roy pergi dari ruangan itu bersama dokumen yang diberikan Sean tentang Alice, Roy sedikit binggung kenapa dia harus mencarinya, dan apa hubungannya dengan Bosnnya tapi dia tetap melaksanakan tugasnya
"Alice kau milikku, selamanya milikku"
Sean berbicara sambil menatap tajam dan penuh emosi foto Alice yang ada di laci mejanya, itu foto saat mereka SMA sebelum Alice menyatakan perasaannya.
------------------------------------------
Di negara X Alice menikmati pekerjaannya dan dia tidak pernah mengeluh lelah sedikitpun, karena sebagai manager baru di perusahaan yang baru itu adalah hal wajar jika dia harus sibuk selama beberapa bulan.
Setelah sampai ke negara X Alice membeli rumah yang dekat dengan kantornya sekarang, dia tidak ada masalah keuangan karena memiliki tabungan yang cukup dan terkadang orang tuanya memberinya uang jajan.
Saat pulang dari kantor Alice mampir sebentarke cafe di tengah kota X, selama datang kesana dia belum pernah ke tempat itu, tempat dimana semua seniman jalanan berkumpul.
Alice duduk di dalam cafe itu sendiri, dia tidak takut karena merasa tenang dan damai seolah dia tidak perlu khawatir akan apapun.
"Jadi ini namanya kebahagiaan sepulang kerja" Alice menarik nafas dalam dan membuangnya
"Seandainya Dinda ada disini pasti akan lebih seru,kalau nanti ada kesempatan nanti aku mau bawa Dinda kesini"
Setelah mengahabiskan teh bunga yang di pesannya, Alice pergi dari cafe itu dengan berjalan pelan sambil mencari makanan untuk dimakan malam ini.
Alice begitu menikmati kehidupannya di negara X, berbeda dengan Sean yang wajahnya masan karena masih tidak tau Alice pindah kemana.
----------
Di kantor Sean
"Roy ini sudah seminggu, kenapa aku belum dapat laporan tentang Alice?!"
"Maaf Bos, laporannya tiba siang ini"
"Baik kalau begitu, persiapkan cutiku untuk beberapa minggu dan bawakan aku dokumen untuk sebulan kedepan"
"Baik Bos"
Roy keluar dari ruangan itu dengan planga-plonga
"Ini beneran Bos ga sih?,"
"Memangnya kenapa Pak Roy"
"Bos baru aja minta disiapkan cuti, seorang maniak kerja mau cuti beberapa minggu, apa ini masuk akal Bu?"
"Hah!?, Pak Roy minta cuti?, ada apa pak, apa Bos kita sakit"
"Bu Tika jangan panggil dengan dua sebutan aku jadi binggung"
"Maaf Pk Roy saya kaget jadi gitu"
"Yasudah lebih baik kita rapikan ulang jadwal Bos,dan mengumpulkan dokumen untuk bulan depan hari ini"
Setelah makan siang diluar dengan kolega bisnisnya Sean buru-buru kembali keruangannya untuk melihat laporan tentang Alice
"Akhirnya aku menemukanmu Alice sayang, percuma kau pergi sejauh apapun karna kau pasti ketemu"
'HAHAHAHHAHAHAAHAHAHAHHAHA"
Sean berbicara sendiri dengan puas di kantornya, dia tertawa keras seperti orang yang baru dapat lottre, suaranya terdengar sampai ketempat sekertaris di depan pintunya.
