Seorang mahasiswa yang harus berurusan dengan dengan Dosen yang dia anggap selalu membuat hidupnya semakin berantakan hingga keduanya sering berdebat hingga tanpa dia sadari Dosen itu menyukai mahasiswa itu hingga dia terus mengejar, hingga keduanya merasakan hal yang sama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanlindia Lukita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 #*#*
Alex pun segera pergi ke kantornya, dia bergegas berangkat karena dia juga harus menyelesaikan permasalahan dikampus. Mau tidak mau dia harus bisa membagi antara 2 pekerjaan yang harus dia selesaikan.
Posisi Alex sudah ada dikantor, suasana dikantor masih sepi. Hanya ada beberapa orang yang sudah berdatangan.
Alex sudah ada diruang kerjanya, di atas meja masih ada beberapa dokumen yang belum selesai.
Tiba-tiba saja ada seseorang masuk kedalam ruang kerja. Alex pun melirik kearah depannya.
"Tuan." sontak saja dia kaget dengan kehadiran tuannya yang sudah ada di ruang kerjanya.
"Dave." Panggil asistennya.
" Iya tuan." jawab Dave yang saat ini berdiri didepannya.
" mungkin siang nanti aku akan pulang, ada urusan mendadak dikampus yang harus aku selesaikan. Setelah aku pergi lanjutkan pekerjaan kantor yang belum selesai." pesan Alex pada Asistennya.
"Baik tuan." Dave pun akhirnya keluar dari ruang kerja tuannya. Alex tak ingin diganggu dihari sibuknya, dia mengerjakan semuanya hingga semuanya selesai.
Di tempat lain
Mama Bella sibuk memasukkan beberapa barang milik putrinya, karena hari ini dia bisa pulang.
"Akhirnya aku bisa pulang juga." Airin begitu senang akhirnya dia bisa pulang, walaupun dia harus pulang dirumahnya.
"Mama biar Airin pulang di Apartemen saja, Airin sudah merasa baik kan ma." Airin terus memohon pada Mamanya.
"Tidak sayang, mama takut ada apa-apa sama kamu." ucap Mama Bella yang khawatir dengan kondisi putrinya.
" Mama itu lebay, Airin ingin istirahat di Apartemen saja, jika nanti ada apa-apa Airin bisa menghubungi mama kan. Sudahlah ma." Airin mulai kesal dengan mamanya.
"Kamu itu susah dibilang ya." ucap mama Bella pada putrinya.
"Airin hanya ingin mandiri saja ma, jika nantinya Airin butuh bantuan Airin bisa menghubungi mama kan. Mama tidak perlu khawatir ma." ucap Airin yang tak mau kalah dengan Mamanya.
Mama Bella hanya terdiam, Airin memang susah diatur hingga Mama Bella selalu mengalah jika sudah berdebat.
"Baiklah." Mama Bella angkat tangan jika putrinya terus memaksa.
"Oh iya ma, mana jaket hitam yang kemarin Airin pakai?" tanya Airin pada mamanya.
"Itu ada di kantong plastik hitam." menunjukkan masih ada disamping tempat tidurnya.
Airin langsung ambil, dia masukkan kedalam tasnya . " Itu kamu bawa?" tanya mama Bella.
" Iya ma, nantinya Airin kembalikan sama pak Alex." jawab Airin yang merasa harus bertanggung jawab.
Mama Bella membalas dengan senyuman. Akhirnya dia bisa pulang juga dari rumah sakit . Mama Bella mengantarkan putrinya sampai dia di Apartemen , Airin pun duduk di kursi sofanya.
"Kamu benar mau di Apartemen sendirian ?" tanya mama Bella yang masih menanyakan pada putrinya.
"Iya ma, Airin sudah sembuh. Airin juga tidak masalah disini sendirian , apa mama masih takut?" tanya Airin balik.
Mama Bella membalas dengan anggukkan, Airin mencoba merangkul mamanya.
" Mama, Airin sudah tidak apa-apa. Mama lihatkan kondisi Airin saat ini. Jadi mama jangan terlalu cemas begitu." Airin mencoba berbicara pelan pada mamanya, mencoba menyakinkan jika dirinya baik-baik saja.
Mama Bella membalas dengan anggukkan, Airin membalas dengan senyuman. Kini mama bella bersiap siap untuk pergi.
"Ingat pesan mama. jika kamu butuh sesuatu, kamu hubungi mama ya." pesan Mama bella pada putrinya. Airin membalas dengan anggukkan.
Mama Bella pun pergi dari Apartemen putrinya, Airin memilih untuk tiduran di tempat tidurnya.
"Ahh lelahnya." Airin melepas perban yang ada dikepalanya.
"Kepala jadi ringan rasanya." Airin tiduran sambil menatap kearah jari tangannya.
"Ini sebenarnya cincin siapa ya, perasaan dari kemarin aku tidak pakai cincin ini. Lalu siapa yang pakaikan cincin ini." batin Airin yang penasaran dengan cincin itu.
Tak terasa Airin sudah tertidur ditempat tidurnya.
Siang hari
Alex baru saja selesai dengan pekerjaannya. Alex bergegas pergi dari kantornya, diluar ruang kerja Alex melihat ada Dave yang saat itu berjalan. Melewati depan ruangannya.
"Tuan." sapa Dave pada tuannya.
"Saya tinggal dulu." ucap Alex pada Asistennya. Alex pun segera keluar dari kantornya, dan segera pergi ke kampus untuk menyelesaikan permasalahan dengan om Aron.
Akhirnya dia sampai di pakiran mobil. Saat berjalan dilorong, tanpa sengaja Alex bertemu dengan seorang wanita.
"Siang pak Alex." sapa wanita itu pada Alex.
"Siang bu Soraya." sapa balik Alex.
Ibu Soraya mendekati pak Alex yang saat itu mereka berada dilokasi lorong kampus. Alex pun spontan minggir dan memilih menjauh.
"Pak Alex mau kemana?" tanya bu Soraya yang terlihat sedikit genit pada Alex.
"Mau ke ruang kerja, apa ada ibu tanya seperti itu?" tanya Alex dengan tatapan dingin kearah bu Soraya.
"Apa saya mau antarkan?" tanya bu Soraya yang begitu mengharapkan sesuatu dibelakangnya.
"Apa anda kira saya tidak tahu dimana lokasi ruang kerja saya, sehingga ibu Soraya menawarkan untuk mengantarkan saya. lebih baik anda menyelesaikan pekerjaan ibu saja." ucap Alex yang segera pergi meninggalkan Ibu Soraya.
Ibu Soraya sedikit kesal pada Alex, dari awal ibu Soraya begitu menaruh rasa ketertarikan pada Alex. Sehingga sering kali ibu Soraya mencoba mendekati tapi tetap saja dia menghindar dengan tatapan dingin kearah dirinya.
"Baiklah, aku akan sabar. Tapi ingat akan selalu aku coba terus mendekatimu." batin ibu Soraya yang tak akan berhenti mendekati Alex.
Alex sudah sampai diruang kerjanya. Alex terlihat kesal dengan kejadian tadi. "penggangu." batin Alex yang selalu tidak nyaman oleh wanita itu.
Alex pun membuka Laptopnya, kini dia mengecek beberapa pekerjaan di kampusnya. Untuk hari ini tidak ada pekerjaan, dia hanya mengecek beberapa tugas dari anak didiknya
Tiba-tiba saja terdengar suara ketukkan pintu.
"tok... tok..."
"Masuk." ada seorang anak laki-laki yang masuk ke ruang kerjanya Alex.
"Maaf pak dosen, diluar ada seseorang yang sedang mencari bapak." ucap laki-laki itu.
"Ya sudah, kamu suruh masuk saja." perintah Alex pada laki-laki itu.
Akhirnya orang itu masuk keruang kerja Alex, ternyata orang itu tuan Aron ayah dari Airin.
"Om Aron." Alex berdiri dari tempat duduknya, langsung menghampiri om Aron yang sudah datang dikampusnya
Alex pun berjabat tangan pada om Aron. "Bagaimana kabar om?" tanya Alex yang sekedar membuka pembicaraan dari awal.
"Baik-baik saja." jawab singkat tuan Aron yang menampakkan ekpresi dinginnya. Tuan Aron menoleh kanan dan kiri di ruangan itu.
"Bagaimana dengan mereka?" tanya tuan Arin pada Alex.
"Om tenang saja, saya panggilkan mereka dulu." Alex pun keluar dari ruang kerjanya, Alex pun mencari keberadaan mereka.
Ternyata mereka sedang ada di kantin, Alex pun datang menghampiri mereka berempat. Sontak saja beberapa orang yang ada dikantin kaget dengan kedatangannya pak dosen itu di kantin.
karakter tokonya juga kuat