Karena Hamil, Aku Dijadikan Istri SIMPANAN

Tak sadar. Sudah lima bulan berlalu. Dara hidup dan tinggal bersama Oma dari almarhum Ayahnya.

Kandungan Dara juga sudah berusia enam bulan, ia bekerja membantu Omanya mengurusi toko kecil jualan sembako milik Omanya.

Tampak seorang gadis memakai hijab, sedang menyusun beberapa barang sembako yang berada di toko kecil Oma Ratih.

"Neng Dara, ada gula nggak Neng," tanya seorang ibu-ibu.

"Iya Buk, ada kok, sebentar ya Buk," jawab Dara mengambil gula kemudian memberikan pada wanita paruh baya itu, setelah ia memasukkan ke dalam sebuah plastik.

Setelah membayar, wanita itu langsung pergi dari toko.

"Dara, kapan kau kembali ke rumah ibumu cucuku, kasihan dengan ibumu di sana sendirian," tanya Oma Ratih pada Dara.

Dara terdiam. Ia juga bingung kapan ingin ke kota lagi dan bertemu ibunya, karena ibu Ida memberitahukan padanya, jika sampai saat ini Adam suaminya itu masih datang ke rumah ibunya untuk mencari keberadaannya.

Tapi ibu Ida sering memberikan Adam pelbagai alasan.

Dara berpikiran, pasti Adam masih mencarinya karena laki-laki itu ingin mengambil anak yang berada dalam kandungannya.

Bagi Dara itu takkan pernah terjadi, dia yang sudah bersusah payah telah mengandung, kenapa dia mau menyerahkan begitu saja bayinya, ya meski pada kenyataannya, laki-laki itu adalah Ayah kandung dari anak dalam kandungannya.

Dara termenung memikirkan masalahnya, sambil memegang perutnya yang sudah membuncit.

"Nanti saja Dara ke rumah ibu Oma," jawab Dara tersenyum pada Omanya yang sudah mulai keriput.

Oma Ratih hanya tersenyum dan menggeleng. Ia juga sudah mengetahui tentang kenyataan yang sebenarnya. Jika cucunya itu hanya korban pemerkosaan dari anak majikannya. Oma Ratih juga tau jika Dara dan Adam masih belum bercerai.

Selama hidup di desa itu, kehidupan Dara sudah jauh lebih baik. Meski kehidupannya serba kekurangan, tapi ia bersyukur, karena tak ada lagi Adam yang sering membawa masalah ke dalam hidupnya.

,,,

Di lain tempat, tepatnya di salah satu kamar yang berada di sebuah hotel.

Tampak seorang wanita sedang mengenakan resleting gaun yang ia pakai.

"Anim, kapan kau akan bercerai dengan Adam?" Tanya Vano.

"Apa kau tidak bosan bertanya terus, dalam sehari sudah berapa kali kau mempertanyakan itu," jawab Anim tersenyum.

Ternyata semenjak hari di mana mereka tak sengaja tidur bersama, sehingga hari ini, hubungan Anim dan Vano masih berlanjut.

Dan mereka menjadi partner ranjang. Vano sebenarnya serius menyukai Anim, tapi wanita itu hanya menganggapnya tempat ia melepaskan naf*u b*irahinya, karena ia masih sangat mencintai Adam.

Tapi dalam masa yang sama, ia juga membutuhkan seseorang untuk memu*skan batinnya, dan tentu saja ia tak mendapatkan itu dari Adam, alhasil ia selingkuh dan menjadikan Vano sebagai partner ranjangnya, Vano sendiri adalah seorang manager di salah satu perusahaan yang masih berada di kota itu.

"Itu karena aku mencitaimu Anim," jawab Vano mendekatinya kemudian menc*um bib*r wanita itu.

"Aku mau pergi dulu, karena aku ada pertemuan dengan client sebentar lagi," melihat arlogi yang melingkar di tangannya. Ia memang sengaja tak pernah menaggapi Vano, saat laki-laki itu mengatakan jika ia mencintainya, karena bagi Anim, itu tak penting, yang ia butuhkan hanya kepu*san.

"Aku antar sayang," memeluk tubuh Anim yang sudah menjadi candu baginya.

"Tidak usah, aku bawa mobil, aku pergi dulu ya," Anim mencium sekilas bib*r Vano, kemudian melangkah pergi dari kamar hotel.

,,,

Sore hari di Mension tuan Angkasa, Adam sedang duduk termenung mengingat Dara, sudah berkali-kali ia mendatangi rumah ibu Ida, tapi wanita paruh baya itu sering memberi alasan jika ia bertanya kemana putrinya.

Menarik nafas berat, jujur saja, ia merindukan wanita itu. Adam sibuk mencari keberadaan Dara, sehingga ia tak menyadari perselingkuhan Anim.

Angkasa yang baru pulag dari kantor, menggeleng saat melihat putranya tak ada yang berubah.

Angkasa duduk di depan Adam. "Sampai kapan kau ingin seperti ini Adam?" Tanya Papi Angkasa.

"Sampai kapan saja," jawab Adam lemah.

"Apa kau mencintai wanita itu?" Tanya Papi Angkasa tiba-tiba, ia juga sudah mengetahui tentang Adam yang sudah menikah dengan Dara pelayannya di Mension. Hanya tinggal Anim yang tak mengetahui apa-apa tentang pernikahan suaminya.

Adam mengangkat pandangannya saat mendengar ucapan Papinya.

"Tidak," jawab Adam, karena ia juga tak tau seperti apa sebenarnya perasaannya pada Dara.

"Bagaimana jika kita membuat pertaruhan?" Ucap Papi Angkasa. tersenyum.

Mengangkat satu alisnya. "Pertaruhan? Pertaruhan seperti apa yang Papi maksud?" melihat penuh selidik pada papinya.

"Gantikan Papi di perusahaan, jika dalam masa dua bulan kau bisa menguasai pekerjaan di perusahaan, Papi berjanji akan membantumu untuk mencari keberadaan Dara, dan Papi juga akan merestui hubungan kalian berdua" ujar Papi Angkasa serius dan tersenyum penuh arti.