Ketua Geng Motor Jatuh Hati

Bab 22: Mengandung

🌻H 4 P P Y R 3 4 D I N G🌻

🌹✨💞✨🌹

Setelah melewati banyak kesusahan dalam hidup, insiden tak terduga datang bertubi-tubi.

Hari ini Bryan memutuskan menemui Dea. Setelah mengetahui bahwa wanita yang di cintai sedang mengandung buah hati mereka. Betapa bahagia Bryan.

Kabar itu di sampaikan langsung oleh kedua sahabat Dea. Yang menemani Dea periksa di dokter.

Jujur hari ini kabar yang di dengar sudah lama ingin di dengar saat kenal Dea. Tapi keadaan tidak memungkinkan melakukan. Sekarang semua mimpi angan nya telah terwujud.

Tanpa bersusah payah lagi dia dan Dea akan bersatu dengan adanya ikatan anak. Tidak ada yang bisa menghalangi mereka bersama.

Bryan sudah menyiapkan diri, penampilan terlihat perfect. Pakaian yang di kenakan seperti biasa pada umumnya anak motor, celana jins robek-robek, jaket kulit hitam, rambut acak-acak tanpa di sisir di biarkan kusut.

Semua yang berada di markas melihat ketua geng motor mereka rapi dengan ketampanan seperti biasa di tunjukkan yang berhasil mencuri hati para wanita. Sekali pandangan langsung jatuh cinta berulang-ulang.

"Sepertinya ada aroma-aroma bahagia tidak sabar menghampiri kesayangannya. Ingat bro calon lagi mengandung jangan terlalu kasar nanti kenapa-napa lagi. Mau cara terampuh bersama bidadari lenyap?" tanya Egin tertawa mengejek Bryan.

Melihat wajah Bryan ceria rasanya ada yang kurang kalau tidak di ejek. Dan mereka pun berniat mengejek mencari kesenangan.

"Itu tidak akan pernah terjadi, saya tidak akan menyiakan kesempatan langkah ini. Tuhan sudah mentakdirkan Dea untuk ku. Dan tidak akan ku lepaskan apapun yang terjadi," tekad Bryan tersenyum penuh percaya diri.

"Ya, kita percaya. Tapi apa Dea sama?" tanya Egin memancing Bryan dengan senyum penuh arti.

"Kau meragukan Dea? asal kau tau Dea tidak sama seperti wanita luar sana yang pernah kita temui. Dea sangat berbeda dan dia wanita satu-satunya istimewa di muka bumi ini. Jika di ibaratkan semua wanita adalah debu sedangkan Dea adalah permata," ujar Bryan membanggakan Dea.

"Hmmm... "

"Di iyakan saja."

"Namanya juga orang jatuh cinta, kadarnya tidak bisa di ukur lagi," timpal Jery dan tertawa terbahak-bahak.

"Terserah mau mengejek ku atau apapun itu. Tapi satu hal yang perlu kalian ketahui. Jika kita sudah mencintai seseorang begitu besar maka hati dan pikiran akan terus tertuju padanya. Bahkan tidak ada pikiran untuk berpaling," kata Bryan jelas.

Bryan tidak menganggap serius perkataan para sahabatnya itu. Dia menanggapi dengan santai, wajah juga tersenyum tanpa beban di pikirkan.

.

.

.

Dea tidak mengetahui apapun mengenai Bryan yang sudah tau apa yang terjadi padanya. Hingga detik ini dia masih ragu memberitahu Bryan. Tidak yakin atau apapun itu dia merasa belum siap.

Mondar-mandir tidak jelas di kamar, terngiang akan perkataan dokter. Dea tidak bisa tenang. Bingung harus bertindak apa. Dia cemas semua berubah menjadi bumerang untuk diri sendiri.

"Ya Allah kenapa jadi seperti ini? apa yang harus ku perbuat sekarang?" bingung Dea dalam di lema.

Rasanya hidup tak hidup. Tak bisa di ungkapkan lewat kata-kata lagi. Dia bingung mengatakan kenyataan seperti apalagi pada kedua orang tuanya nanti.

Semua semakin di pikir, semakin membuatnya pusing. Obat di minum rasanya tidak mempan.

Langkah kaki terhenti ketika terdengar bunyi bel di luar rumah. Sempat terdiam berpikir siapakah yang datang bertamu sepagi ini.

"Apa Bunda dan Ayah sudah kembali? bukannya baru besok?" pikir Dea bertanya-tanya khawatir belum siap menghadapi kedua orang tuanya saat ini.

Dia tidak sanggup membuat mereka kecewa mengetahui apa yang telah terjadi.

Deg....

Deg....

Deg....

...Bᴇʀsᴀᴍʙᴜɴɢ......

...✨____________ 🌼🌼_______________✨...