Sudah tiga bulan Kinara merasakan perubahan pada sang suami. Suaminya seperti tak berhasrat ketika bersama-nya. Merasakan perubahan sang suami yang sangat signifikan, diam-diam Kinara pun mencari tahu apa yang menyebabkan suami-nya berubah. Dan ternyata...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_Les, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DLHS 22
Rumah Rangga-Nara.
Pukul 16.00
Jam masih menunjukkan pukul empat sore, tapi Rangga sudah berada di rumah. Agar Nara tidak punya kecurigaan padanya, Rangga pun memutuskan untuk bersikap romantis pada Nara. Dan salah satu hal romantis yang akan Rangga lakukan pada Nara adalah dengan menyiapkan makan malam romantis di rumah.
Satu paket makanan untuk makan malam romantis pun sudah Rangga pesan dan tinggal menunggu kurir datang. Sementara menunggu makanan yang Rangga pesan datang, Rangga pun menyiapkan hal-hal yang lain, seperti menyiapkan lampu hias, menaburi kelopak mawar dan meletakkan lilin dari depan pintu masuk sampai ke ruang makan yang sudah Rangga tata rapih.
Lilin aroma terapi juga sudah Rangga siapkan dan akan dinyalakan saat makan malam romantis nanti.
Waktu terus berjalan, tak terasa sekarang sudah jam setengah delapan malam, tapi Nara belum juga pulang.
"Kemana sih dia, kenapa belum pulang?" gumam Rangga sambil bolak-balik melihat jam yang ada di ponsel-nya.
Karena Nara lama sekali pulang, Rangga pun sampai ketiduran di sofa ruang tamu.
Empat puluh lima menit kemudian, terdengar suara mobil yang masuk ke garasi rumah. Rangga yang sedang tidur-tidur ayam pun mengerjapkan matanya lalu beranjak dari sofa kemudian keluar dari rumah untuk menyambut Nara. Tapi sebelumnya Rangga menyalakan lilin-lilin yang berjejer mulai dari pintu ruang tamu sampai keruang makan.
"Kamu kok baru pulang Sayang?" tanya Rangga begitu Nara membuka pintu mobil-nya.
"Biasalah lah Mas, namanya juga hari Senin." jawab Nara.
"Mas sendiri dari jam berapa pulang?" tanya Nara, padahal Nara tau kalau suami-nya sudah ada dirumah dari jam empat tadi lewat GPS. Setelah mengetahui suami-nya dirumah, Nara pun tidak lagi mengecek GPS atau cctv rumah mereka. Lagi pula sebelum menyiapkan kejutan untuk Nara, Rangga juga sudah menonaktifkan cctv rumah mereka.
Mereka pun jalan bersama memasuki rumah.
"Jam empat tadi aku udah dirumah." jawab Rangga.
"Tumben."
"Gak ada yang mau dikerjain di kantor, ya udah aku pulang." jawab Rangga.
"Oh..." Nara hanya membulatkan mulutnya.
"Tunggu dulu." cegah Rangga begitu mereka sampai di depan pintu rumah.
"Kenapa?"
"Sini tutup matanya dulu." ucap Rangga lalu menutup mata Nara dengan tangannya.
"Ada apa sih Mas?" tanya Nara.
"Ntar kamu juga tau." jawab Rangga.
Rangga pun menuntun Nara berjalan menuju pintu lalu membuka pintu itu perlahan kemudian menggiring Nara masuk kedalam rumah. Sesampainya di dalam rumah, barulah Rangga melepaskan tangannya dari mata Nara.
Nara tercengang melihat lantai yang sudah di taburi bunga dan lilin yang berjejer panjang.
"Ini kamu yang buat Mas?" tanya Nara.
"Iya. Kamu suka gak?" jawab Rangga.
"Suka, tapi dalam rangka apa kamu buat kayak gini? Ini kan bukan hari anniversary kita, Mas."
"Memang bukan. Aku cuma pengen bikin kejutan aja buat kamu. Aku baru inget kalau aku udah lama banget gak bikin kejutan romantis kayak gini sama kamu. Mmm... udah berapa tahun yah..." jawab Rangga sambil mengingat-ingat sudah berapa lama ia tidak memberi kejutan romantis seperti ini untuk Nara.
"Dua tahun yang lalu. Terakhir kamu bikin kayak gini pas ulang tahun aku yang ke-28." jawab Nara.
"Iya yah... lama banget berarti yah Sayang." balas Rangga.
Nara hanya memutar bola matanya malas tapi bibir-nya juga tersenyum karena senang suami-nya membuat kejutan romantis seperti sekarang.
Nara pun berjalan mengikuti taburan bunga dan jejeran lilin.
Sesampainya di ruang makan ia melihat sudah ada makanan dan wine diatas meja dan lilin di tengah-tengah meja.
"Ini pasti kamu pesan kan?" tanya Nara.
"Ya iyalah Sayang, aku mana bisa masak kayak gini." jawab Rangga.
Rangga pun menarik kursi untuk Nara duduki.
"Silahkan duduk ratu-ku." ucap Rangga.
Nara tersenyum malu-malu mendengar ucapan Rangga lalu duduk di kursi yang sudah Rangga siapkan.
"Tunggu yah, biar lebih romantis aku nyalain lilin aroma terapi sama aku ganti lampu-nya dulu." ucap Rangga.
Rangga pun menyalakan lilin aroma terapi yang sudah ia letakkan didekat meja makan lalu mengganti lampu diruang makan menjadi mode redup lalu menyalakan lampu hias LED yang membentuk gambar love.
Nara terkekeh kecil melihat lampu hias LED itu. Ia merasa kembali seperti anak ABG yang sedang merayakan anniversary yang pertama.
"Kenapa kamu ketawa?" tanya Rangga sambil mendaratkan bokongnya di sofa.
"Kita udah tua Mas, kenapa harus pake lampu hias kayak gitu segala sih? Ini aja tuh udah cukup tau gak." jawab Nara.
"Ya gak pa-pa, biar cinta kita awet muda terus Sayang." balas Rangga.
Rangga pun memotongkan steak yang ada dipiringnya lalu memberikan steak yang sudah di potong-potong itu pada Nara.
"Untuk bidadari ku." ucap Rangga sambil memberikan piring yang berisi steak yang sudah Rangga potong-potong pada Nara.
Nara tersenyum malu-malu sambil menggeleng-gelengkan kepala-nya mendengar ucapan Rangga.
Dan malam itu Rangga pun berhasil membuat Nara kembali klepek-klepek pada-nya dengan makan malam romantis versi Rangga.
💋💋💋
Bersambung...
cepet sehat nara... biar ada tenaga buat benyek2in suami kamu...