" aku hamil !! " ucap Rania pada laki laki yang telah mengambil kesuciannya sedang paksa.
" apa kamu yakin dia itu anakku ?" tanya laki laki itu pada Rania dengan pandangan yang sangat merendahkan.
" buang saja anak itu !! aku tidak sudi memiliki anak dari wanita seperti mu " ucap laki laki itu sambil melempar kan segepok uang tepat di wajah Rania.
" aku bersumpah akan membuat kamu menyesal telah melakukan hal ini padaku dan juga meminta ku untuk membuang anak ini " ucap Rania sambil pergi meninggalkan pria arogan itu.
Setelah Rania pergi dan menghilang di saat itu juga ular sanca Ridzwan mati suri dalam tidur panjang nya..
apakah Rania dan Ridzwan akan berjodoh ataukan ada pria lain yang akan menjadi jodoh Rania ..
ikuti kisah perjalanan Rania dan Ridzwan di tengah kebencian dan ambisi di hati keduanya ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R-kha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lamaran Di tengah Rasa Takut
Mendengar Rania masuk rumah sakit berbagai macam pikiran hinggap di benak bu sila tapi ta lama dirinya tersadar saat Talia menanyakan apa yang terjadi pada wanita yang sudah iya anggap ibunya.
" ibu kenapa eyang ?" tanya Talia sambil menggoyang goyang tangan Bu sila.
" rania masuk rumah sakit, tapi eyang ngga tau Rania kenapa ?" ucap Bu sila sambil menutup sambungan teleponnya.
" ya sudah ayo eyang kita kerumah sakit " ucap Talia yang sangat mengkhawatirkan Rania dan tak lama Raja pun kembali terbangun karena mencari ibunya.
" eyang ... ibu mana ya " tanya Raja sambil menggosok gosok matanya.
" ibu lagi di rumah sakit, tapi Raka ngga boleh ke sana ya, kan sudah malam jadi besok pagi kita ke sana ya " ucap Bu sila memberi pengertian pada Raja.
Meski Raja mengangguk tapi wajahnya terlihat sangat sedih.
" ya sudah Raja bobo yu sama kakak " ucap Talia yang sebenarnya ingin seger menemui ibu Rania tapi apa yang di ucapkan eyang nya memang benar adanya apalagi Raja yang masih kecil belum bisa bermalam di rumah sakit.
Melihat Talia yang sudah membawa Raja untuk kembali ke kamarnya, Bu sila mencoba membuat sambungan video call pada Wildan agar tau apa yang sebenarnya terjadi dan tak butuh waktu lama Wildan pun mengangkat sambungan telepon nya.
" ya Bu ada apa ?" tanya Wildan yang kini sudah berada di ruang inap sambil melihat Rania yang masih memejamkan matanya.
" bagaimana keadaan Rania ? " tanya Bu sila langsung.
Wildan pun mengarahkan handphone nya ke arah Rania yang masih memejamkan matanya dengan selang infus di tangannya, Bu sila pun menutup mulutnya tak percaya Rania mengalami hal seperti itu.
" apa yang terjadi pada Rania Wil ?" tanya Bu sila
" nanti Wildan cerita di rumah, ngga enak kali cerita di telepon" ucap Wildan karena iya pun masih mencari bukti jika memang Ridzwan yang melakukan hal ini pada rania.
" kabari ibu jika terjadi sesuatu ada Rania " ucap Bu sila yang langsung menutup sambungan telepon nya agar Wildan bisa istirahat sambil menunggu Rania sadar.
" ran .. ini mas.. kamu sudah aman sayang.." ucap Wildan sambil mencium punggung tangan Rania.
" JANGANNNN " Rania yang baru saja tersadar langsung menarik paksa tangan yang masih berada di genggaman Wildan.
" sayang ini mas " ucap wildan sambil kembali menggenggam tangan Rania.
" mas..mas Wildan " ucap Rania sambil bangkit dari tidurnya dan langsung memeluk erat Wildan.
" Rania takut mas, Rania tidak mau kembali ke titik gelap di hidup Rania lagi " ucap Rania dalam dekapan wildan.
" Rania takut " ucap Rania semakin menenggelamkan wajahnya di pelukan Wildan.
" apa bisa kita menikah saja mas, agar dia tidak bisa lagi mengusik Rania dan juga Raja" ucap Rania yang tidak memperdulikan rasa malunya, jangan kan rasa malu , rasa sakit yang mendera di tubuhnya saja tidak Rania hiraukan.
" siapa yang mengusik mu sayang ? Ridzwan ?" ucap Wildan memastikan apa yang sedari tadi iya pikirkan, Rania langsung mengangguk sambil mengeratkan pelukannya pada Wildan.
" apa kamu baik baik saja ?" tanya Wildan memastikan.
" Rania lebih baik mati dari pada harus kembali ke titik tergelap dalam hidup " ucap Rania sambil membuang muka di hadapan Wildan.
" ok besok kita akan menikah, biar Ridzwan tidak bisa mengusik kamu dan Raja lagi " ucap Wildan sambil mengusap punggung Rania agar bisa lebih tenang.
" terima kasih mas " ucap Rania meski sebenarnya dirinya sangat mau karena dirinya yang meminta Wildan menikahi nya
" sama sama, yang penting kamu sekarang istirahat biar besok bisa nikah sama mas ok " ucap Wildan sambil membantu Rania merebahkan tubuhnya tak lupa Wildan menyelimuti tubuh Rania.
Rania mencoba memejamkan matanya tapi tangannya masih menggenggam erat tangan wildan agar merasa jika dirinya memang dirinya benar benar aman.
' maa janji akan membalas setiap luka yang Ridzwan berikan padamu " ucap Wildan dalam hati karena Rania masih terlihat sangat ketakutan.
Dan tak terasa Wildan pun tertidur dengan kepala bersandar di pinggir tempat tidur Rania sedangkan tangan keduanya masih bertaut.
" ibu.. ayah ...." ucap Raja yang baru saja tiba di ruangan Rania setelah tapi pagi Raja meminta Bu sila membawanya ke rumah sakit dan beruntungnya Wildan sudah memberitahu Diman ruangan Rania berada.
" hai.. pagi sayang " ucap Wildan sambil melihat ke arah Rania yang masih memejamkan matanya.
" ayah .. ibu kenapa ?" tanya Talia yang melihat ada banyak luka di tubuh Rania ibunya.
" ibu sekarang sudah ngga papa " ucap Wildan yang tidak ingin Talia tau apa yang sudah di alami Rania.
" auhh " tangan Rania yang tersenggol oleh Raja pun membuat Rania terbangun dari tidurnya.
" hai sayang " ucap Rania pada Raja dan juga Talia.
Talia pun mendekat ke arah Rania dan menggenggam tangan Rania yang terbebas dari jarum infus.
" ibu kenapa ?" tanya Talia yang masih penasaran dengan apa yang terjadi pada ibunya
" ibu ngga papa " ucap Rania sambil melihat Bu sila yang kini sedang berurai air mata.
" Rania ngga papa bu, ibu jangan khawatir " ucap Rani meyakinkan Bu sila.
" kamu sudah makan sayang ?" tanya Bu sila sambil meletakkan dua box bubur ayam yang tadi iya beli di jalan untuk Wildan dan juga Rania.
" kebetulan Wildan lapar Bu " ucap Wildan sambil membuka box bubur, Wildan pun memakan bubur itu sambil sesekali menyuapi Rania bahkan tidak ada yang menyadari jika mereka makan dari sendok yang sama sampai bubur itu habis.
" mas sebaiknya pulang dan istirahat di rumah, mas pasti lelah dari semalam " ucap Rani yang kasihan melihat wajah lelah wildan.
" kalo mas pulang kamu yang jaga siapa ?' tanya Wildan yang memang belum menceritakan apapun pada ibunya.
" ada ibu di sini yang akan menjaga Rania " ucap Bu sila yang juga melihat wajah Wildan yang terlihat pucat dan lelah.
" ajak Raja dan Talia pulang juga, ngga baik mereka lama lama di rumah sakit " ucap Bu sila lagi.
" baik lah kalo gitu mas pulang dulu ya, kalo ada apa apa panggil suster untuk membantu ok " ucap Wildan yang masih belum tenang meninggalkan Rania meskipun bersama ibunya sendiri.
" iya Wildan...ibu bakal jagain Rania selama kamu ngga ada, puas kamu ?" ucap Bu sila sambil geleng-geleng kepala melihat Wildan yang begitu posesif pada Rania.
Wildan pun akhirnya pulang bersama kedua anaknya dan tanpa Wildan sadari jika semenjak Bu sila keluar dari rumah Wildan ada sepasang mata yang terus mengikuti kemana Bu sila pergi.
" jadi kamu di sini Rania !!!
✍️✍️✍️ siapa yang dari tadi mengikuti Bu sila dan anak anak ke rumah sakit ??
Pantengin terus ya ceritanya biar R-kha lebih semangat lagi UP nya.
Jangan lupa like dan tinggalkan jejak ya biar R-kha lebih semangat lagi.
Love you moreeeee 😍😍🌹
keluarga bejat