Memiliki kecantikan dan kepintaran saja tidak cukup untuk membuat ibu mertuanya senang padanya. Elleana Bella, seorang wanita karier dan juga ibu yang baik untuk putranya.
Namun ia selalu di cap sebagai menantu yang buruk oleh ibu mertuanya, bahkan suaminya pun selalu memojokan dan menyalahkan dirinya dalam segala hal dan selalu membenarkan kata-kata ibunya.
Bagaimana cara Bella menghadapi sikap toxic ibu mertuanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QueenMama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Bella menatap suaminya dengan tatapan dingin tanpa ekspresi. "Ada apa?"
"Aku ingin bicarakan sesuatu padamu."
"Katakan saja, aku akan mendengarkan nya." Jawab Bella yang kini mengusap rambut putranya dengan lembut.
Abimana langsung meneluk kedua lutut dan menangkupkan kedua tangannya di hadapan Bella yang kini hanya menatapnya tanpa sepatah kata pun.
"Maaf"
Bella hanya tersenyum tipis mendengar kata maaf yang sama yang selalu di ucapkan Abimana padanya setiap kali ia merasa bersalah. Namun setelahnya kata maaf itu bagaikan angin yang berhembus dan berlalu begitu saja tanpa meninggalkan jejak.
"Untuk apa?" Tanya Bella yang kini menatap ke arah lain.
"Untuk segalanya yang pernah aku lakukan padamu, aku sungguh menyesali segalanya." Ucap Abimana dengan penuh ketulusan.
"Segalanya? namun setelah itu kau mengulangi nya kembali, aku rasa kau tidak salah. Akulah yang salah, salahku karena terlalu sabar menghadapi sikap egois kalian."
"Bella," Abimana tak melanjutkan kata-katanya kembali saat Bella memberikan isyarat untuk diam.
Bella sudah sangat lelah mendengarkan segalanya yang pada akhirnya suaminya akan membela sang ibu dari pada dirinya. "Aku tidak akan pernah menuntut janji apapun padamu mas, kau bisa berbuat apapun yang kamu inginkan. Aku ingin kita berpisah mungkin inilah jalan terbaik untuk kita berdua."
"Tapi Bella cobalah untuk mengerti, aku akan berusaha semampu dan sekuat tenaga ku untuk menjadi yang kamu inginkan, aku mohon pikirkan kembali masa depan Zayn." Abimana terus memohon agar istrinya tidak pernah mengatakan hal tentang perpisahan, karena setelah beberapa hari Bella terus saja meminta berpisah dengannya.
"Apa yang harus di pertahankan lagi mas, dulu aku juga pernah berpikir hal yang sama seperti yang baru saja kamu katakan. Tapi, ternyata yang aku apa yang aku dapatkan hanya rasa sakit dan penderitaan." Bella mulai mengingat masa-masa sulitnya menghadapi sikap ibu mertua dan juga suaminya saat itu.
"Kamu lihat sendiri kan bagai mana sikap ibumu padaku, aku tidak pernah bermaksud menjelekan ibu mu tapi kenyataannya sikap ibu mu tak pernah berubah, bahkan ibu pernah mengatakan padaku bahwa ia akan mencarikan pengganti yang lebih baik dariku. Jadi untuk apa kamu masih menahanku disini?"
Abimana mulai meneteskan air mata nya saat mendengar keluh kesah istrinya yang tak pernah ia dengarkan selama ini. "Ini rumah mu, tidak mungkin kau yang harus pergi meninggalkan rumah ini, tapi aku juga tidak ingin meninggalkan mu dan putra kita." Abimana menggengam erat tangan istrinya agar Bella memberinya kesempatan untuk memperbaiki segalanya.
Namun Bella menepis tangan Abimana dan menyuruh nya untuk pergi meninggalkan ruangan itu, Bella menjaga hatinya agar tidak terjebak dalam lubang yang sama. Saat ini Bella masih berusaha untuk menyembuhkan luka hati karena kehilangan bayinya karena ibu mertuanya.
Bella mengusap perut datarnya dengan lembut. "Sebelumnya aku merasakan tendangan kecilnya, tapi kini," Bella menangis meluapkan kesedihan hatinya.
"Jangan menangis ma," Zayn mengusap air mata sang mama dengan lembut dan memeluk nya dengan sangat erat.
Abimana yang melihat hal itu pun langsung menghampiri anak istrinya dan membawanya ke dalam pelukan.
"Maaf, maaf." Berulang kali Abimana mengucapkan kata-kata yang sama.
Namun di luar ruangan ibu Maya hanya menatap sinis, tak sedikit pun rasa iba di dalam hatinya.
"Cihh drama sekali." Gumam ibu Maya yang kini pergi meninggalkan ruangan.
***
Hari demi hari waktu pun silih berganti hubungan antara Bella dan Abimana masih sedingin salju sedangkan Ibu Maya tetap melakukan hal-hal yang ia sukai, begitu pun dengan Bella yang terus pokus pada pekerjaan dan putranya saja.
Abimana sudah tak pernah pulang ke rumah itu membuat Bella berpikir jika apa yang di janjikan Abimana hanyalah angin lalu. Namun nyatanya Abimana bekerja siang dan malam agar ia bisa membelikan mobil untuk istrinya, mengganti mobil yang pernah ia jual karena permintaan ibunya.
Abimana tersenyum saat melihat sebuah kunci mobil yang ia beli dengan hasil keringat nya sendiri. "Bella aku akan pulang dan memberikan kejutan ini untukmu." Dengan wajah bahagianya Abimana pun mengecup kunci itu dan mulai mengemudikan mobilnya menyusuri jalanan yang menuju rumahnya.
Setelah beberapa menit berlalu kini Abimana pun sampai di depan rumahnya dan mulai memasuki rumah itu dengan penuh senyuman, namun kini senyuman itu menghilang saat melihat seisi rumah nampak berantakan dan tak terurus.
"Bella? sayang kamu dimana? Zayn! ibu!" Abimana mencari keberadaan seluruh keluarga nya yang sudah ia tinggalkan sejak beberapa bulan yang lalu demi menggapai apa yang ia janjikan pada sang istri.
Namun kini suara benda terjatuh datang dari kamar ibunya. Abimana berlari melihat apa yang terjadi dan betapa terkejutnya saat melihat sang ibu yang sudah terkapar lemah di lantai.
"Ibu!" Abimana terkejut dan langsung berlari membawa ibunya ke rumah sakit terdekat.
"Ibu, ibu pasti akan baik-baik saja." Abimana menunggu pemeriksaan ibunya selesai dan berusaha untuk menghubungi istrinya yang entah ada dimana saat ini.
"Bella tolong angkat panggilanku." Abimana terus berjalan mondar mandir menunggu Bella menjawab panggilan nya, namun nihil Bella tetap tak kunjung menjawab panggilan telepon nya.
Setelah menunggu lama kini sang dokter pun keluar dan memberi tahu jika ibunya mengalami struk ringan. Abimana menghela nafasnya perlahan dan menghampiri ibunya yang masih menutup matanya.
"Ibu kenapa semua ini bisa terjadi? apa saja yang terjadi saat aku tidak ada di rumah?" Abimana menggengam erat tangan ibunya. mulai terisak.
Lama Abimana menangis hingga ibu Maya terbangun dan berusaha keras untuk berbicara, namun kini ia tak mampu mengeluarkan sepatah kata pun dari bibir nya.
Ibu Maya mulai mengeluarkan air matanya dan menyesali perbuatannya setelah mengusir Bella saat Abimana tidak ada.
Flasback
Bella membuka pintu rumahnya dengan wajah lelah karena seharian bekerja, namun kini ia sudah di sambut oleh ibu mertuanya yang sudah berkacak pinggang di menghampiri nya.
Plakkk...
Tanpa alasan yang jelas ibu Maya langsung menampar Bella begitu saja. "Dasar menantu tidak tahu diri suami pergi kau seenaknya pulang larut malam!" Teriak ibu Maya yang kini akan kembali melayangkan tangannya pada Bella, namun dengan cepat Bella menggengam tangan ibu mertuanya dan menepisnya begitu saja.
"Apa hak ibu melarang saya pulang larut? saya pergi untuk bekerja bukan untuk main."
"Halah kamu pikir aku tidak tahu bagai mana kamu di belakang anakku?" ibu Maya mendorong Bella dengan sangat kasar hingga jatuh tersungkur di lantai. Bella sudah tak kuat lagi menghadapi sikap arogan ibu mertuanya, tanpa banyak kata kini ia pun memutuskan untuk pergi meninggalkan rumah itu bersama putranya yang sedang tertidur pulas.
Dan setelah Bella pergi ibu Maya merasakan sakit yang teramat di dadanya dan jatuh tak sadarkan diri, namun tidak ada siapapun yang membantu dan menolongnya. Hingga beberapa hari berlalu ibu Maya semakin merasakan sakit di sekujur tubuhnya dan tak bisa melakukan apapun lagi sampai akhirnya Abimana pulang dan membawanya ke rumah sakit.
Flasback End
Bersambung