Silvi terdiam menatap seorang pemuda yang membuatnya terkejut bukan main, bagaimana tidak bocah yang lebih muda itu mengajaknya menikah.
"kamu gila!" bentak Silvi yang kemudian pergi.
ya dia adalah seorang wanita yang telah beberapa tahun menjadi wanita yang kuat menghadapi kerasnya kehidupan.
tapi sebenarnya dia menyayangi seorang anak kecil dari pria yang sering membantunya.
hingga tanpa sadar dia sangat mencintai gadis itu, tapi luka kembali datang dari pria yang sedang dekat dengan dirinya.
hingga akhirnya seseorang datang untuk melindungi dirinya dan keluarganya Bagar tak malu.
apa yang harus di lakukan oleh Silvi?
apa yang akan di pilih oleh wanita itu?
pemuda itu atau gadis kecil yang memanggilnya ibu, atau tetap sendiri menghadapi tantangan dalam hidupnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon meidina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
orang stres
Mulyadi memilih duduk santai saja sekarang, dan dia melihat ponselnya, meninggalkan wanita di ranjang itu begitu saja.
dia mendapatkan pesan dari ibunya jika Dewi datang dan membuat keributan.
karena kesal dia pun menelpon ibunya, "katakan pada wanita itu Bu, aku akan menceraikannya secepatnya karena aku tak mau bertingkah seperti ini lagi, bukankah dia yang meminta untuk berpisah," kata pria itu.
"tapi dia tak mau," kata Bu Narsi.
"itu bukan urusan ku, mau peduli atau tidak, aku akan mengurus Semuanya sendiri, dan tak akan membiarkan wanita itu diam begitu saja," kata Mulyadi sebelum menutup telpon.
dia pun mengirimkan pesan akan memberi ibunya uang satu juta jika melalukan apa yang dia perintahkan.
tentu saja dengan senang hati Bu Narsi melakukan itu, toh putranya itu tak akan berbohong padanya.
"sekarang pergilah, karena putra ku bilang jika dia akan menceraikan mu, karena dia tak ingin kamu membuat kesal karena tingkah mu yang matre itu," kata Bu Narsi mengusir Dewi.
"tidak mau, sebelum aku bisa bertemu dengan mas Mul, aku tak akan pergi dari rumah ini," kata wanita itu
"kamu tuli ya, aku bilang pergi dasar wanita sialan," makinya dengan keras
bahkan wanita itu langsung mendorong Dewi pergi dari rumahnya dan tak memberikan ampun sedikitpun.
sedang Dewi merasa jika ibu mertuanya itu sangat keterlaluan, bagaimana mungkin ada wanita sejahat ini," gumamnya.
tapi Bu Narsi tak peduli, karena dia benar-benar tak mau berurusan dengan mantan menantunya itu.
lagi pula,Dewi itu tidak sehebat Silvi yang bisa di manfaatkan, dan tanpa terduga sebuah pesan masuk kedalam ponsel mul.
dia membaca pesan itu dan merasa kesal, bagaimana tidak, itu adalah pesan dari calon adik iparnya, atau lebih tepatnya calon suami putri.
ternyata pria itu sudah tau rencana putri yang ingin kabur dengan kekasihnya setelah mengambil banyak uang darinya.
mendapatkan kabar itu membuat Mul sangat kesal dan bersumpah akan membunuh pria busuk itu.
karena pria itu bisa membuat keluarganya malu, jadi Mulyadi memutuskan untuk melakukan sesuatu malam ini.
Menik berjalan dan memegang Mulyadi, "kamu akan pergi lagi?" tanya wanita itu.
"benar, aku harus pergi ada roti di meja dan air di sana, kamu bisa memakannya untuk mengganjal perut, tapi ingat kamu tak boleh lari dariku," kata mulyadi.
"aku ingin sekali tak merepotkan dirimu, apa boleh aku menjalani operasi untuk mata ku?"
"tapi saat kamu melihat ku, kamu pasti akan coba kabur dariku bukan," kata pria itu.
"tentu saja tidak, kenapa aku harus melakukan itu?" tanya menik bingung.
"karena kamu sudah sembuh kenapa kamu mau tinggal di rumah pria seperti ku yang hanya membuat mu jadi seperti pelacur ku sendiri?"
"karena kamu orang stres," kata Menik.
"sudah beristirahat saja aku harus pergi melakukan sesuatu, dan jangan membuat ku marah mengerti sayang," kata Mulyadi yang kemudian pergi.
menikah tak ingin meninggalkan pria itu meski sudah bisa melihat nantinya, karena baginya pria seperti Mulyadi itu memang bejat, tapi dia tak kenal dunia luar.
bagaimana rupa manusia baik dan manusia buruk di dunia ini, jadi lebih baik dia tetap di sisi pria itu.
Mulyadi sampai di sebuah rumah yang tak besar, dia langsung mendobrak masuk dan menemukan putri dan pria itu akan mulai bercumbu.
Mulyadi menampar pipi adiknya itu dan membuatnya pingsan.
sedang kekasih Putri ingin memukul Mulyadi dengan vas bunga, tanpa basa-basi pria itu langsung menusuk pria itu berkali-kali hingga tewas.
kemudian dia pun memutuskan untuk membawa adiknya pergi dan tak lupa dia membakar rumah milik pria itu dengan satu kali Sulut.
api tiba-tiba sudah membesar dan membimbing tinggi, pria itu pun mati terpanggang.
sedang Mulyadi memberikan adiknya pada calon suaminya yang memang sudah cukup matang.
"lihat sesuai janjiku, jadi berhenti mengancam keluargaku," kata Mulyadi yang pergi begitu saja.