Rani adalah seorang yang sudah sebatang kara, dia tidak memiliki orang tua dan bahkan keluarga sekalipun dikampung halamannya. Sehingga dia memutuskan untuk merantau di kota besar, Jakarta. Dengan berbekal surat-surat penting dan keahlian yang dia miliki, akhirnya dia bisa memulai hidupnya di sana dengan berkuliah sambil bekerja disebuah cafe.
Tetapi siapa sangka kehidupannya berubah ketika bertemu dengan seorang pria kaya yang semaunya sendiri. Dia dituduh sebagai seorang kurir paket yang telah membawa lari paket yang seharusnya dia kirim ke sebuah alamat.
Bagaimana kisahnya?
Yukk dukung terus 😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Linha_nofear, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
"Ow ya dimana rumah kurirnya Kak?" tanya Rani mencoba membantu Dito.
"Hmm.. Sebentar coba gue telepon aja. Siapa tahu diangkat dan bisa langsung gue tanya rumahnya yang mana." jawab Dito yang kembali menatap ponselnya untuk dia cari nomor yang dia kira kurir paket.
Dito pun mengarahkan ponselnya ditelinga untuk mendengar nada sambung dari nomor yang dia hubungi.
Tapi tiba-tiba saja ponsel Rani yang dia letakkan diatas meja berbunyi. Seketika Rani dan Dito saling pandang. Seakan tahu apa yang ada dipikiran mereka masing-masing.
Dito pun mematikan panggilannya dan otomatis bunyi dering di ponsel Rani juga berhenti. Dito pun kembali menghubungi tetapi tidak dia letakkan ditelinganya tetapi hanya dia lihat saja karena hanya untuk membuktikan apakah benar nomor yang dia hubungi sebenarnya nomor Rani.
Dan benar saja ponsel Rani kembali berdering. Hal itu membuktikan bahwa kurir paket yang dimaksud Dito adalah Rani. Tetapi Rani tidak tahu apa-apa tentang itu.
"Jadi lu kurirnya?" tanya Dito sambil mematikan panggilannya dan menatap Rani dengan intens.
Rani hanya melongo saja, karena dia tidak tahu apa yang dimaksud oleh Dito. Belum Rani menjawab Dito segera kembali memberinya pertanyaan.
"Sekarang mana paket gue! Gue uda tunggu lu lama, gue hubungi memang sengaja gak lu angkat kan? Sekarang balikin paket gue." tuduh Dito dengan kesal.
"Paket apaan Kak? Rani bukan kurir, kan Rani kerja di cafenya Pak Kelvin." jawab Rani membela diri.
"Uda gak usah pura-pura. Buruan ambil paket gue, pasti lu taruh didalam rumah kan?" tanya Dito sambil sedikit mendorong bahu Rani agar masuk ke dalam rumah dan mengambil paket yang dia maksud.
"Beneran Kak, Rani gak tahu apa maksudnya!" kesal Rani, karena dia sudah jujur tetapi tidak dieprcaya oleh Dito.
"Kalau Kakak gak percaya, silahkan geledah kost Rani. Rani gak keberatan. Silahkan!" lanjut Rani sambil bangkit berdiri dan memberi jalan Dito agar masuk ke dalam kostnya dan mencari paket yang dimaksud oleh Dito.
"Oke." jawab Dito sambil bangkit berdiri dan berjalan tertatih masuk ke dalam kost Rani.
Rani tidak berniat sama sekali membantu Dito, karena dia merasa kesal Dito sudah menuduhnya tanpa bukti.
Begitu masuk ke dalam kost yang kecil itu, Dito sangat bisa dengan mudah menemukan paketnya jika memang ada dikost Rani. Tetapi Dito sudah mencarinya kemana-mana tetapi tidak menemukan apapun. Sedangkan Rani hanya berdiri didekat pintu sambil bersedekap dan menatap kesal kearah Dito yang terus mencari apa yang dia maksud.
"Gimana? Kakak bisa menemukannya? Kalau masih belum puas, Rani kasih waktu lagi." ucap Rani yang memang sengaja berkata seperti itu, biar Dito percaya kepadanya.
"Gue capek, mau pulang lagian uda malam." ucap Dito yang berbalik badan dan berjalan tertatih menuju pintu dimana Rani berdiri disana.
"Lu aja yang nyari, kalau uda ketemu buruan kasihkan ke gue." lanjut Dito yang berjalan melewati Rani dan keluar dari kost Rani.
Rani menghela nafas panjang, kenapa sudah jelas seperti itu tetapi Dito masih juga belum percaya.
"Makasih ya uda diobatin. Iya sama-sama." gumam Rani tetapi Dito masih bisa mendengarnya. Dan Rani memang sengaja berkata seperti itu untuk menyindir Dito yang tidak berterima kasih padahal sudah diobati Rani.
Dito menghentikan langkahnya kemudian menoleh dan dengan tulus mengucapkan terima kasih.
"Terima kasih." ucap Dito.
"Sama-sama" jawab Rani dan segera menutup pintu serta menguncinya dari dalam.
Dito menghela nafas pelan kemudian kembali berjalan menuju jalan raya dimana mobilnya dia parkirkan disana. Dan Dito segera mengendarainya menuju ke rumah kedua orang tuanya karena sang Mama masih terus menghubunginya.
...****************...
Tetap semangat 💪
Like, komen dan hadiah jangan lupa 🙏
KLO DITO MAU TERIMA SHERIN YG BRKHIANAT, SLINGKUH, BRZINAH HINGGA HAMIL, SUNGGUH PRIA BODOH MAU TERIMA WANITA BKAS..