DIAM-DIAM MENYUKAI IBU TIRI

Waode kini sudah bertekat menjemput Natasha kembali ke rumahnya. Saat itu dia sangat emosi dan sudah kalut sehingga tidak bisa berpikir lagi serta memutuskan cerai dengan ucapannya di saat dirinya sedang emosi. Waode kini mengurungkan niatnya untuk berpisah dan bercerai dengan Natasha. Waode tidak jadi menggugat cerai Natasha dan ingin kembali bersama dengan Natasha. Karena bagaimana pun juga dirinya tidak bisa berpaling dari Natasha. Dia terlanjur cinta mati dengan Natasha walaupun dengan mata kepalanya sendiri melihat Natasha sedang menggoda Gabriel putra nya. Bahkan saat itu posisi nya Natasha sudah menindih badan Gabriel. 

"Natasha! Aku minta maaf! Saat itu aku benar-benar marah dan juga sangat kecewa dengan kamu. Makanya aku langsung berkata kasar dan menceraikan kamu. Aku khilaf, Natasha. Aku sangat menyesal telah memgusir kamu dari rumah ku. Kamu mau kan memaafkan aku dan kembali lagi ke rumah ku lagi. Aku tidak jadi menggugat cerai dengan kamu. Karena aku masih mencintai kamu. Sekarang aku percaya dengan kamu, dan saat itu terjadi karena semata-mata bukan karena kemauan kamu," kata Waode. 

Saat ini Waode sudah berada di rumah orang tuan Natasha. Setelah kejadian itu, Natasha diusir dari rumah kediaman Waode dan pada akhirnya Natasha pulang dan kembali ke rumah orang tua nya. 

Natasha diam seribu bahasa tidak bicara apapun. Nagih Natasha Waode dan juga Gabriel adalah laki-laki yang jahat. Natasha sangat kecewa dengan Gabriel, anak tiri nya. Tindakan Gabriel seolah menggiring Natasha ke dalam jurang permasalahan yang mengakibatkan Waode membenci nya. 

"Maaf, mas Waode! Aku tidak bisa kembali ke rumah kamu. Dan lagi kembali rujuk dengan kamu. Saat ini aku baru sadar kalau sesungguhnya keberadaan ku di rumah itu tidak diinginkan oleh semua orang yang tinggal di sana. Apalagi anak tiri kamu yang seperti memasukkan aku ke dalam perangkap jurang yang terdalam hingga aku jatuh tidak bisa terselamatkan lagi," ucap Natasha. 

"Terlepas semua yang sudah aku perbuat bersama dengan Gabriel, putra kamu mas! Jujur aku sangat tidak mengerti kenapa aku bisa menjadi wanita gila dan liar yang ingin melakukan hubungan badan itu. Aku merasa syaraf-syarafku menuntut dan menginginkan itu. Apalagi saat itu aku sudah berada di kamar putra kamu. Awalnya aku mendatangi Gabriel karena bibi Mariati memberitahu kalau Gabriel sedang sakit kepala lalu pada akhirnya bibi Mariati kembali memberitahu kalau Gabriel pingsan lama. Terlepas siapa disini yang merekayasa semua kejadian itu seolah mengalir begitu saja. Dan pada akhirnya kamu melihat aku dengan Gabriel sedang bercengkrama dan mengikis jarak," kata Natasha. 

"Yang lebih habatnya, Gabriel sendiri berkata dengan kamu, mas! Kalau dirinya digoda oleh aku dan dipaksa oleh aku. Sekarang akulah yang menjadi penyebab utama terjadinya hubungan tidak wajar antara mama tiri dengan anak tiri nya. Kamu langsung percaya dengan apa yang kamu lihat. Berkata kasar, marah dan pada akhirnya mengucapkan kata cerai dengan aku," Ucap Natasha. 

"Aku terima itu, mas!" Natasha mengakhiri pembicaraan dengan Waode dan langsung meninggalkan Waode yang masih duduk di teras rumah orang tua Natasha yang sederhana itu. 

Namun sebelum Natasha benar-benar ingin pergi meninggalkan Waode, Waode menahan lengan tangannya. Waode segera bersimpuh di kaki Natasha dan memegang kedua kaki Natasha. 

"Natasha, tolong! Maafkan aku, sayang! Aku percaya kamu, sayang! Semua kejadian ini pasti semuanya karena rencana Gabriel, putra ku supaya aku dengan kamu berpisah. Gabriel berusaha menjebak kamu supaya kamu mendatangi kamarnya dan setelah nya membuat perangkap seolah-olah kamu lah yang menggoda putraku," kata Waode. 

"Aku percaya kamu, Natasha! Aku tahu dan yakin semua itu bukan karena kamu yang menginginkan nya," tambah Waode. 

"Sudahlah, mas! Itu artinya keberadaan ku di rumah itu tidak diharapkan. Sudahlah, mas! Ikhlaskan aku pergi dari kehidupan kamu, mas! Banyak wanita di dunia ini yang tentu saja lebih cantik, seksi daripada aku," kata Natasha. 

"Tolong lepas kan!! Jangan seperti ini, mas! Jangan merendahkan harga diri kamu mas. Biarkan aku pergi," tambah Natasha. 

"Jadi kamu benar-benar tidak mau memaafkan aku, Natasha? Dan kembali menjadi istriku?" tanya Waode. 

"Maaf, mas! Aku tidak bisa mas! Dengan kejadian itu aku semakin tahu, betapa keberadaan mama tiri benar-benar sangat hina di mata putra kamu," ucap Natasha. 

Waode melepaskan kedua kaki Natasha. Kesempatan itu dimanfaatkan Natasha untuk meninggalkan Waode yang masih kecewa karena tidak bisa membawa pulang kembali oleh Natasha. 

"Natasha! Bagaimana hidup ku nanti jika tanpa kamu, sayang!" gumam Waode. 

Waode dengan langkah gontai meninggalkan rumah Natasha dengan kesedihan dan kehilangan nya. Kini dia benar-benar merasakan kesepian saat kembali pulang ke rumah tidak ada yang menyambut kedatangan nya dengan gaya manjanya. Ditambah lagi dirinya akan merasakan sepi dalam tidur nya di atas peraduan. Waode pasti akan merasakan kerinduan dari kehangatan seorang Natasha

*****

Di kediaman rumah Pras, suami dari Vero. 

"Aduh kenapa tidak hamil sih? Bahkan aku sudah bercinta dengan dua pria sekaligus. Dalam seumur hidup ku aku tidak pernah merendahkan harga diriku dengan tidur bersama pria asing. Seperti nya aku harus merayu Gabriel supaya bisa membantu aku. Aku akan menghubungi Gabriel dan mengajaknya berkencan dengan ku," gumam Vero yang saat ini masih berada di dalam kediaman utama suaminya. 

Pras saat ini sedang di kamar istrinya yang pertama. Jadi Vero malam ini istirahat untuk melayani Pras, suaminya. 

Vero menjatuhkan badannya di atas tempat tidur nya. Dia mulai memikirkan cara supaya bisa hamil secepatnya. Kalau tidak? Pras bisa menceraikan dirinya kalau tidak berhasil memberikan buah hati yang diinginkan suaminya itu. 

"Gabriel! Iya, benar! Aku harus meminta bantuan Gabriel. Bagaimana pun caranya laki-laki itu bisa membantu aku supaya apa yang aku inginkan cepat tercapai," gumam Vero. 

Vero segera menghubungi Gabriel dan mengajaknya berkencan malam ini. 

"Yes! Akhirnya Gabriel mau aku ajak berkencan malam ini," gumam Vero setelah menghubungi Gabriel dan mengajaknya berkencan malam ini. 

Vero segera keluar dari kamar nya dan mulai berjalan hendak keluar daru rumah itu. Namun naas, Pras memergoki dirinya yang ingin keluar rumah. 

"Mau kemana kamu, sayang?" tanya Pras yang berhasil membuat Vero terkejut dan jantungan. 

"Eh, em aku mau pergi mas! Eh em bukannya malam ini jatah mas Pras bersama istri mas yang lain? Bukan dengan aku, mas?" ucap Vero. 

"Fanny sedang datang bulan! Jadi malam ini aku akan mendatangi kamu! Ayo kembali ke kamar kamu, Vero! Dan tunggu lah sebentar lagi aku akan masuk ke kamar kamu," kata Pras. 

"Hah? Ap apakah tidak bisa besok saja, mas! Aku, aku, sudah terlanjur berkencan dengan temanku malam ini," ucap Vero. 

"Tidak bisa! Ini sudah tugas dan kewajiban kamu jika sewaktu-waktu aku menginginkan kamu, kamu harus siap dan tidak bisa menolaknya lagi. Apa kamu mau jatah bulanan kamu di bulan ini tidak aku berikan?" ancam Pras. Vero menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Akhirnya dengan gontai masuk kembali ke dalam kamar. Rencana kencan malam ini dengan Gabriel gagal sudah. 

*****

Di kamar nyonya Martha. Saat ini nyonya Martha sedang bersama dengan bibi Mariati dan juga perawat yang menjaganya. 

"Dimana Natasha? Sudah hampir satu minggu ini aku tidak melihat nya," Tanya nyonya Martha.

"Maaf, nyonya besar! Setelah kejadian itu nyonya muda diusir dari rumah ini oleh tuan besar Waode. Bahkan yang saya dengar tuan Waode menggugat cerai dengan nyonya muda Natasha," jelas bibi Mariati.

"Apa? Kenapa tiba-tiba mas Waode mengusir Natasha? Apa yang sebenarnya terjadi, Mariati?" Tanya nyonya Martha.

"Nyonya muda alias nyonya Natasha sudah berani menggoda tuan muda Gabriel, nyonya," kata bibi Mariati. Nyonya Martha mengerutkan dahinya. Dia tentu saja tidak percaya. 

"Itu tidak mungkin dilakukan oleh Natasha," sahut nyonya Martha. 

"Nyatanya seperti itu, nyonya Martha! Bahkan tuan besar memergoki nyonya Natasha di dalam kamar tuan muda Gabriel sudah memaksa tuan muda Gabriel untuk gituan, nyonya," terang bibi Mariati. Nyonya Martha menutup mulutnya. Semua yang dia dengar benar-benar terdengar tidak masuk akal. 

"Aku akan bertanya sendiri dengan Gabriel, putra ku! Aku yakin, dia yang tahu pasti dengan kejadian ini," kata nyonya Martha. 

"Bibi Mariati! Tolong panggilkan putra ku, Gabriel! Suruh dia ke kamarku sekarang juga!" perintah nyonya Martha.