Kanaya Syifa Pratama, seorang gadis cantik berasal dari desa. Bercita-cita ingin menjadi seorang bidan, merantau ke kota untuk kuliah mewujudkan mimpi.
Tapi takdir berkata lain, ia di jebak oleh pacarnya sendiri sampai dirinya hamil. Semua mimpi yang sudah ia bangun hancur begitu saja, bahkan bukan hanya itu Syifa juga harus menerima perlakuan kasar dari ibu mertuanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indah R Y, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 22
Seminggu kemudian Redi kembali menemui Syifa.
Tok tok tok pintu di ketuk oleh Redi.
Tidak lama kemudian Syifa membuka pintunya.
"Ada apa kak ?" tanya Syifa
"Aku punya kabar baik buat kamu Fa" jawab Redi dengan tersenyum
Syifa mengerutkan keningnya, bingung dengan sikap Redi, kabar baik.? kabar apa yang akan di sampaikan oleh teman nya itu, akhirnya Syifa kembali bertanya.
"kabar apa kak?" tanya Syifa.
Redi menjabat tangan Syifa, dan tentunya Syifa tambah bingung dengan sikap Redi, tapi Syifa tetap membalas uluran tangan Redi.
"Selamat ya, kamu lulus Fa dan hari ini seluruh mahasiswa yang lulus tes beasiswa di suruh datang ke kampus!!" ucap Redi dengan semangat.
“Hah” Syifa kaget, dia tidak menyangka kalau dia akan lulus saat mengikuti tes beasiswa tersebut.
"Yang benar kak" tanya Syifa lagi.
“Iya benar, ya sudah sana kamu siap-siap biar kakak anterin kamu ke kampus!” pinta didi.
Dengan masih terkejut Syifa menurut dan bersiap-siap untuk berangkat ke kampus.
Syifa memakai jelana jens hitam panjang, dan memakai kemeja, rambut nya di kuncir kuda dengan sedikit poni yang menghiasi wajahnya, dia memang seorang janda sekarang tapi melihat penampilan nya saat ini tidak akan ada yang percaya kalau dia ibu dari satu anak.
Syifa memandangi dirinya di depan cermin.
"Bissmillah semoga ini awal yang baik" batin Syifa tersenyum.
Kemudian Syifa memakai sepatu kets nya dan keluar untuk segera berangkat, di depan sudah ada Redi menunggu di atas motornya, setelah Syifa berdiri di dekat nya Redi langsung menyerahkan helm untuk di pakai Syifa.
Syifa langsung naik ke atas motor, setelah itu Redi melajukan motornya dengan kecepatan sedang..
30 Menit kemudian mereka telah sampai di universitas xxx, kampus yang sangat megah, bangunan yang menjulang tinggi, bahkan kampus ini lebih megah dari pada tempat Syifa kuliah dulu..
"Ya sudah kamu masuk sana, kakak tinggal ya kamu bisa kan pulang sendiri??" tanya Redi
"Bisa kak, makasih ya untuk semuanya, Syifa udah banyak ngerepotin kakak" jawab Syifa
"Iya sama-sama, santai aja kali, kamu tu udah kayak adik aku" ucap Redi dengan tersenyum..
Akhirnya Redi pergi, dan Syifa berjalan masuk menuju kampus itu, dia bingung harus kemana, karena saat ini belum ada satu orang mahasiswa yang dia kenal.
Syifa terus berjalan masuk, gedung ini besar sekali, dia jadi bingung dimana kelas yang harus dia masuki, tiba-tiba ada yang menepuk bahunya, Syifa langsung menoleh.
" Hai??" sapa orang tersebut.
" Hai juga" jawab Syifa dengan tersenyum.
" Mahasiswa baru ya? kenalin aku Wulan" kata nya memperkenalkan diri
Syifa langsung menjabat tangan Wulan "Aku syifa, iya aku mahasiswa baru disini, aku daftar melalui jalur beasiswa" kata Syifa menjelaskan.
"Wah sama dong berarti, aku juga daftar melalui jalur beasiswa, soalnya kalau umum gak ada biaya, haha" ucap Wulan di iringi tawa.
Syifa juga tertawa, akhirnya mereka bercerita layaknya sahabat dekat.
Kemudian mereka masuk setelah menemukan kelas mereka, ternyata disana suda banyak orang mungkin sama seperti mereka yang masuk dengan jalur beasiswa.
Syifa dan Wulan duduk berdekatan, tidak lama kemudian ada seorang dosen yang masuk, dia menjelaskan masalah kampus dan jurusan yang akan mereka pilih, tergantung niat mereka masing-masing.
Setelah 1 jam menjelaskan dosen itu keluar kelas, anak-anak yang lain pun mengikuti, mungkin ada yang langsung pulang atau ada yang masih ingin berada di kampus untuk perkenalan..
Wulan mengajak Syifa keluar, dia ingin mengajak Syifa berkeliling melihat situasi kampus ini.
"Kamu udah mau pulang Fa"?? tanya Wulan melihat Syifa beranjak dari duduknya.
" Iya Lan soalnya aku mau kerja" jawab Syifa
"Ya padahal aku ingin ngajakin kamu keliling Fa, hemm ya udah deh kamu hati-hati ya!"
" Maaf ya Lan, besok deh kita keliling"
"Ok deh kalau gitu" ujar Wulan dengan tersenyum
Kemudian mereka berpisah, Syifa berjalan untuk pulang..
****
Setelah dari kampus Syifa langsung menuju kafe tempat dia bekerja, saat ini dia harus lebih giat bekerja agar dia berhasil menjadi dokter,dan bisa membahagiakan kedua orang tua nya.
Sesampai di kafe teman-teman nya pada mengucapkan selamat pada Syifa karena berhasil masuk di universitas ternama di kota itu.
''Selamat ya Fa, kamu sekarang sudah jadi mahasiswi'' ucap salah satu teman Syifa
Begitupun dengan yang lain, mereka sama-sama memberikan kata selamat pada Syifa, dan yang pasti memberi Syifa semangat agar dia berhasil menjadi seorang dokter terkenal suatu hari nanti.
Tentunya Syifa sangat terharu dengan kebaikan teman-temannya.
Mereka kembali bekerja melayani para tamu yang baru datang dan memesan makanan, begitupun dengan Syifa dia memang selalu semangat dalam bekerja, teman-teman sudah tidak heran lagi dengan kegigihan Syifa bekerja.
---------
Ke esokan paginya Syifa kembali ke kampus untuk mengurus kuliahnya.
Syifa kembali bertemu dengan Wulan teman nya yang baru kemaren berdiskusi dengannya.
''Hai Fa apa kabar??'' tanya Wulan basa basi saat bertemu dengan Syifa
''Alhamdulillah baik Lan, kamu sendiri gimana?"' tanya Syifa kemudian
''Aku juga baik Fa, yok ke kelas gak lama lagi dosen nya masuk!!'' ajak Wulan
Mereka berdua masuk kekelas, dan kembali duduk berdekatan, tak lama kemudian dosen mereka masuk dan memberikan kertas pada masing-masing mahasiswa, kertas itu adalah isi biodata dan spesialis apa yang akan mereka ambil nantinya.
Selesai mengisi biodata, Syifa menepati janjinya pada Wulan.
Mereka berdua berkeliling ke kampus yang sangat megah itu, banyak sekali mahasiswa-mahasiswi disana, ada yang lagi membaca buku, ada yang lagi nongkrong bersama teman-teman nya dan ada juga yang pergi ke kantin.
Syifa menyapu pandangan nya, menatap takjub dengan tempatnya kuliah sekarang, benar-benar bagus bahkan tempat prakteknya saja sangat lengkap dengan peralatan medis, mungkin beberapa hari kedepan tangan Syifa akan memegang alat itu secara langsung.
Setelah 1 jam berkeliling Syifa mengajak Wulan untuk makan di kantin, karena sedari pagi dia belum makan apa-apa, dan Wulan pun menyutujui ajakan Syifa.
Sesampai di kantin mereka berdua langsung memesan makan, kalau Syifa seperti biasa kalau lagi makan di luar Syifa akan makan bakso atau gak mie ayam.
''Oh iya Fa kamu tinggal di sini sama siapa'' tanya Wulan sambil menunggu pesanan mereka.
''Aku tinggal sendiri Lan, kedua orang tuaku tinggal di kampung, kalau kamu'' tanya Syifa balik.
''Kalau aku tinggal sama nenek ku Fa, kedua orang tuaku sudah meninggal karena kecelakaan'' jawab Wulan dengan nada sedih.
"Maaf Lan, aku tidak bermaksud membuatmu sedih"