Anne tak pernah menyangka jika suaminya kembali berkhianat. Ia pikir permintaan maafnya lima bulan lalu tulus dari hati, akan tetapi semua hanya dusta belaka.
Anne sangat hancur ketika melihat suaminya berduaan di kamar hotel bersama sahabatnya — sahabat yang selama ini ia anggap sebagai adik ternyata tega menusuknya dari belakang.
Hatinya sangat hancur, Anne merasa percuma hidup di dunia hingga ia memutuskan mengakhiri hidupnya. Namun, disaat Anne akan mengakhiri hidupnya, tiba-tiba seorang lelaki datang dan mengagalkan semua.
"Lepaskan lelaki brengsek itu dan jadilah penyembuh pemuas hasratku, maka aku akan membantumu balas dendam."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emak Gemoy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22. Perintah Asloka
...Maaf Typo bertebaran, nanti ku edit...
...***...
Anne mondar-mandir di depan pintu kamarnya dengan perasaan gelisah. Terhitung sudah dua hari ini Asloka tak pulang ke rumah, bahkan sedikitpun lelaki itu tak menghubunginya.
Karena khawatir, Anne memutuskan untuk menelepon lelaki itu. Tapi sayang, ponsel Asloka tak aktif dari tadi. Inilah yang membuatnya semakin merasa bersalah pada kekasihnya.
"Luca, kamu sebenarnya ngomong apa sih sama Laka? Dari dua hari lalu dia belum pulang, kamu tidak nambahin kata-kata dariku kan?" tanya Anne terus menggigit kuku jarinya.
'He he he, maaf aku memang menambah pemanis sedikit sih. Lo minta bunga sebuket dan coklat sebatang, tapi gue ngomong bunga seribu tangkai serta coklat yang banyak, mungkin dia saat ini pusing ngumpulin bunga,' balas Luca tertawa puas di balik sana.
Namun, berbeda dengan Anne. Ia sangat marah, bisa-bisanya Luca mengerjai Asloka seperti ini. Jelas, selama dua hari anak itu tidak kunjung pulang.
"Kau gila, Luca!" marah Anne.
'Gue bukan gila, An. Gue cuma ngetes keseriusan dia, kalau memang kekasih lo itu bener-bener cinta, pasti dia tidak akan keberatan,' balas Luca masih saja tertawa.
Sedangkan Anne tetap kesal, bibirnya maju beberapa meter. Ia bingung kalau seperti ini jadikan, apalagi Asloka sulit dihubungi.
"Awas kau Luca, sampai Laka kenapa-napa, siap-siap terima hukuman dariku!" seru Anne langsung menutup panggilan teleponnya.
Anne bergegas mencari tasnya dan ia ingin mencari Asloka di kantor, barangkali lelaki itu ada di sana. Anne juga ingin meminta maaf, atas perlakuan iseng Luca.
Tapi, baru saja Anne menuruni tangga. Tiba-tiba ia dipanggil oleh Ega, wanita itu menyuruh Anne turun dan berkata ada tamu yang ingin menemuinya.
"Siapa tamunya, Ma?" tanya Anne penasaran.
"Kayaknya dari orang kantor, lebih baik kamu temui dia dulu," titah Ega.
Anne mengangguk dan segera menemui tamunya. Saat ia sampai di ruang tamu, Anne melihat seorang wanita yang sempat ia kenal.
"Kamu sekretarisnya Laka kan?" tanya Anne segera mendekat ke arah Betty.
"Iya, Nona."
"Mumpung kamu di sini, aku mau tanya!" seru Anne.
"Ta-tanya apa, Nona?" Betty jadi was-was melihat raut wajah Anne, sangat sulit ditebak membuatnya grogi.
"Asloka apa ada di kantor?" tanya Anne merasa penasaran.
"Tidak ada, Nona." (Denger-denger, kata nona hanya untuk orang perawan ya. Tapi, nggak apa-apalah untuk janda 🙏😂)
"Terus kemana?"
Betty langsung mundur satu langkah ketika Anne meninggikan suaranya, jantung Betty hampir saja copot.
"Eh, maaf terlalu keras ya," ucap Anne cengengesan.
"Tidak apa-apa Nona, saya paham kok kalau saat ini anda sedang khawatir," balas Betty tersenyum lembut.
"Kau benar, Betty. Sudah dua hari ini Laka tidak pulang, niatnya aku mau ke kantornya, tapi katamu dia tidak disana," ucapnya sangat galau. Sungguh, Anne merasa sangat bersalah kali ini.
"Sebenarnya saya kesini mendapat perintah dari tuan Asloka, Nona. Beliau berpesan untuk menjemput anda dan tuan Asloka menyuruh anda siap-siap, menggunakan baju yang ada di dalam paperback ini," kata Betty.
"Ha? Serius kamu, Bet?"
Kini mimik muka Anne langsung berbinar. Anne merasa lega, jika Asloka baik-baik saja dan menyuruh Betty menjemputnya.
"Iya, Saya serius Nona. Ini bajunya, saya tunggu di luar."
Anne mengangguk cepat, setelah kepergian Betty barulah ia menuju kamar dan merubah penampilannya.
"Bajunya pas, kok bisa dia tau ukuranku ya," gumamnya terus menatap dirinya di pantulan cermin. Merasa sudah siap, Anne segera turun dan pamit pada Ega.
***
Anne berjalan sedih takut saat Betty terus mengarahkannya masuk. Ia takut, takut jatuh karena matanya ditutup kain hitam. Sebenarnya Anne ingin protes, tapi ini permintaan Asloka jadi mau tak mau ya sudah.
"Bet, ini masih lama tidak? Dari tadi kau mendorongku masuk, kau tidak menculikku kan?" tanya Anne menghentikan langkahnya. Entah kenapa ada pemikiran seperti itu, tapi yang jelas ia takut saat ini.
"Mana mungkin saya melakukan hal seperti itu, Nona? Sebentar lagi sampai, setelah itu anda bisa bertemu tuan Asloka," balas Betty.
Anne mengangguk kecil dan terus masuk ke dalam, setelah beberapa menit, Anne merasa Betty melepaskan pegangannya. Ia panik, hingga ingin membuka penutup mata, tapi langsung di cegah seseorang.
"Jangan dibuka, aku belum mengizinkannya, Sayang," lirih Asloka dari belakang. Setelah itu Asloka mencium lembut pundak Anne dan menghirup kuat aroma semerbak yang selalu membuatnya tak kuat menahan hasrat.
"Laka, geli tau," protes Anne saat lidah Asloka terus menyusuri lehernya. Bahkan kulitnya langsung meremang, ada aliran listrik bertenang tinggi langsung menyerang bagian bawah. Rasanya berkedut, hingga membuat Anne tak tahan.
"Aku merindukanmu, An. Dua hari saja rasanya seperti seribu tahun, bagaimana nanti saat aku ke luar negeri untuk menjalani bisnis," kata Asloka terus memeluk erat Anne.
Anne tak menjawab perkataan Asloka, ia terlalu menikmati perbuatan lelaki di belakangnya ini, sampai ia merasakan sebuah tangan menjalar dari bawah menuju gundukan kenyal miliknya.
"Laka!" Anne mencegah perbuatan Asloka dan melanjutkan perkataannya, "kau menyuruhku kesini memakai baju bagus, hanya untuk ini? Kalau iya, kenapa harus tutup mata!" seru Anne menjadi kesal.
Padahal sebelum berangkat ia sangat serius berdandan, eh sampai di tempat Asloka ingin merusak semuanya. Oh, rasanya Anne ingin menimpuk Asloka saja.
"He he he, maaf lupa aku. Lagian kamu bikin candu, jadi lupa sama tujuan awal." Asloka langsung melepaskan pelukannya dan menuntun Anne sedikit maju.
"Aku ada kejutan untukmu," bisiknya terdengar sangat bahagia.
"Aku buka ya, penutupnya," izin nya dan langsung di angguki Anne.
Perlahan-lahan Asloka membuka penutup mata Anne, hingga terlepas. Asloka menunggu reaksi Anne, berharap kekasihnya akan senang dan melompat-lompat kegirangan saat melihat seribu bunga di depannya.
Selama sehari penuh tadi, Asloka dibuat pusing dengan mawar merah yang ia pesan. Ingin dia taruh saja di bawah bersama vas bunga, rasanya tidak kreatif, jadi Asloka memutuskan untuk membuat huruf berbentuk MARRY ME ANNE.
"An ...."
Asloka merasa bingung karena Anne, tak kunjung merespon ucapannya. 'Apa aku salah?' batin nya.
Asloka membalikkan tubuh Anne dan betapa terkejutnya Asloka saat melihat kekasihnya ini menangis, hingga membuatnya panik.
"Huaaaa ...."
...🌾🌾🌾...
Asloka : Maakk 😭😭😭
Author : Apa sih! 😑😑
Asloka : Kenapa Anne malah nangis sih mak, padahal aku dah berpikiran dia akan bahagia, jingkrak-jingkrak loh 😭😭
Author : Ya mana aku tau, tanya aja sama anaknya toh kamu ada di depannya saat ini. 😾😾
Asloka : Ayolah mak, kasih tau nangis nie aku nangis, huaaa 😭😭😭😭
Author : Dih, serah lo.
Asloka : Maaaakkk 😭😭😭
sungguh mantap sekali ✌️🌹🌹
terus lah berkarya dan sehat selalu 😘😘