Dendam Istri Yang Tak Dianggap

Diperusahan Kevin, acara launching produk pun telah selesai. Tyson dan Herlina kebingungan mencari putra mereka yang tiba-tiba menghilang entah kemana.

Alya dan Kevin yang melihat Tyson dan Herlina terlihat kebingungan pun menghampiri kedua paruh baya itu.

"Ma, Pa ada apa?" Tanya Alya. "Kenapa Papa dan Mama terlihat cemas seperti itu?" Tanyanya lagi menatap kedua mertuanya itu bergantian.

"Ini Alya, Papa sedang mencari David, Papa gak tau dia kemana" jawab Tyson.

Alya pun terdiam, ia mengingat kembali saat melihat suaminya itu pergi dari ruangan itu. Apa Suaminya itu pergi karena melihat kedekatan nya bersama lelaki lain? Ah itu bagus bukan? Itu artinya, Suaminya itu benar-benar sudah jatuh hati padanya. Dengan begitu, ia lebih mudah untuk membalas sakit hatinya.

"Papa sudah menghubungi Kak David?" Alya pun berpura-pura terlihat khawatir.

Tyson menggeleng, lalu segera mengeluarkan ponselnya dari dalam saku jasnya dan langsung menghubungi nomor putranya.

Sementara David yang masih berada di atas tubuh Lestari usai mencapai puncak kenikmatannya, seketika bangkit karena dikejutkan oleh dering ponselnya. Dan iapun lebih terkejut lagi saat menyadari yang berada dibawahnya itu adalah Lestari, dan tanpa merasa malu Lestari pun tersenyum menyeringai padanya.

"Kau?" Davin pun segera menjauhkan tubuhnya dari Lestari, ia mengusap wajahnya dengan kasar mencoba menjernihkan pikirannya dan mengabaikan ponselnya yang berdering.

Melihat David yang seperti ini, dengan tidak tahu malunya Lestari kembali mendekati David dan langsung memeluknya.

"Kurasa kau tidak sedang mabuk tadi, tapi kenapa kau seperti menyesali yang kita lakukan tadi" ucapnya dengan menyentuh wajah David, namun dengan cepat si pemilik wajah menyingkirkan tangan yang menyentuh wajahnya itu, lalu mendorong pelan tubuh Lestari menjauh darinya.

"Akhhhh" David meremas kepalanya. "Apa yang terjadi dengan ku?" Tanyanya pada dirinya sendiri. "Seharusnya aku tidak melakukan ini lagi, aku sudah berjanji akan memperbaiki diri dan menjadi suami yang baik untuk Alya" Gumamnya, namun terdengar jelas ditelinga Lestari.

"Hahahaha" Lestari tertawa mendengar gumaman David. "Apa? Apa Aku tidak salah dengar? Kau bilang, kau ingin menjadi suami yang baik, hahaha David David. Kata-kata itu tidak pantas kau ucapkan, apa kau tidak melihat dirimu" ucap Lestari menunjuk pada David. "Perbuatan mu itu sangat menjijikkan, jadi aku yakin istrimu itu akan berpikir seribu kali untuk menyerahkan dirinya padamu"

"Diam kau, Lestari!" Bentak David. "Pakailah pakaian mu dan segera pergi dari sini" sergahnya.

"Kau jangan membentak ku, David. Aku dengan sukarela menawarkan diri dyrdr3evhgfadcfvvgffdswweesssssekj selagi kau tidak mendapatkannya istrimu, jadi mari kita nikmati saja seperti biasanya" ucap Lestari dengan dengan senyuman penuh makna.

"Kau.....

Drttt drttt drttt 🎶🎶 Ponsel David kembali berdering.

Dengan kesal, iapun beranjak mengambil jas nya yang tercecer dilantai lalu mengeluarkan ponselnya dari dalam saku jas nya.

David pun melenguh melihat siapa yang menelponnya.

"David kau dimana? Kau pergi sebelum acara selesai" ucap Tyson saat panggilannya yang kesekian kalinya tersambung dengan putranya.

"Maaf Pa, aku dikantor, ada pekerjaan mendadak" dustanya, David melirik Lestari yang tersenyum padanya

"Apa sekarang acaranya sudah selesai, Pa?" Tanyanya kemudian.

"Sudah, apa Kau mau menjemput atau Papa dan Mama pulang sendiri"

"Jangan Pa, Papa tunggu saja disitu. Aku akan menjemput Papa dan Mama, sebentar lagi aku akan berangkat" David pun mematikan sambungan telepon nya. Kemudian ia memunguti pakaiannya yang tercecer dilantai lalu segera memakainya.

"Sejak kapan Apartemen ini menjadi kantor" sindir Lestari yang sedari tadi menjadi pendengar pembicaraan David dengan Papa nya ditelpon, menggelengkan kepalanya.

Mendengar itu, David pun menghampiri Lestari lalu duduk disisi ranjang. Ia menatap Lestari sendu, lalu kemudian ia meraih tangan Lestari kedalam genggamannya, dan didetik berikutnya David menarik Lestari kedalam pelukannya. Dan Lestari pun senang diperlakukan seperti itu oleh David, ia mengira saat ini David sudah luluh dan mau kembali lagi padanya.

"Lestari, terima kasih atas kebersamaan kita selama ini, dan aku juga minta maaf atas semua sikapku terhadapmu" ujarnya, ia mengusap rambut panjang Lestari yang terurai. ''Aku lah Lelaki yang paling bejat yang pernah kau kenal, seharusnya aku melindungi dan bukannya malah merenggut kehormatan mu" ucapnya dengan penuh penyesalan, David pun mulai terisak, ia mengeratkan pelukannya ditubuh Lestari yang masih polos, dan Lestari sendiri begitu kebingungan dengan apa yang dilakukan dan dikatakan oleh David saat ini. "Untuk itu aku akan bertanggung jawab dengan membiayai seluruh kebutuhanmu hingga nanti kau juga menemukan pendamping hidup mu. Namun, aku mohon jangan menggangguku lagi" pintanya, jatuh cinta pada Istrinya benar-benar membuat David begitu lemah saat ini. "Aku mohon Lestari, biarkan aku memperbaiki diri dan menebus semua kesalahanku pada Alya" mohonnya.

Sementara Lestari, ia diam didalam pelukan David, ia mencerna setiap kata yang dilontarkan oleh mantan kekasihnya itu. Sejujurnya ia iba mendengar permohonan Lelaki yang selama ini menjalin hubungan dengannya. Namun, ia bingung apakah harus mendengarkan permohonannya atau meneruskan rencana yang sudah ia buat sebelumnya. Yah, Lestari ingin David kembali padanya, dan harus menikahinya karena bagaimanapun David adalah orang yang sudah mengambil kesuciannya selama ini.

"Bukan pertanggungjawaban seperti itu yang aku inginkan, Seharusnya kau bertanggung jawab dengan menikahi ku David. Diluar sana, mana ada Lelaki yang mau menikahi wanita yang sudah tidak suci lagi seperti aku" ucapnya sendu, Lestari pun mulai terisak.

"Ada Lestari, pasti ada. Aku yakin diluar sana pasti ada Lelaki yang mau menerima kamu apa adanya, kalau perlu aku akan mencarikan untukmu, asalkan itu bukan aku"

"Baiklah David, sejujurnya aku tidak rela melepaskan mu. Namun, akan aku coba, tapi jika aku tidak bisa, aku akan datang lagi padamu" ucap Lestari, ia mengurai pelukan David ditubuhnya. Sakit, sudah pasti sakit. Permintaan David begitu menusuk relung hatinya, bagaimana Lelaki itu meminta nya melepaskannya sementara tidak sedikit waktu yang mereka habiskan bersama.

David menggenggam tangan Lestari lagi, ia menatapnya dengan penuh permohonan. "Kau pasti bisa melupakan Lelaki bejat ini, Lestari"

Lestari tidak mengindahkan ucapan David lagi, ia menarik tangannya dari genggaman David lalu kemudian juga segera memakai pakaiannya.

David mengeluarkan dompetnya, ia juga mengeluarkan 1 buah kartu kredit dari dalam dompetnya lalu memasukkannya didalam genggaman tangan Lestari. "Kau boleh menggunakannya sesukamu" ucap David, lalu beranjak dari tepi ranjang yang ia duduki dan sebelumnya ia mengusap puncak kepala Lestari. "Sekali lagi maafkan aku. Dan maaf, aku harus pergi sekarang karena Papa dan Mama ku sudah menungguku" ucapnya lalu melangkah keluar dari apartemen itu. Dan lestari pun hanya bisa menatap nanar kepergian David tanpa mencegahnya, lalu ia beralih menatap kartu kredit yang ada didalam genggamannya dengan perasaan yang sulit diartikan.