Dendam Istri Yang Tak Dianggap
NOTE: alur maju.
...🍂🍂🍂...
Dua mobil terus melaju dengan kencang hingga ke jalanan sepi untuk menghindari keramaian.
Deru mobil yang saling kejar itu meriuhkan jalanan sepi yang dilaluinya.
Mobil yang dikendarai oleh Tyson Ricardo dan Herlina istrinya, terus berusaha menghindari kejaran mobil yang terus mengikutinya.
Perusahaannya nya yang berkembang pesat itu, membuat Richardo group memiliki banyak saingan bisnis dan tak jarang kebanyakan dari saingan bisnis itu berniat menghancurkannya bahkan mencelakainya.
Termasuk seperti sekarang ini, mobil yang dikendarai Tyson terus dikejar oleh musuhnya untuk mencelakakannya.
Tyson tak memberikan kesempatan pada mobil musuh yang mengejarnya sampai melewatinya. Tyson terus melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi hingga sampai di persimpangan jalan terlihat ada sebuah mobil angkutan umum yang terparkir di pinggir jalan.
Tiba-tiba saja mobil angkutan umum itu menghadang mobil musuh yang mengejar Tyson saat Tyson melewati mobil angkutan umum itu.
Brukkkk.... Seketika mobil angkutan umum itu terguling dijalanan karena tertabrak oleh mobil musuh yang mengejar Tyson, begitu pun dengan mobil yang menabrak angkutan umum itu juga mengalami kerusakan parah.
Tyson yang melihat kejadian itu melalui kaca spion mobilnya, langsung mengentikan mobilnya lalu memutar arah ke tempat kejadian.
Tyson turun dari mobilnya untuk memeriksa tragedi tabrakan itu, dia mendengar rintihan dari dalam mobil angkutan umum dan langsung mendekat untuk memeriksanya.
Seketika Tyson membelalakkan matanya melihat Hermawan temannya semasa menduduki bangku sekolah menengah atas dan Melinda istri Hermawan berlumuran darah didalam mobil angkutan umum itu, dan seorang putri kecil yang sudah tak sadarkan diri dibangku penumpang.
Tyson terus mengguncang tubuh kedua temannya itu, barangkali mereka masih hidup.
"Hermawan? Melinda? Bangunlah!"
Tyson terus mengguncang tubuh kedua temannya itu dengan raut wajah yang pucat. Sungguh kedua temannya itu telah mempertaruhkan nyawanya demi Tyson.
Hingga beberapa saat kemudian, terdengar suara rintihan Hermawan yang menyebut nama putrinya.
"Alya..."
Tyson senang karena temannya itu masih hidup.
"Hermawan, syukur lah kau masih hidup."
Hermawan mengerjapkan matanya dan terus menyebutkan nama putrinya, lalu tatapannya beralih menatap Tyson yang terus mengguncang tubuhnya.
"Tyson... selamatkan putriku, to-long se-lamatkan pu-tri ku. Berjanji lah Tyson kau akan merawat putriku seperti anak mu sendiri, ber-jan-ji lah ty-son" Dan Hermawan pun kehilangan kesadarannya setelah berpesan pada Tyson untuk merawat putrinya.
"Hermawan bangunlah!! Hermawan!!!"
Dan Hermawan pun tidak merespon lagi. Hermawan telah meninggal dunia bersama Melinda istrinya dan meninggalkan putri kecilnya.
Setelah memastikan kedua temannya itu sudah meninggal, Tyson menghubungi ambulance untuk membawa jenazah Hermawan dan Melinda kerumah. Sementara Tyson sendiri membawa putri kecil Hermawan menuju mobilnya dan akan membawanya ke rumah sakit karena terdapat banyak luka ditubuh mungil itu.
"Tyson... Anak siapa ini?" Herlina keheranan karena Tyson membawa anak kecil yang tak sadarkan diri masuk kedalam mobilnya dan membaringkannya di kursi penumpang.
"Ini putrinya Hermawan, apa kau masih ingat Hermawan dan Melinda?''
Herlina mengangguk, lalu menatap putri Hermawan yang tak sadarkan diri itu penuh banyak luka ditubuhnya.
"Ternyata mobil angkutan umum yang menghadang musuh kita itu adalah mobil Hermawan, dia dan Melinda sudah mempertaruhkan nyawanya untuk kita." Tyson menghela nafasnya sebelum melanjutkan kalimatnya.
"Hermawan dan Melinda sudah meninggal dunia dan berpesan agar kita merawat putrinya"
Herlina menutup mulutnya tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya dari suaminya, tatapannya menatap sedih pada putri Hermawan dan Melinda yang tak sadarkan diri itu.
Tyson pun memberi tahu Herlina tentang pesan Hermawan yang memintanya untuk merawat putrinya seperti anak sendiri, Herlina senang karena akan memiliki seorang putri.
Tyson dan Herlina hanya memiliki satu orang anak, dan itupun seorang putra.
◼
◼
20 Tahun kemudian...
"Apa???" papa ingin menikahkan aku dengan Alya gadis gendut itu?" David sontak berdiri dari kursi kebesarannya saat mendengar ucapan papa nya yang ingin menikahkannya dengan Alya anak angkat papa nya.
"Iya. kenapa? apa ada masalah" Tyson menatap nyalang putranya.
"Yah jelas masalah lah pa! apa tidak ada wanita lain dimuka bumi ini selain Alya? bahkan berdekatan dengannya saja aku merasa jijik!" David bergidik ngeri membayangkan tubuh Alya yang gendut dan terdapat beberapa bekas luka di tubuh dan wajahnya.
"David!!! Jaga bicaramu" Seru Tyson pada putranya.
"Tubuh Alya yang katamu gendut itu bisa kembali seperti semula jika dirawat dengan baik, dan apa alasanmu tidak mau menikahi Alya? bukankah kau juga tidak memiliki kekasih kan? jadi tidak ada alasan kau menolak menikahi Alya!"
Tentu saja David sudah memiliki kekasih, dan tidak mungkin dia memberi tahu papa nya kalau dia memacari Sekertaris nya sendiri bisa rusak reputasinya.
David terdiam, tidak bisa menjawab pertanyaan papanya.
"Heh! Keputusan papa sudah bulat dan kau harus menikahi Alya! Anggap saja ini adalah balasan untuk pengorbanan orangtua Alya yang sudah mengorbankan nyawanya demi papa dan mama" Tyson menyilang kedua tangannya didada dan membelakangi putranya.
"Tapi tidak dengan cara menikahi Alya juga dong pa, masih banyak cara lain untuk membalas jasa orangtua Alya. Bukankah selama ini papa juga sudah membiayai seluruh kebutuhan Alya, ku rasa itu sudah lebih dari cukup pa"
"Tidak David! Menikahi Alya adalah cara yang paling tepat untuk membalas jasa orangtua Alya yang sudah menyelamatkan papa dan mama dari kejaran musuh"
"Dengan mengorbankan aku, begitu pa? papa benar-benar egois!" David tersulut emosi karena papa nya terus mendesaknya.
"Keputusan papa sudah bulat! jika kau membantah, bersiaplah untuk melepas jabatan mu ini" Tyson menyentuh papan nama yang berada di atas meja kerja putranya yang bertuliskan CEO.
"Papa keterlaluan! egois!" David mengepalkan kedua tangannya lalu keluar dari ruangan nya.
Brukkkk... David membanting pintu ruangannya dengan kasar.
◼
◼
Disisi lain...
Alya begitu senangnya saat Tyson memberitahunya kalau akan menikahkannya dengan David, pria yang sudah sejak lama diam-diam Alya cintai.
Namun ketika melihat tubuhnya dari pantulan cermin Alya menjadi tidak percaya diri, dia bertanya-tanya pada dirinya sendiri apakah David juga mencintainya.
Dulu disaat usia nya masih berumur 17 tahun, David begitu perhatian pada Alya dan selalu membelikan makanan kesukaan Alya setiap sepulang sekolah.
Namun semenjak perubahan tubuhnya yang menjadi gendut akibat dirinya yang menjadi doyan makan, membuat David menjauhinya tidak lagi perhatian padanya.
Mengingat hal itu membuat Alya menjadi bingung antara menerima atau menolak keputusan Tyson yang akan menikahkannya dengan David, mengingat David yang tidak lagi perhatian padanya bahkan secara terang-terangan menjauhinya. Namum disisi lain Alya begitu mencintai David.
Dilema pun melanda hati Alya saat itu.
...☘☘☘...
Setelah keluar dari ruangannya, dengan langkah cepat David berjalan menuju parkiran dan terus menggerutu dalam hatinya menyumpah serapahi wanita yang sudah diputuskan oleh Tyson Richardo ayahnya, akan menjadi istrinya.
Sampai di dalam mobilnya pun David terus mengumpat, kesal? itulah yang dirasakannya sekarang.
"Jangan marah-marah dong sayang, nanti tampan nya hilang loh" Lestari yang sudah menunggu di mobil kekasih yang juga adalah bos nya, terus tersenyum melihat tingkah kekasihnya yang sedang kesal. Entah apa yang membuat kekasih tampan nya itu kesal? Lestari tidak tau.
Tangan nakal Lestari yang terus menggerayangi tubuh David, seketika meredamkan amarah sang kekasih. Senyum penuh makna terukir di bibir seksi Lestari yang sedang menggoda kekasihnya itu.
Dan David yang mengerti dari arti senyuman kekasihnya itu langsung melajukan mobilnya menuju sebuah apartemen elite milik David yang sering dia datangi bersama Lestari, kekasihnya.
•
•
•
Dirumah yang mewah milik keluarga besar Richardo, Alya tak hentinya terus mengintip dari balik tirai kamarnya ke arah pagar besi berwarna hitam yang menjulang tinggi.
Biasanya, jam segini mobil sport mewah milik David sudah membunyikan klakson nya agar dibuka kan pagar untuknya. Tapi, bahkan lewat dari waktu yang seharusnya mobil sport mewah itu belum juga menampakkan tanda-tanda keberadaannya.
Yah, Alya tahu betul kapan waktu David pulang kerumah.
Alya menjadi khawatir, tidak biasanya David pulang terlambat seperti ini. Takut terjadi sesuatu pada David, Alya pun berinisiatif menemui Tyson untuk menanyakan keberadaan David. Karena Alya tahu, tadi siang Tyson pergi ke perusahaan David.
Gadis bertubuh gemuk itu pun dengan langkah tergesa-gesa menghampiri Tyson yang sedang berada di ruang tamu, sedang menikmati kopi nya yang dibuatkan oleh Herlina, istrinya.
Melihat Alya yang berjalan kearah nya, Tyson dan Herlina tersenyum. Entah apa dari arti senyumannya itu?
Tyson dan Herlina pun sebenarnya menyayangkan perubahan bentuk tubuh Alya yang menjadi gemuk, padahal sebelumnya Alya adalah seorang gadis cantik yang bertubuh ramping.
Namun itu semua tidak mengurangi kasih sayang Tyson dan Herlina pada Alya, karena sifatnya yang ramah dan penurut. Hanya David yang berubah pada nya, semenjak perubahan bentuk tubuhnya yang menjadi gemuk.
"Ada apa kamu tergesa-gesa seperti itu?" Tyson menyeruput kopi nya lalu menatap tanya pada Alya.
Alya ragu untuk mengutarakan pertanyaan karena ini pertama kalinya ia akan menanyakan David, takut di bilang apalah Alya pun membungkam mulutnya dari pertanyaan yang akan ditanyakan pada pria paruh baya yang ia tau adalah penyelamatan nya dari kecelakaan 22 tahun silam.
"Apa ada yang ingin kamu tanyakan, nak?" tanya Tyson lagi karena Alya hanya diam saja.
"Em... itu pa, kok kak David belum pulang juga ya? biasanya jam segini, kak David sudah pulang. Apa papa tau dimana kak David? tadi siang papa datang ke perusahaan kan? " Alya meremas kedua tangannya saat menanyakan beberapa pertanyaan pada papa angkatnya itu.
Sungguh Alya deg-degan karena ini yang pertama kalinya ia menanyakan lelaki yang sudah lama diam-diam ia cintai.
Tyson dan Herlina terkekeh.
"Lihat pa, ada yang sedang belajar mengkhawatirkan calon suaminya" Herlina menatap suaminya, tapi kata-katanya tertuju pada Alya.
Alya semakin gugup mendapatkan sindiran halus dari mama angkatnya yang sebentar lagi akan menjadi mama mertuanya.
"Mama ini, seperti mama tidak seperti itu saja dulu." Tyson tersenyum jail pada istrinya, lalu beralih menatap Alya yang terlihat tegang.
"Iya, tadi siang papa memang datang ke perusahaan. Tapi papa tidak tau dimana David sekarang" Tyson menyeruput kopi nya lagi, lalu menatap Alya lagi.
Mendengar jawaban papa angkatnya, Alya semakin mengkhawatirkan David. Dimana sebenarnya lelaki itu?
"Iya ya pa, tumben David jam segini belum pulang." Herlina menatap bingung suaminya.
"Coba papa telpon David" Sambungnya, menyuruh suaminya menelpon putra semata wayangnya itu.
Tyson pun menelepon putranya, namun sampai terdengar suara operator putranya itu tidak juga mengangkat teleponnya.
Nomor yang anda tuju sedang sibuk, silahkan hubungi beberapa saat lagi...
"Gak di angkat ma"
"Coba lagi pa"
Sudah puluhan kali Tyson menelpon putranya, namun selalu berakhir dengan suara operator.
Tyson dan Herlina pun jadi khawatir dengan putranya yang tidak biasanya begitu, terutama Alya seribu pertanyaan sudah berkecamuk di dalam hatinya.
Sementara lelaki yang sedang dikhawatirkan dan di tunggu kepulangannya sedang asyik berduaan dengan kekasihnya didalam kamar mewah di sebuah apartemen elite, tepatnya di ranjang king size milik David.
Entah sudah berapa kali ranjang king size itu menjadi saksi hubungan terlarang David dan juga Lestari.
•
•
•
Satu bulan kemudian...
Tiba lah hari pernikahan Alya dan David. Pernikahan yang selalu diimpikan setiap orang, namun tidak dengan David.
David yang terpaksa mengenakan baju pengantinnya terus saja mengumpat, Kesal.
"Jika kau menolak, jabatan mu taruhannya"
Ancaman itulah yang membuat David sampai pada titik ini, dimana ijab qobul nya beberapa menit lagi akan dimulai.
David mengepalkan tangannya, ia semakin membenci Alya karena harus menikahinya.
Sementara Alya, yang juga baru selesai dirias oleh para MUA yang dipesan khusus oleh Tyson, ia menatap dirinya dari pantulan cermin berukuran besar didalam kamarnya.
Sebenarnya Alya juga ragu pada hari pernikahan nya ini, takut kalau David tidak menginginkannya karena selama satu bulan ini David tidak menunjukkan reaksinya setuju nya. Namun apa boleh buat, Alya sudah sampai pada hari itu dan Alya juga sangat mencintai David.
Hingga tibalah saatnya akad nikah akan dimulai. Penghulu, saksi dan para tamu undangan sudah ramai memenuhi ruangan dimana sebentar lagi akan dilangsungkan ijab qobul.
Alya begitu takjub melihat dekorasi ruangan itu, impiannya menjadi ratu sehari benar-benar akan terjadi dengan lelaki yang begitu di cintai nya.
Lalu apapa kabar dengan David yang tidak menginginkan pernikahan itu?
David berharap yang berada di sampingnya sekarang adalah Lestari, dan bukan nya Alya yang ia benci dan semakin benci karena harus menikahinya.
Sampai pada waktunya mengucapkan ijab qobul, David begitu muak harus menyebutkan nama Alya. Dalam hatinya, seharusnya ia menyebut nama Lestari dan bukan nama Alya wanita gendut yang begitu ia benci.
Akhirnya, ketiga kalinya setelah dua kali gagal karena selalu berhenti ditengah-tengah. David pun begitu muak karena benar-benar menyebutkan nama Alya dalam ijab qobul nya.
David menatap wanita yang berada di sampingnya yang sudah menjadi istrinya, dengan tatapan penuh kebencian.
Sementara Alya mengucapkan syukur berpuluh-puluh kali dalam hatinya, karena pernikahannya dengan lelaki yang dicintainya telah terlaksana sesuai keinginannya.
Alya tidak tahu... bahwa inilah sebenarnya awal dari penderitaannya menjadi istri seorang David Richardo, menjadi istri yang tak dianggap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Kamiem sag
iyalah pula, siapapun ilfil klo calonnya gede, manabukan pacar kita lagi
2024-02-01
0
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
hadir bestieeee..... lama lama rampung semua karyamu tak baca ka lindaaaa
2023-05-25
1
Mega
sebenernya sangat benar apa yg di katakan davit,balas budi itu tidak harus menikahkan mereka,msh banyak cara untuk balas budi,hanya pemikiran para ortu aja yg katanya kebahagiaan dan balas budi,sptri 2 sisi mata pisau kl jd anak,di terima salah ngk di terima jg salah,tdk akan ada ujungnya jd pd saling menyakiti pd akhirnya,,,,
2023-02-15
1