Kau sewa aku, Kudapatkan cintamu
Semua berawal dari selembar kertas perjanjian.
Ia hanya butuh uang, dan pria itu hanya butuh istri… meski sementara.
Dengan tebusan mahar fantastis, mereka terikat dalam sebuah **pernikahan kontrak**, tanpa cinta, tanpa janji, hanya batas waktu yang jelas. Namun, semakin hari, batas itu mulai kabur. Senyum kecil, perhatian sederhana, hingga rasa yang tak pernah mereka rencanakan… pelan-pelan tumbuh menjadi sesuatu yang tak bisa disangkal.
Penasaran dengan kisahnya? Yuk ikuti ceritanya...
jangan lupa kasih dukungannya ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora.playgame, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part. 15- KSA, KFC
Arga dan Keira kembali ke pelaminan dengan berjalan beriringan, meski Keira masih mendumel kecil dalam hati karena tadi ditarik seenaknya.
Begitu tiba, Keira melihat pemandangan yang langsung menarik perhatiannya, Rani sedang berbincang akrab dengan orang tua Arga dan bahkan kakeknya.
Gelak tawa mereka terdengar bersahutan. Sang ibu Arga tampak menepuk lengan Rani dengan penuh kasih sayang, sementara kakeknya menatap Rani seolah melihat cucunya sendiri.
Keira hanya mengangkat alis, lalu bergumam pelan sambil duduk kembali. “Wah, sepertinya keluargamu memang lebih sayang sama dia dibanding sama kamu, ya.”
“Tidak usah komentar yang tidak perlu," jawab Arga dingin.
"Xixi" Keira terkekeh ringan. “Santai aja, tuan dingin. Aku nggak cemburu kok. Aku kan cuma istri kontrak, ingat?” bisiknya sambil memiringkan kepala, dan tersenyum lebar.
Namun Arga hanya diam. Tatapannya justru melayang jauh ke arah Rani yang tengah tertawa. Ada bayangan samar dalam sorot matanya, sebuah perasaan yang tidak bisa ia sembunyikan.
Keira memperhatikan itu, tapi ia malah menyandarkan punggungnya santai di kursi pelaminan. “Kalau kamu masih suka sama dia, kenapa nggak perjuangin cinta kamu, Arga? Biar aku juga nggak usah capek-capek pura-pura jadi istri yang baik.”
“Keira," pekik Arga.
Keira langsung menoleh dan menatapnya dengan polos bercampur jahil. “Kenapa? Takut aku blak-blakan di depan keluarga kamu?”
Arga menghela napas, matanya menutup sebentar lalu berkata, “Aku tidak suka kau bicara sembarangan.”
Keira mengedikkan bahunya. “Ya udah, aku diem. Lagian urusan cinta-cintaan kamu, aku nggak mau ikut campur. Aku udah cukup pusing mikirin gimana caranya ngadepin karakter kamu yang dingin kayak es batu.”
Arga tidak menjawab. Pandangannya masih sempat melirik Rani yang kini menyalami beberapa kerabat lain.
Keira memperhatikan sekilas, lalu tersenyum tipis dan berkata dalam hatinya, "Cinta pertama, ya... sekuat itukah sampai bikin cowok sekeras batu kayak dia masih susah move on?"
Namun alih-alih larut, Keira memilih kembali ke gayanya sendiri. Ia melambai ceria pada tamu-tamu yang lewat, bahkan sempat bercanda dengan anak-anak kecil yang datang.
Senyumnya yang merekah, seolah menegaskan pada dirinya sendiri, apapun kisah Arga dan Rani, itu bukan urusannya.
____
________
"Hufffttthhhh.... "
Keira menghempaskan tubuhnya ke kasur super besar yang sudah dihiasi taburan kelopak mawar merah.
Kamar itu memang dipersiapkan khusus untuk pengantin baru. Meja yang dihiasi lilin aromaterapi, lampu redup yang menambah kesan romantis, dengan harum mawar yang menenangkan.
“Wah... empuk banget,” gumam Keira, sambil mengelus-ngelus permukaan kasur. Ia lalu berguling sekali, dua kali, senyumnya merekah meski tubuhnya sangat lelah. “Kayaknya kalau aku punya kasur kayak gini di rumah, aku bisa lupa kalau aku punya masalah.”
Semakin lama, matanya terasa ngantuk dan semakin berat. Ia seolah tak peduli dengan gaun pengantin putihnya yang masih melekat, juga riasan wajahnya yang masih sempurna.
Dalam hitungan menit, Keira pun terlelap dengan posisi menyamping, perlahan napasnya pun teratur hingga akhirnya ia tertidur dengan tenang.
Ceklek!
Tak lama kemudian, pintu kamar terbuka. Arga masuk dengan wajah datar. Langkahnya terhenti ketika melihat Keira yang harusnya sedang bersiap berganti pakaian malah tidur pulas di atas kasur berhias bunga itu.
Ia memijit pelipisnya pelan lalu berkata, “Ya ampun... gadis ini... Bisa-bisanya tidur begitu saja, tanpa ganti baju? Bahkan make up-nya belum dihapus.”
Arga mendekat dan memperhatikan wajah Keira. Ada sisa senyum lelah yang masih tertinggal di bibir gadis itu.
Ia ingin membangunkannya, tapi mengurungkannya. Arga justru membuka jasnya, menaruh dasi, lalu menuju kamar mandi.
Beberapa menit kemudian, Arga keluar dengan pakaian santai, kaos putih polos dan celana panjang. Rambutnya masih sedikit basah, wajahnya pun tampak lebih segar.
Ia kembali menatap Keira yang posisinya masih sama, bahkan sedikit mendengkur kecil.
Arga mengetuk-ngetukkan jarinya ke meja samping ranjang, lalu mendekat dengan sedikit ragu. “Keira.” panggilnya, namun tidak ada respon.
Arga menghela napas, lalu menendang-nendang ranjang dengan pelan. “Bangunlah. Apa kau mau tidur dengan baju seperti itu?”
Keira yang merasakan kasurnya bergoyang hanya bergumam, “Hmm... lima menit lagi...”
“Tidak bisa. Kau bisa sakit kalau tidur dengan pakaian seperti itu.”
Akhirnya Keira membuka matanya perlahan, karena masih ngantuk dan sedikit kesal. “Gak bisa apa biarin aku istirahat? Sebentar aja... tadi kan seharian capek banget.”
“Kau bisa istirahat setelah ganti baju," balas Arga datar, tapi tegas.
"Huh!" Keira mendengus keras, lalu bangkit dengan langkah yang malas. “Ya, ya... aku ganti, aku ganti...”
Dengan setengah menguap, ia berjalan tertatih ke kamar mandi, sedangkan gaunnya masih tergerai menyapu lantai.
Arga memperhatikannya, lalu menggeleng. “Bagaimana mungkin aku akhirnya menikahi gadis seperti itu... Bahkan tidak bisa menjaga sikap meski sedikit saja.”
Dari dalam kamar mandi, terdengar suara Keira yang masih setengah bercanda, “Aku denger, loh! Jangan ngomong jelek-jelek tentang istri kontrakmu, nanti aku mogok dan batalin kontraknya lagi!”
Arga menutup wajah dengan tangannya, ia menahan diri agar tidak membalas. “Benar-benar... gadis menyebalkan," gumamnya.
**
Beberapa saat kemudian, Keira keluar dari kamar mandi dengan rambut yang masih basah, handuk kecil yang melilit di kepalanya seperti sorban, dan piyama kebesaran yang membuat tubuh mungilnya tenggelam.
Ia bahkan berjalan dengan gaya model yang kelewat kocak sambil berpose. "Taraaaa! Lihat aku, istri kontrak paling kece sejagad raya!"
Keira langsung menjatuhkan dirinya ke kasur dengan gaya salto setengah gagal, hingga membuat bantal dan selimut berhamburan.
"Kau memang… aneh," seru Arga seraya menatapnya tak percaya.
Keira menutup matanya lagi, dan bergelung di kasur. "Aneh itu unik, tau. Aku mau lanjut tidur."
Tiba-tiba Arga duduk di sisi ranjang dengan wajah yang serius. "Aku sudah mendaftarkanmu masuk kuliah. Kamu bisa mulai minggu depan."
Mendengar perkataan Arga, spontan Keira membuka matanya lebar-lebar, dan tubuhnya pun langsung tegak.
"Ha? Apa? Kuliah?? Benarkah??" tanyanya, dengan sorot mata yang berbinar penuh semangat.
"Ya. Minggu depan kamu bisa mulai."
"Tapi… memang bisa semudah itu? Sementara awal kuliah sudah lewat berminggu-minggu?"
Sambil melipat tangan di dada, Arga berkata dengan tegas. "Itu urusanku. Aku sudah mewujudkan keinginanmu."
Keira tertegun sejenak, lalu tersenyum lebar. Namun beberapa detik kemudian ia spontan memeluk dirinya sendiri, sambil bergumam, "Wah… ini pasti ada maunya. Masa tiba-tiba jadi baik banget begini."
Arga hendak bicara lagi, tapi Keira langsung melompat dari kasur dan menunjuk ke arah sofa.
"Baiklah, biar kamu bisa tidur nyenyak… aku tidur di sofa aja. Kasur ini milikmu, tuan pengantin. Sementara istri kontrakMU yang baik hati ini akan mengalah!"
Ia lalu berjalan ke sofa dengan terburu-buru, mengambil bantal, lalu merebahkan diri dengan heboh.
Arga hanya meliriknya sebentar, menghela napas, lalu berbaring di kasur dan menutup mata tanpa menanggapi lagi.
Keira pun menarik selimut di sofa, sambil berkata dalam hati, "Apa yang kau pikirkan, Keira? Jangan macam-macam deh. Ini cuma Arga, seorang dosen yang dingin dan galak. Udah cukup begitu. Aah dasar, Keira bodoh."
Ia pun menggulung tubuhnya di sofa dan mencoba tidur, hingga kamar pengantin itupun menjadi hening.
BERSAMBUNG...