Arsen kusuma wijaya,seorang duda muda yang dewasa,harus menikah dengan Ayana shakila,gadis mungil yang berstatus pelajar sebuah SMU.
akankan pernikahan mereka bisa berhasil.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chustnoel chofa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tanda merah!
*
*
*
*
Seminggu telah berlalu...
Hari ini,saatnya Ayana masuk sekolah,setelah libur panjang,semenjak hari pernikahannya dengan Arsen.
Ayana tidak habis pikir,bagaimana bisa Arsen menguruskan izin untuknya selama satu minggu,padahal sekolahnya terkenal begitu ketat dalam setiap peraturannya.
"Mas ..."
"Ya...."Arsen yang sedang menyuap makanan ke mulutnya,mengangkat kepalanya,memandang sang istri,yang sudah siap dengan seragam sekolahnya.
"Aku takut masuk sekolah...."bibir tipisnya mengerucut,Arsen tersenyum gemas.
"Kenapa?"tanya Arsen,pria itu meneruskan makannya yang sempat terjeda.sementara sang istri,hanya mengaduk-aduk nasi goreng dipiringnya,padahal nasi goreng adalah makanan favoritnya,apalagi yang memasakkan adalah sang suami tercinta.
"Kenapa takut,,atau masih kurang liburnya..."goda Arsen"Malik bisa menguruskan untukmu..."
"Nggak...nggak....satu minggu aja udah kelamaan..."Ayana mencebik.
"Ayo cepat habiskan sarapan kamu sayang,nanti kamu sakit.."ujar Arsen.
"Aku takut mas,nanti kalo aku dihukum gimana,kan bolosnya lama banget..."Ayana menggigit bibir bawahnya dengan cemas.
Membuat sang suami gemas,ingin melahap bibir tipis itu.
"Nggak akan,sayang..."
"Kok,mas begitu yakin...."Ayana menyandarkan punggungnya ke belakang.
"Yakinlah,..."
"Kok bisa...?"tanya Ayana penasaran.
Arsen menyudahi sarapannya, kemudian dia meneguk kopinya dengan sekali tegukan.
"Mas,adalah salah satu donatur tetap sekolah kamu...."jawab Arsen sambil melempar senyum."cepat habisin sarapan kamu,atau mas akan mengurungmu seharian di kamar.."ancamnya.
"Eh ... iya...iya...pake ngancam lagi...."Gegas Ayana menghabiskan sarapannya,sebelum Arsen benar-benar akan mengurungnya di kamar.
Satu minggu jadi istri pria dewasa itu,sudah membuatnya sedikit mengerti, kebiasaan sang suami.
Arsen tidak pernah membiarkan Ayana menganggur sedikitpun,tiap malam tak pernah terlewatkan tanpa percintaan panas mereka.
Sedikit demi sedikit Ayana bisa mengimbangi sang suami.
*
*
*
Tiga puluh menit kemudian...
Mobil sport Arsen sudah berhenti di depan gerbang sekolah istrinya.
Ayana meraih tas ranselnya,kemudian menyangklongnya di pundak kanannya.
"Belajar yang rajin ya,,jangan nakal..."pesan Arsen,sambil mengacak pucuk kepala istrinya.
"Mas,jadi berantakan lagi ntar...."Ayana menepis tangan suaminya dengan kesal.kemudian menyisir rambut kriwilnya dengan kelima jarinya.
"Sudah sayang,kamu sudah cantik..."
Ayana mengulurkan tangan kanannya,membuat Arsen mengerutkan dahinya,tapi sedetik kemudian Arsen tersenyum dan mengambil dompet nya,yang tersimpan di saku celana.
Membuka dompet warna hitam yang terlihat tebal itu,kemudian menarik beberapa lembar uang merah.lalu,menyodorkan ke depan Ayana.
"Kebanyakan,mas...."ujar Ayana,dia hanya mengambil dua lembar,kemudian memasukkan ke saku baju nya.
"Kamu pegang aja semua, siapa tau nanti ingin membeli sesuatu...."Ucap Arsen lagi,pria itu menarik sebuah card warna hitam,atau yang biasa disebut black card,dan memberikan pada istri kecilnya."Kamu pegang ini sayang,siapa tau kamu pengan shopping sama temen-temen kamu.
"Kayaknya aku belum butuh deh mas..."tolak Ayana."aku nanti sepulang sekolah,jadi ke rumah mama ya mas..."Ayana mengingatkan.
"Iya,sepulang dari kantor,mas jemput kamu dirumah mama...."
Ayana kemudian menyambar tangan kanan Arsen,lalu mencium punggung tangannya takzim."Aku masuk dulu ya mas...."pamit Ayana setelahnya.
Arsen tersenyum,hatinya terasa berdesir,saat bibir istrinya menyentuh kulit tangannya.
Gracia dulu, boro-boro mau nyium tangan,yang ada dipikirannya cuma uang...uang....dan uang.
"Belajar yang rajin,biar cepet Lulus..."Arsen mengecup dahi sang istri,lembut dan mesra.
"Iya, Assalamualaikum mas...."pamitnya,sebelum membuka pintu mobil.
"Waalaikum salam,sayang..."jawab Arsen.setelah memastikan sang istri mesuk ke sekolah,pria itu segera memacu mobilnya,membelah jalan raya,menuju ke kantornya.
Arsen memang lebih sering mengendara mobilnya sendiri,dari pada harus memakai jasa sopir.
Bila dia merasa benar-benar capek,barulah dia menyuruh sopir kantor untuk mengantar atau menjemputnya.
*
*
*
*
"Hai, Ay...kok nggak ke kantin...?"tanya Marco,saat melihat Ayana sendirian di taman,marco berdiri didepan Ayana.
"Hay,cho.....lagi nggak laper,jadinya duduk disini aja..kamu sendiri..."Angin yang berhembus kencang,menyibak rambut Ayana,dan membuat Marco melotot,saat melihat sebuah tanda merah di leher putih Ayana.
Marco mengepalkan kedua tangannya,menahan rasa marah,sakit hati..dan juga cemburu.Marco masih tidak rela,melihat cinta pertama nya dimiliki pria lain.
"Ternyata kekasih kamu,ganas juga ya Ay...."Marco memasukkan kedua tangannya,disaku celana.
Tatapan cowok itu sangat sinis kepada Ayana.
Sementara Ayana merasa bingung, dia tidak mengerti,dengan apa yang dibicarakan sahabat yang ternyata mencintainya itu.
"Maksudmu,apa cho..."Ayana memandang cowok yang berdiri didepannya itu.
"Lain kali,kalau bermesraan,jangan meninggalkan tanda yang bisa terlihat orang Ay..."sinis Marco.
"A...apa..."Ayana terbata.
"Coba kamu bercermin,kamu lihat dilehermu itu..."ucap Marco dengan ketus.dia tak mampu lagi menyembunyikan kecemburuannya.
Bahkan mukanya sampai memerah.tak sanggup menatap Ayana.
Ayana sontak kaget,kemudian menyalakan layar ponsel,untuk digunakannya bercermin.
Gadis yang sudah tidak gadis lagi itu kaget,saat melihat ada kissmark yang masih begitu jelas terlihat.
Seketika Ayana merasa malu,ingin menangis juga,kenapa dia bisa begitu ceroboh,hingga tidak terlihat tanda cinta Arsen yang ada dilehernya.
Ayana meremat ujung roknya,dia bahkan tak mampu menatap wajah sahabat nya itu.
"Itulah Ay,resiko punya kekasih lebih dewasa.kamu pasti habis olehnya..."ujar Marco.
Ayana hanya mampu terdiam,dia tidak berniat menyanggah ataupun membela diri,Marco tidak salah,dia tidak tau kalau Ayana sudah menikah.
"Aku nggak nyangka Ay,aku kira kamu gadis yang polos dan lugu,,ternyata kamu membiarkan tubuhmu dijamah oleh laki-laki yang bukan muhrim mu...."kata-kata Marco terasa pedas,menusuk telinga Ayana.
"Cukup Cho... "teriak Ayana.dia berdiri dengan muka memerah.menatap cowok didepannya dengan mata berkilat karena amarah.kalau tidak ingat Marco adalah sahabat nya,sudah sedari tadi di tamparnya pipi cowok itu.
"Kenapa,Ay....kamu malu,akhirnya aku tau sifat aslimu.ternyata ada baiknya juga,aku nggak jadi pacaran sama kamu..."Sinis Marco.dia menatap Ayana meremehkan.entah kenapa, mulutnya tidak bisa difilter sama sekali,,rasa cemburu membutakan mata hatinya.
"Bukan urusanmu,siapa kamu hingga berani-beraninya menghakimi aku,bahkan aku mau tidur dengan siapapun,bukan urusan kamu MARCO WIRATAMA...."Ayana bergegas meninggalkan Marco yang mematung menyesali ucapan pedasnya pada Ayana.
Kemudian cowok itu mengusak pucuk rambutnya dengan gusar.
*
*
*
"Kenapa Ay,kok mukamu ditekuk gitu....?"tanya Mila penasaran,saat melihat Ayana duduk di bangku kelasnya dengan cemberut .
Bahkan Ayana menghempaskan bokongnya dengan kasar.
"Nggak papa,Mil...."Ayana menutupi kejadian yang memancing amarahnya,ternyata patah hati bisa membuat seseorang tidak bisa mengontrol kata-katanya,demi menuruti rasa cemburu butanya.
"kenapa kelihatan bete gitu...?"tanya Mila lagi,dia seperti menangkap,ada yang nggak beres dengan sahabatnya itu.
"Lagi capek aja,Mil...."jawab Ayana lirih.
Mila mendelik,menatap Ayana tak percaya.
"Apa...capek,hello nona kamu bahkan sudah membolos selama satu minggu,dan kamu bilang kamu capek..."Mila menggelengkan kepalanya.suaranya yang begitu nyaring,membuat beberapa penghuni kelas menoleh,karena merasa terganggu dengan teriakan Mila.
"Eh,maaf gengs,aku kelepasan....."Mila terkikik geli.
"Makanya,punya mulut di kasih rem,Mil..."sindir Ayana.dia mwngucapkan itu,tepat saat Marco masuk ke kelas,mungkin cowok itu mendengar sindiran dari Ayana,ya...walaupun Ayana tidak bermaksud menyindir Marco sih.
Marco berlalu menuju bangkunya,yang tepat berada dibelakang bangku Ayana dan Mila.
"Cho,kamu kenapa juga manyun gitu sih...?"Tanya Mila,saat melihat muka Marco yang juga cemberut.cowok tampan itu tumben diam, biasanya sangat rajin menggoda Ayana.
Sudah jadi rahasia umum,kalau Marco naksir berat kepada Ayana.karena itu membuat para siswi yang patah hati,jadi sinis pada Ayana.
Mereka tidak tau saja kalau marco sudah ditolak mentah-mentah oleh Ayana.
"Kalian berdua kenapa sih,kok sama-sama bete..."Mila memandang Ayana dan Marco bergantian.membuat kedua sahabatnya itu mendengus kesal.
"Bukan urusanmu..."
"Bukan urusanmu..."
Teriak keduanya bersamaan,membuta Mila tersentak kaget,lalu terkekeh geli,melihat kekompakan dua sahabatnya itu.
"Cie....cie....kompak nie yee...."ledek Mila,diiringi dengan Tawanya yang sangat keras.
Untungnya bel tanda istirahat selesai berbunyi,dan para penghuni kelas satu persatu memasuki kelas,sebelum bapak atau ibu guru masuk kelas lebih dulu.
*
*
*
*
Mohon dukungannya ya,,jangan lupa like,love dan komen...
terima kasih...
*
*
*
ceritanya bagus