Kisah cinta yang berawal di Kota Yogyakarta. Rinjani Aulia Aswatama yang kemudian dihadapkan oleh pilihan dua laki-laki, Harry Rajendra duda dengan satu anak, ataukah Ezra Bramantya anak teman mamanya.
siapakah yang akan menjadi suaminya? ataukah ada pilihan yang lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon laplusbelle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Merestuimu
"Aku tidak percaya kamu menolak Park Seo Joonnnnnn...." Lolong Naomi jam 3 dini hari saat Rinjani memapah tubuh temannya memasuki flat mereka, gadis ini mabuk sekali sungut Rinjani
"Apa kurangnya dia, huh... Tinggi, tampan, tergila-gila kepadamu, Park Seo Joonnn" lanjutnya berteriak
"Oh please Naomi, Park Seung Jae bukan Park Seo Joon" ucap Rinjani sambil membuka pakaian gadis itu, dan mengganti dengan baju lebih nyaman
"Dia mirip Park Seo Joon sayang, so muchhhh... Hiksss.. huaaa" lolongan berganti isakan tangis "aku ingin kamu bahagia Rinjani san, aku ingin kita pergi double date"
"Iya, aku akan bahagia" gumam Rinjani menarik selimut Naomi "sekarang tidurlah, besok kamu akan kesakitan dengan over alkoholmu malam ini babe"
Rinjani dengan pelan menutup pintu kamar Naomi, dan menuju kamarnya kemudian menghempaskan tubuhnya di tempat tidur. Air matanya bergulir, kepedihan dan ketakutan selalu menghantui ketika dia dekat dengan laki-laki. Hatinya mendingin, tidak ada debaran membuatnya bergairah untuk menjalin sebuah hubungan romantis. Ini sudah dua tahun, dan dia masih seperti ini..
...
Radit melihat salju di telapak tangannya meleleh, untuk pertama kalinya dia mendapati musim dingin di London. Kedatangan pertamanya tahun lalu saat musim semi. Radit mengikuti langkah Rinjani dari seberang jalan. Gadis berhoodie warna orange, warna favoritnya setelah hitam. Orange seperti warna langit saat matahari tenggelam, kutipan dari Peeta Mellark_The Hunger Games film kesukaan Rinjani.
Rinjani sebenarnya telah menyelesaikan program magisternya dua bulan lalu, namun dia belum kembali ke Indonesia membuat Radit berada di sini, dia rindu si gadis keras kepala kesayangannya. Setelah mengikuti keseharian Rinjani tiga hari ini, akhirnya Radit tahu jika Rinjani bekerja di rumah mode. Dua tahun lalu di samping dia kuliah magister, Rinjani juga mengambil kelas design mode dan tekstil. Sesuatu yang baru buat gadis itu, dan orang-orang yang mengenalnya.
"Selamat pagi" sapa Rinjani sesaat memasuki bangunan bercat abu berpadu dengan bata coklat
"Pagi juga darling, as usual kamu datang lebih cepat" balas Mark designer yunior, dan ya dia gay
"Pekerjaanku banyak Mark sayang, masih ada tiga gaun couture warna peach buat pengiring pengantin due datenya 2 minggu lagi" kesah Rinjani
"Andai kami bisa merekrutmu sebagai karyawan tetap, kamu sungguh bertalenta dan telaten" gumam Mark memandang Rinjani yang mengikat rambutnya
"Andai aku lahir di sini... but i miss my country, home, bestfriend..." ucap lirih Rinjani "let's work!" Lanjutnya kemudian melebarkan kain brokat prancis di atas meja.
...
Suatu sore berapa minggu kemudian, Rinjani mendapatkan ada pesan dari Widya,
W: aku akan menikah! Kamu harus kembali sayang
Rinjani menatap foto pertunangan Widya dan calon suaminya mas Dewa dengan berkaca-kaca, dia rindu sahabatnya.
R: aku akan pulang, love
Begitu Rinjani membalas pesan Widya
....
Dengan mengangkat rok batiknya sambil menggerutu Rinjani berjalan menuju lobby hotel Jendra! Dari sekian banyak hotel bagus di Jogja, kenapa harus di sini pesta pernikahannya.
Dia masih jet lag, tiba dari London di Jakarta jam 7 tadi malam, kemudian menginap di apartemen Keanu, kemudian jam 10 pagi sudah tiba di Jogja. Dari bandara langsung ke hotel Ash untuk berdandan setelah memesan hair stylists dan makeup artist, Rinjani ingin tampil cantik dan anggun dengan kebaya yang Widya telah dipesankan khusus untuk dirinya.
"Rinjani...."
Deg! Aku juga bilang apa, batin Rinjani membalikkan badannya menatap pria tinggi berpenampilan kasual yang memanggilnya, Harry Rajendra!
"Halo.. Pak Harry" sapa Rinjani dengan pelan
Pria itu langsung mendekat, dan menggenggam tangan Rinjani dan menariknya menuju lift.
"Kamu kemana saja selama ini?" Kata Harry sesaat di dalam kantornya, menatap dalam Rinjani tanpa melepaskan genggamannya "aku mencarimu di mana-mana"
Rinjani menengadah dan tersenyum simpul menatap pria di depannya
"Aku mendengar kamu berpisah...."
"UK, saya di sana selama ini... 2 tahun 5 bulan" ucap Rinjani dengan tenang
"Kenapa kamu melakukan itu Rinjani, meninggalkanku dan menikah tanpa penjelasan apapun. Kamu tahu itu jahat!"
"Maafkan saya Pak" ucap Rinjani dengan sendu
Harry kemudian membelai wajah Rinjani, seketika Rinjani melihat kilatan cincin emas di tangan kanan Harry. Dia kemudian melepaskan diri.
"Menikah? Kapan?" Tanya Rinjani dengan datar
Harry menatap cincin di jemarinya dan melepasnya. Kemudian mengantongi cincin itu.
"Dua bulan lalu, dijodohkan karena demi Maisya. Aku tidak mencintainya Rinjani" gerutu Harry
"Tetap saja bapak adalah suami orang. Maafkan saya pak, sepertinya pembicaraan kita sudah berakhir di sini"
"Rinjani, please... Aku merindukanmu"
"Jika bapak rindu, tidak mungkin menikah dengan yang lain bukan?" Kata Rinjani tersenyum tipis sambil melangkah mendekati Harry "kita sekarang sudah impas" bisiknya di telinga pria itu kemudian mengecup ringan pipi Harry Rajendra
"Selamat tinggal pak, aku merestuimu" kata Rinjani sambil berjalan menuju pintu.
" Tidak semudah itu Rinjani, kamu melepaskan diri setelah dua tahun aku mencarimu. Bahkan sekarang pun aku bisa meninggalkan pernikahan yang diatur ini demi kamu" gumam Harry sesaat sosok Rinjani telah pergi "dan kamu makin cantik dan dewasa, seperti apa rasamu sekarang...?"