Anaya Alexander adalah seorang Profesor muda yang hebat diabad 31 karena kepintaran nya yang diatas rata² Anaya sudah menjadi profesor diusia nya yang begitu muda yaitu 18 tahun, tidak hanya menjadi seorang profesor Anaya juga seorang ahli bela diri dan multi talenta. Anaya juga mengerti tentang hal-hal berbau racun ataupun obat tradisional maupun modern.
Anaya saat ini sedang melakukan sebuah penelitian yaitu sebuah pintu penghubung antar dimensi, apakah penelitian Anaya berhasil?, langsung simak saja cerita nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana Adiliya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 22
Jlebb... suara spirit best tertusuk pedang.
Ternyata baik Mo Da Xia maupun Mo Lan Lan tidak ada yang terkena tusukan pedang.
Mo Da Xia melakukan serangan balik pada Mo Lan Lan namun bukannya Mo Lan Lan justru spirit best Mo Lan Lan lah yang terkena tusukan pedang karena pada saat bertarung melawan spirit best Mo Da Xia ia melihat pedang yang mengarah pada Mo Lan Lan sehingga ia berlari dan ingin memasang pelindung untuk melindungi tuannya, tapi karena serangan Mo Da Xia yang begitu cepat sehingga membuat nya tertusuk dibagian vital nya dan membuatnya kehilangan nyawanya.
"TIDAKKKKKK" teriak Mo Lan Lan histeris, spirit best yang selama ini dia banggakan sekarang sudah tergeletak tak bernyawa didepan matanya, ia sungguh tidak mengira kalau spirit best nya akan melakukan hal seperti itu, padahal ia sudah membuat pelindung tepat pada saat spirit best nya tertusuk pedang dari jurusnya sendiri.
"Kauuuu... kau membunuh spirit best ku, kau sungguh sepupu yang tidak tahu malu, ternyata kau tidak ada bedanya sama ibu mu yang jal*ng itu, dasar sampah tidak berguna" teriak Mo Lan Lan sambil menunjuk ke arah Mo Da Xia.
Mo Da Xia yang mendengar penghinaan pada ibunya langsung menundukkan kepalanya bahkan tangan nya mengepal dengan erat karena kemarahan yang tak dapat dibendung nya lagi, meskipun bukan ibu kandungnya namun Mo Da Xia tetap merasa marah karena itu adalah ibu dari tubuh yang ia tempati yang berarti sekarang adalah ibunya juga.
Mo Da Xia perlahan mengangkat kepalanya, matanya yang tadi berwarna coklat kini berubah menjadi merah darah saat ini mata iblis nya yang sedang digunakannya, bahkan Mo Da Xia juga mengeluarkan setengah aura membunuh nya.
Blarr.....
Pelindung yang Mo Lan Lan buat hancur berkeping-keping, sehingga membuat semua penonton ambruk, bahkan ada yang pingsan dan muntah darah karena tekanan dari aura membunuh yang Mo Da Xia keluarkan terkecuali ayah nya sendiri.
Bahkan Mo Lan Lan juga tak luput dari itu semua, ia tidak hanya ambruk ketanah namun juga mengeluarkan seteguk darah karena pelindung yang ia buat dihancurkan oleh Mo Da Xia.
Mo Da Xia menggunakan jurus teleportasi nya dan dalam sekejap mata sudah berada didepan Mo Lan Lan membuat mereka yang masih bisa melihat pertarungan terkejut ditengah tengah rasa sakit yang mereka dapatkan.
"Sepupu" ucap Mo Da Xia penuh penekanan sambil menatap tajam kearah Mo Lan Lan.
"Beraninya wanita hina seperti mu mengatakan aku sepupu mu, aku sungguh tidak sudi memiliki sepupu berhati buruk seperti dirimu, kau bahkan berani menghina ibuku hah"
Plakk..
Suara tamparan terdengar begitu nyaring ditengah arena, namun Mo Lan Lan tidak bisa berbuat apa-apa akibat tekanan dari aura membunuh Mo Da Xia bahkan badan nya bergetar hebat, karena Mo Da Xia memang memusatkan aura membunuh nya pada Mo Lan Lan.
"Cih bukan kah memang benar kau sama ibu mu itu sama sama jal*ng tidak berguna yang ditampung pemimpin klan" ucap Mo Lan Lan dengan wajah menunjukkan rasa jijik nya.
Kemarahan yang Mo Da Xia bendung sedari tadi akhirnya lepas begitu saja, aura membunuh nya semakin meningkat, bahkan pemimpin klan yang sedang marah dan ingin menyerang Mo Lan Lan pun terhenti dan tidak bisa bergerak.
Mo Da Xia mengangkat tangan nya tepat diatas kepala Mo Lan Lan, ia memusatkan seluruh kekuatan nya pada telapak tangannya. Cuaca yang tadinya terang kini berubah berwarna merah darah dengan petir yang menyambar kesana kemari, membuat orang disekitar merasa takut bahkan badan mereka bergetar hebat.
"AKU MO DA XIA, RATU DARI SEGALA RATU MENGUTUKMU AGAR TIDAK BISA BEREINKARNASI SETELAH KEMATIAN MU, BAIK NIRWANA MAUPUN NERAKA TIDAK ADA YANG BISA MENERIMA ROH MU KECUALI PERINTAH DARIKU, SEHINGGA KAU AKAN MENJADI ROH PALING SENGSARA DARI SELURUH DIMENSI" teriak Mo Da Xia menggelegar suara nya terdengar sampai seluruh kekaisaran dan kerajaan yang ada di dimensi nya, bahkan dimensi lain pun tak ada yang tak mendengar suara menggelar itu, di dimensi mereka juga terjadi perubahan cuaca yang sama, mereka semua bersujud tidak terkecuali raja sekalipun ketika melihat fenomena yang telah diramal ribuan tahun yang lalu tentang pemimpin tertinggi diseluruh dimensi meskipun mereka tidak mengetahui siapa orangnya. Namun di dimensi yang diisi seluruh manusia atau yang sedang Mo Da Xia tinggali tidak ada yang mengetahui ramalan itu sehingga mereka hanya terlihat kebingungan melihat fenomena dan suara yang terdengar.
Mo Da Xia melihat ke arah Mo Lan Lan lalu mengeluarkan kekuatan yang ia pusatkan pada tangan nya sedari tadi.
Blarrr... suara badan Mo Lan Lan meledak sehingga cipratan darah memenuhi arena pertandingan tapi tidak dengan Mo Da Xia meskipun berada paling dekat dengannya.
Mo Da Xia langsung turun kebawah setelah merasa puas membuat Mo Lan Lan sengsara mati tidak sebenarnya mati dan hidup tidak sebenarnya hidup, aura membunuh yang ia sebarkan tadi sudah ia tarik kembali sehingga cuaca juga kembali seperti semula tepat setelah kutukan nya selesai.
Seluruh penonton akhirnya bernafas lega karena tekanan hebat yang mereka terima sudah tidak ada lagi, begitupun dengan mereka di dimensi lain, mereka semua langsung bangun dari bersujud setelah fenomena yang sempat terjadi tadi sudah menghilang.
Mo Da Xia berjalan ingin meninggalkan istana namun terhenti karena seluruh penonton termasuk peserta yang menghinanya tadi,
Brugghh.. para penonton itu bersujud di hadapan nya.
"Nona mohon maafkan kami, kami berjanji tidak akan mengulangi perbuatan seperti itu lagi Nona" ucap mereka serempak dengan badan gemetar takut permintaan maaf mereka tidak diterima akibat perbuatan mereka sendiri.
"Tidak apa apa, bangunlah" ucap Mo Da Xia tersenyum, sehingga membuat mereka semua tertegun.
"Terimakasih kasih Nona terimakasih" ucap mereka menitikkan air mata karena hidup mereka tidak berakhir sekarang.
Mo Da Xia kembali berjalan meninggalkan istana setelah para penonton tadi bangun dan memberikan nya jalan. Terdengar percakapan antara semua yang ada di sekitar pertandingan itu ketika Mo Da Xia sudah tak terlihat lagi.
"Ternyata Nona Mo Da Xia orang yang sangat baik, aku sungguh malu sudah menghinanya"
"Kau benar, tidak hanya baik dia juga sangat hebat"
Masih banyak lagi ucapan ucapan dari seluruh penonton yang ada, terkecuali pangeran Liu Han Zhixing yang sedang memikirkan rencana untuk membuat Mo Da Xia menjadi tunangan nya agar memiliki dukungan yang kuat untuk kekaisaran nya.
.
Jangan lupa like, komen dan vote yaa 🥰
.
lanjut thor