NovelToon NovelToon
My Ustadz My Husband

My Ustadz My Husband

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Contest / perjodohan / Poligami / patahhati
Popularitas:21.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: SkySal

(DALAM TAHAP REVISI!)

Di pertemuan pertamanya dengan Ustadz pembimbingnya yang bernama Bilal, putra kiai Khalil pemilik pondok pesantren Al Hikmah di Jakarta. Asma Azzahra hanyalah gadis remaja yg manja, ceria dan ke kenak kanakan sekalipun ia adalah putri dari seorang kiai pemilik yayasan Ar Rahman di desa nya. Asma menjadi dekat dengan Ustadz yg membantunya menyelesaikan ujian kelulusannya itu.
Dan beberapa hari setelahnya, Sang Ustadz memperkenalkan istri nya yang bernama Khadijah, wanita dewasa yg anggun. Asma menyambut perkenalan itu dengan senang hati.
Namun di hari berikutnya, sebuah kenyataan yg tak pernah ia bayangkan menghantam nya, saat sang Ayah mengatakan Bilal adalah suaminya dan Khadijah adalah madunya.

Ig @Skysal
Fb SkySal Alfaarr

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SkySal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 21

"Yasmin, nonton apa?" tanya Lita yg melihat Yasmin sangat fokus pada kartun kesukaan nya.

"Yg tante lihat Yasmin nonton apa? " balas Yasmin yg membuat Lita melotot kesal karena malah balik di tanya.

Lita pun bergabung bersama Yasmin, tiba tiba Bilal berjalan melewati mereka, Lita pun memanggilnya.

"Ustadz...Tunggu" Bilal pun menoleh mendengar panggilan Lita.

"Ada apa, Lita?" Lita menghampiri guru nya itu dan berdiri didepan nya. Saat ia baru akan berbicara, ia melihat Khadijah yg berjalan ke arah nya. Lita tak berbicara sampai Khadijah datang menghampiri mereka.

"Kenapa, Ta?" tanya Bilal sekali lagi.

"Lita boleh bicara sama Ustadz dan Mbak?" tanya Lita. Khadijah dan Bilal pun mengangguk.

"Ini tentang Asma"

"Apa dia mengatakan sesuatu?" tanya Khadijah. Lita menggeleng.

"Walaupun Asma cuma kakak sepupu ku, tapi aku menyayangi dia seperti saudari kandung ku sendiri. Ustadz, Mbak... aku yakin Asma akan menerima pernikahan nya, mungkin masih butuh waktu untuk dia berdamai dengan kenyataan ini. Tapi aku kenal Asma, dia memang ke kanak kanakan, kadang juga keras kepala, tapi dia punya hati yg lembut, engga tega'an sama siapapun. Jadi seandainya nanti Asma tinggal bersama kalian, aku mohon, perlakukan dia dengan baik, dan yg paling penting, aku harap Ustadz sama Mbak bisa toleransi dengan sifat nya itu"

Khadijah tersenyum mendengar penuturan Lita, ia memegang kepala Lita dan mengusap nya seolah Lita anak kecil, membuat Lita mengerutkan kening nya dengan perlakuan Khadijah itu.

"Kami yakin yg kamu katakan itu benar, Lita. Dan kami janji, kami akan memperlakukan Asma sebaik mungkin. Aku akan menjaga nya seperti menjaga adikku sendiri" Lita tersenyum lega mendengar jawaban Khadijah.

"Makasih Mbak, yg aku tahu, kebanyakan madu itu engga akur atau yg lebih buruk perang dingin, dan jika itu terjadi sementara kalian tinggal satu rumah, maka engga akan ada kedamaian dalam hati Asma, aku takut Asma engga bahagia"

"Itu engga akan terjadi sama kami, Lita. Insya Allah. Allah tahu niat ku tulus menyatukan Mas Bilal dan Asma" Bilal tersenyum bangga pada Khadijah. Betapa beruntung nya dia mendapatkan wanita seperti Khadijah, namun ia juga sedih karena tidak bisa membahagiakan Khadijah dan menjadi milik Khadijah seutuh nya.

"Khadijah benar, Lita. Insya Allah kami akan menjaga nya dengan baik"

"Terima kasih, aku mau ke kamar Asma dulu"

"Bagaimana keadaan nya sekarang?" tanya Bilal saat Lita hendak pergi. Lita menoleh dan menjawab.

"Lebih baik, Ustadz. Jangan khawatir"

Lita segera pergi ke kamar Asma, saat membuka pintu, ia melihat Asma yg tampak terkejut karena kedatangannya.

"Ya Allah... Lita. Apa engga bisa ketuk pintu dulu"

"Kenapa? Kamu melamun?" tanya Lita sembari berjalan masuk.

"Engga"

"Udah dong murung nya, Neng. Mau sampai kapan?" Asma hanya mengedikkan bahu, ia kemudian mengambil handuk dari dalam lemari.

"Asma... menurut aku, Mbak Khadijah itu..."Lita memegang kepalanya dan teringat saat Khadijah memegang kepalanya dan mengusap nya.

"Kenapa dia?" tanya Asma ketus.

"Entahlah, aku yakin dia wanita yg baik, Asma. dan dia punya sifat keibuan. Aku bisa merasakan nya saat dia menyentuh ku dan tersenyum"

"Engga peduli" seru Asma sambil berjalan ke kamar mandi, membuat Lita hanya bisa menggelengkan kepala "aku mau mandi dulu"

"Ya udah, aku juga mau pulang ya. Belum bersihin rumah "

"Hem" gumam Asma dan masuk ke kamar mandi.

.

.

.

Setelah selesai mandi dan berpakaian, Asma mengeringkan rambut nya yg sudah hampir menyentuh pinggang. Ia menatap bayangan dirinya di kaca, seolah bertanya pada bayangannya apa yg harus dia lakukan.

"Berikan hamba Mu ini petunjuk Mu Ya Rabb..."

Asma mengikat rambut nya setelah ia memastikan rambut nya sudah benar benar kering, ia kemudian mengenakan hijab nya. Setelah itu, ia berjalan keluar dari kamarnya, hari sekolah yg libur membuat semua anggota keluarga nya tetap berada dirumah.

Di ruang tamu, Asma melihat kedua kakak ipar nya dan juga Adil sedang berbincang mengenai penerimaan santri baru tahun ini. Asma berjalan lurus menuju ruang keluarga, ia melihat Ummi nya yg sudah keluar kamar, ia tampak lebih baik, dan saat ini, Ummi nya itu sedang asyik menemani cucu kesayangan nya.

Asma duduk di samping Yasmin yg sedang menggambar di sebuah buku.

"Sudah makan siang, Nak?" tanya sang Ibu. Asma hanya menggeleng tanpa ekspresi.

"Ummi..." Asma memanggilnya sembari mengambil buku Yasmin yg lain, dan ia pun membantu Yasmin memberi warna pada buku gambarnya itu "Apa Asma harus ikut?" tanya nya membuat sang ibu mengerutkan kening.

"Kemana?" tanya ibunya.

"Pulang" Asma menjawab singkat sembari tetap fokus pada buku gambar nya.

"Tante, Rumahnya jangan kasih warna kuning, jelek" seru Yasmin yg melihat Asma menggunakan pensil warna kuning "Ini, kasih warna biru sama warna hijau muda untuk jendela nya" Yasmin menyerahkan dua pensil warna itu yg segera di ambil Asma.

"Pulang? Maksud nya?" tanya ibunya yg masih tak mengerti maksud pertanyaan Asma.

"Maksud nya, apa Asma harus ikut dia pulang?"

"Dia?" Asma bertanya dalam hati, ibunya itu benaran tidak mengerti apa pura pura tidak mengerti. Membuat Asma merasa kesal.

"Iya, Ummi. Apa Asma engga boleh tetap tinggal disini? Seperti Mbak Aisyah dan Mbak Aqilah? Meski pun sudah menikah, mereka tetap tinggal disini" ibunya yg mulai mengerti apa maksud Asma tak bisa menyembunyikan senyum bahagia nya. Wajah nya berseri dan matanya berbinar.

"Maksud nya pulang bersama Bilal?" Asma mengangguk malas tanpa mendongak sedikit pun.

"Jadi, kamu menerima pernikahan mu, Sayang?" tanya sang ummi penuh haru.

"Semua sudah terjadi Ummi, jika pernikahan ini keputusan Abi dan Ummi dan kalian ridho dengan itu, maka Asma hanya berharap Allah juga ridho dengan kehidupan yg akan Asma jalani setelah ini" wanita yg telah melahirkan nya itu segera memeluk Asma dengan erat. Antara senang dan khawatir, tapi ia hanya bisa berdoa dan berharap yg terbaik untuk Asma.

"Insya Allah, Nak. Semoga Allah selalu meridhoi setiap langkah mu menjalani kehidupan ini, dan ikut sertakan Allah dalam segala hal di hidup mu. Ummi akan selalu berdoa untuk rumah tangga kalian"

Sekali lagi, air mata Asma menetes begitu saja tanpa permisi, namun ia segera menyeka nya dan tetap tegar dalam pendirian nya. Mungkin sudah saat nya dia mengikut sekali saja keinginan kedua orang tuanya. Asma lakukan ini demi kehormatan dan kebahagiaan orang tua nya. Asma berfikir Lita benar, dia mungkin memang belum mengenal Bilal, tapi Ayah nya sudah pasti mengenal Bilal dengan baik, dan Asma percaya Ayah nya tidak akan menyerahkan Asma pada orang yg salah.

Dan mengenai seperti apa dia akan menjalankan perannya nanti, Asma tak bisa memikirkan itu, dia akan membiarkan semunya mengalir apa adanya, dia hanya perlu mengikut arusnya.

"Ummi akan beri tahu ini pada yg lain, terutama Abi dan suami mu. Mereka pasti senang dengan keputusan mu" mendengar ucapan sang ibu yg sepertinya sangat bahagia, Asma hanya bisa tersenyum tipis meskipun matanya mengisyaratkan sebaliknya.

"Jadi apa Asma engga boleh tetap tinggal disini?"

"Sayang, bukannya engga boleh, tapi Bilal kan harus membantu keluarganya mengurus pesantren disana, selain itu, Bilal juga harus mengurus pekerjaan nya, Nak. Jadi rasanya engga mungkin kamu tetap bisa tinggal disini seperti Aqilah dan Aisyah" Asma tampak sangat tidak suka dengan jawaban Ummi nya itu, raut kecewa terpancar jelas di wajahnya namun ia hanya bisa terdiam.

Ia pun kembali ke kamarnya, semenatara Ummi nya pergi memberi tahu kabar ini pada keluarganya.

"Kamu yakin Asma sudah setuju?" tanya Ayah Asma tak percaya. Sementara Bilal yg juga ada disana tak bisa menyembunyikan raut wajah nya yg sangat bahagia. Seketika ia teringat perkataan Lita yg meyakinkan bahwa Asma akan menerima pernikahannya, padahal Bilal sendiri hampir kehilangan harapan mengingat reaksi dan perlakuan Asma padanya.

"Iya, Asma sendiri yg mengatakan nya"

"Syukurlah, Aku sempat khawatir anak itu akan tetap keras kepala. Reaksinya sangat mengerikan. Bagaimana menurut mu, Bilal?"

"Apa yg harus ku katakan, Bi. Kemarahannya engga bisa di salahkan, siapapun pasti akan bereaksi sama jika berada di posisi Zahra. Tapi aku benar benar bersyukur dia mau memberiku kesempatan dan menerima pernikahan ini"

"Nak..." Abi Asma memegang pundak Bilal dan menatap matanya "Dia putri kesayangan kami, dia lebih berharga dari apapun di dunia ini, dan sekarang kami serahkan dia sepenuh nya pada mu dan Khadijah. Kami berharap kamu selalu mencintainya dan menjaganya dalam keadaan apapun "

"Insya Allah, Bi. Allah akan membantu ku memenuhi tanggung jawab ku"

.

.

.

Asma tidur ditengah ranjang dengan posisi miring dan memeluk boneka kesayangan nya. Pandangan nya lurus dan kosong. Seolah ia masih hilang arah. Dan lagi, air mata nya mengalir begitu saja tanpa bisa ditahan hingga membasahi bantal nya. Asma memejamkan mata, berharap saat besok ia membuka mata, semuanya akan menajdi lebih baik.

▪️▪️▪️

Tbc....

1
Sonia Ĕvliýãoğlû
sangat berkesan dan meninggalkan luka yg dalam untukku yg sangat sulit untuk ikhlas
Irma Liana
Luar biasa
Sonia Ĕvliýãoğlû
jujur gw orangnya emng jahat
krna di novel ini gw mendo'akan semoga Khadijah nya bilal tidak merasakn sakit dan cemburu lagi ( meninggal)
jujur banget selma gw baca novel sudah pulhn tema baru sekrng gw komen sambil nyesek
b3ngek bnget siihhh
Yashinta
sangat berkesan terimakasih
Yashinta
istimewa lanjut
Yashinta
aku menangis
Yashinta
sabar asma
Syifa Vina
👍👍👍👍👍
Nadira Alexa
Luar biasa
Yashinta
khadijah jahat egois sok baik tp hatinya busuk
Yashinta
khadijah yg salah egois
Rusni Rose
mantaf thoor
Syifa Vina
ngakak Sofia, semangat
Syifa Vina
teruslah berfikir menyesal terus Khadijah
Erlin Sylviana
minta di tabok ni orang biar g iri an
Syifa Vina
kejam Khadijah
Syifa Vina
sesal datangnya belakangan. sungguh Khadijah jahat dan egois
Syifa Vina
makin lama makin ketahuan sifat asli Kadhijah, posesif
Yashinta
gemes sama asma
Tya Dee Aura
ya ampun thor sdih bget mwek tngah2 mLaaaam...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!