Gagal Nikah

Jam lima sore Kendra baru saja beres melakukan meeting.

"Bos kita langsung pulang atau...

"Lo balik duluan saja. Gue ada sesuatu yang mau gue kerjakan."

Gading sedikit merasa heran karena Kendra tidak memintanya untuk menemaninya jika saat lembur. Tapi sekarang dia merasa Kendra bahkan terang-terangan mengusirnya.

"Bos yakin nggak mau gue temenin?"

"Hemmm.."

" Ya sudah, besok weekend bos ..jangan terlalu maksa juga buat lembur." Kendra menatap ke arah Gading dengan tatapan tajamnya.

"Gue tahu apa yang gue lakuin, Jadu Lo lebih baik balik...jangan sampai gue berubah pikiran !" ancaman Kendra sontak membuat Gading langsung melotot.

"Weiiisss...jangan lah bos, oke..gue langsung balik.." Gading langsung melangkah meninggalkan Kendra langsung masuk ke dalam ruangan kerjanya.

Kendra hanya bisa menghela nafas panjang melihat kelakuan asistennya itu. " Mba Hana bisa langsung pulang, saya libur paling sampai jam tujuh."

Hana yang ada di balik meja kerjanya mengangguk.

"Baik tuan. Apa ada yang perlu sama siapkan lebih dulu?"

"Nggak perlu, saya akan buat sendiri kalau mau kopi." Hana menganggukan kepalanya.

Kendra masuk ke dalam ruangan kerjanya lalu menaruh beberapa dokumen yang dia bawa tadi. Dia membuka jas dan juga membuka dasi yang melingkar di leher nya serta menggulung lengan baju yang dia pakai sampai siku.

Langkah nya menuju kamar yang menjadi tempat istirahat Dania sejak siang tadi. Saat masuk ke dalam kamar itu, terlihat Dinda masih terlelap tidur di atas tempat tidur.

Kendra melihat pemandangan itu hanya bisa tersenyum tipis. Dia menutup kembali pintu kamar itu dan bahkan menguncinya.

" Ternyata dia masih tidur. Jam berapa kamu tidur, jam segini bahkan belum bangun. Tapi, biarlah..dia pasti kelelahan nunggu sampai ketiduran."Kendra bicara sendiri sembari menatap ke arah Dania yang terbaring di atas tempat tidur nya dengan begitu lelap.

Kendra menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur yang sama dan membuka sepatunya. Lalu perlahan dia baringkan tubuh nya di ranjang yang sama seperti Dania. Bahkan Kendra perlahan meraih tubuh Dania untuk lebih dekat dengannya.

Kendra memeluk erat tubuh wanita yang sudah mencuri hatinya.

"Eeeggghhh.." sebuah lenguh*n terdengar lirih Dania.

"Tidurlah, maaf menggangu mu.." Kendra berbisik pada telinga Dania yang memang sudah ada di depan wajahnya.

Benar saja tak ada pergerakan lagi tubuh Dania. Kendra pun kembali mengeratkan pelukannya di tubuh Dania seolah takut kehilangan.

Hari ini bahkan malam ini Kendra cukup bebas membawa pulang Dania atau tidak karena mamanya sempat memberitahu jika mamanya dan papanya membawa sang Eyang pergi berlibur.

Mamanya sempat menanyakan Kendra akan ikut atau tidak dan Kendra tentu saja menolaknya. Sementara sang kakak Gita punya jadwal untuk mengunakan di rumah mertuanya bersama suaminya Angga. Jadi, Kendra cukup senang bisa bebas bersama wanita pujaannya itu.

...----------------...

Suara alarm ponsel Dania membuat gadis itu terusik. Mata Dania perlahan terbuka dan matanya kembali tertutup lalu terbuka lagi.

"Dimana aku, sepertinya ini bukan kamar ku." Dania bicara dengan lirih sembari mengamati langit-langit kamar dan pemandangan asing baginya.

Dia berusaha mengingat-ingat kembali kejadian yang sudah berlalu. Matanya seketika melebar saat dia ingat kalau dia menunggu Kendra di dalam kamar yang ada di dalam ruangan Kendra bahkan dia sampai tertidur saat dia main ponselnya.

"Ya Allah, aku...

Dania menghentikan ucapannya saat dia ingin bangun dari posisi tidurnya, tubuhnya rasanya tak bisa bergerak. Dia menatap ke arah tubuhnya dan baru sadar jika ada tangan besar yang memeluk dirinya.

"Astaghfirullah, apa yang aku lakukan ya Allah, apa aku...nggak ..nggak mungkin..apa yang terjadi ya Allah, aku benar-benar lupa.." suara yang lumayan kencang membuat Kendra yang masih terlelap terusik.

Matanya seketika terbuka dan melihat tubuh Dania bergerak ingin lepas dari pelukan nya.

"Diamlah Dania, kamu buat aku kebangun."

Dania yang mendengar bisikan Kendra langsung melebarkan matanya. "Tu_tuan apa yang kita lakukan..ini..ini...

"Jangan pernah berpikir yang tidak-tidak Dania, atau aku akan melakukan apa yang ada dalam otak mu itu !" ancaman Kendra membuat Dania menutup mulutnya.

"Ja_jangan sembarangan tuan. Saya tahu saya orang nggak punya tapi, saya bukan perempuan mur*han!"

"Aku tahu itu, makanya aku suka sama kamu." Kendra membalikkan tubuh Dania sampai mereka tidur dengan berhadapan.

"Maaf karena lama menunggu jadi kamu ketiduran."

"Sudah tahu saya ketiduran bukannya tuan bangunkan saya malah ikut tidur, ahhh... astaghfirullah..nanti gimana kalau nyonya Yunita marah sama saya terus saya di pecat, tuan mau tanggung jawab!!"

"Mau..sangat mau! Itu berarti kamu mau saya nikahi kan?"

Dania melotot mendengar ucapan Kendra yang dia anggap semakin ngelantur. Dania pun memukul kecil tubuh Kendra.

"Jangan bercanda tuan, saya serius. Kalau saya sampai di pecat mama tuan saya jadi pengangguran. Lalu saya jadi pengangguran!"

"Ya sudah kamu jadi istri ku. Pekerjaan nya pun simple, hanya menunggu ku pulang kerja, siapkan makan ku, temani aku tidur..simple kan?"

"CK...Tuan ini semakin ngaco ngomong nya. Dania jadi sebel sama tuan!!" dengan wajah kesalnya Dania beranjak dari tempat tidur dan kemudian bangun dari tempat tidur.

"Heiii...mau kemana, aku serius Dania!! Aku benar-benar serius dengan apa yang aku katakan!"

Brak...

Bukan jawaban lagi yang Kendra dengar, tapi Dania yang menutup pintu kamar mandi dengan lumayan kencang sampai menimbulkan suara.

Kendra hanya bisa menghela nafas melihat tingkah Dania yang membuat dirinya semakin gemas dan selalu ingin menggoda nya.

Yah, pekerjaan Kendra bertambah satu yaitu menggoda Dania dengan kata-kata manisnya itu.

Tak lama kemudian, pintu kamar mandi terbuka menampilkan Dania yang terlihat lebih segar. Kendra yang masih tak beranjak dari tempat tidur dengan memandang ke arah Dania yang terlihat wajah natural nya tanpa riasan namun tetap mempesona bagi Kendra.

"Tuan, saya pulang dulu. Kalau tuan..

" Kamu akan tetap disini, jangan coba-coba pergi Dania." Kendra beranjak dari tempat tidur dan mendekat ke arah Dania.

"Tapi...

Dania langsung terdiam saat bibirnya di kecup singkat oleh Kendra. Lagi-lagi Kendra mencuri cium@n di bibir Dania dengan begitu santainya.

"Nggak ada tapi-tapian, duduk lah dulu sebentar..tunggu aku mau cuci muka dulu." Dania hanya bisa mengangguk patuh sembari menutup rapat bibirnya.

"Pintar, ini yang buat aku jatuh cinta sama kamu.." Kendra semakin menggoda Dania dengan kata-kata nya sembari mengusap lembut rambut Dania dengan sayang.

Melihat ekspresi Dania yang terkejut membuat Kendra tersenyum karena baginya ekspresi wajah Dania begitu lucu.

Kendra masuk ke dalam kamar mandi dan tak lama kemudian dia keluar dengan wajah yang segarnya.

Bersambung