(Based on True Story)
Lima belas tahun pernikahan yang tampak sempurna berubah menjadi neraka bagi Inara.
Suaminya, Hendra, pria yang dulu bersumpah takkan pernah menyakiti, justru berselingkuh dengan wanita yang berprofesi sebagai pelacur demi cinta murahan mereka.
Dunia Inara runtuh, tapi air matanya kering terlalu cepat. Ia sadar, pernikahan bukan sekadar tentang siapa yang paling cinta, tapi siapa yang paling kuat menanggung luka.
Bertahan atau pergi?
Dua-duanya sama-sama menyakitkan.
Namun di balik semua penderitaan itu, Inara perlahan menemukan satu hal yang bahkan pengkhianatan tak bisa hancurkan: harga dirinya.
Kisah ini bukan tentang siapa yang salah. Tapi siapa yang masih mampu bertahan setelah dihancurkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ame_Rain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Akhirnya Benar-Benar Hancur
Aku tidak bisa menanyakan kebingunganku langsung kepada Reni karena takut dia tersinggung. Jadi untuk sementara, aku hanya bertanya-tanya saja di dalam hati. Ingin sebenarnya bertanya, tapi... kulihat rumah tangganya pun sudah semakin kacau. Kalau aku menambah beban dengan mempertanyakan kecurigaanku itu, sepertinya kurang bagus juga.
Reni tidak pernah pulang lagi selama berhari-hari. Dia hanya datang sekali setelah hari itu untuk mengambil pakaian dan barang-barangnya, kemudian pergi lagi dan memilih menginap di mes tempat kerjanya. Malas bertemu dengan Reno, katanya. Apalagi aku pun tahu mereka sudah sering bertengkar akhir-akhir ini.
Sedangkan desas-desus tentang adanya perempuan yang keluar di waktu subuh dari rumah mereka mulai terdengar. Tentu, karena akhirnya setelah beberapa lama ada juga orang lain selain aku yang menyadari hal itu. Reno tampaknya tak sekali dua kali membawa perempuan itu, si Yuyun, menginap di rumahnya. Apalagi, sekarang Reni sudah tak pernah pulang lagi ke rumah.
[Aku sudah bilang agar kami bercerai saja, dan dia setuju. Tapi dia maunya aku yang mengurus perceraian kami. Kubilang, kan dia yang sepertinya ingin buru-buru membuangku. Kenapa tidak dia saja yang menceraikanku? Enggak modal banget, deh.]
[Jadi, gimana? Status kalian digantung begitu saja?]
[Iya. Biarkan saja. Toh dia sendiri yang susah nanti. Aku kan enggak kebelet pingin kawin kayak dia.]
Aku menghela napas pelan membaca pesan itu. Yah, Reni benar. Reno yang sebenarnya paling butuh surat cerai itu kalau dia ingin menikahi selingkuhannya. Tapi selingkuhannya ini pun masih punya suami. Mungkinkah dia ragu untuk menceraikan Reni karena takut si Yuyun tidak benar-benar bercerai dari suaminya?
Kalau masih ragu-ragu begitu, kenapa mereka berselingkuh?
Harusnya kalau si Yuyun masih cinta, peduli, atau apapun itu pada suaminya, dia jangan berselingkuh. Tapi sekarang, lihat, dia menjalin hubungan dengan pria lain sedangkan dia tidak mau melepaskan suaminya. Dia sendiri yang akan susah nantinya.
[Tapi, Ren, tetangga-tetangga udah mulai bergunjing. Sudah banyak juga yang melihat mereka keluar saat subuh. Bahkan ada yang pingin menggerebek mereka, loh.]
Aku menunggu dengan penasaran apa yang akan dia katakan setelah mendengar suami, atau mungkin calon mantan suaminya ini, akan digrebek karena kemungkinan perzinahan. Karena bagaimanapun mereka ini masih suami istri, kan. Tentu akan memalukan jika sampai hal itu terjadi.
[Biarkan saja, Mbak. Biar mereka malu sendiri. Malah seru kayaknya kalau mereka digrebek. Kita tinggal jadi penonton saja.]
Walah... sepertinya Reni benar-benar sudah tidak peduli lagi dengan suaminya.
Kalau dia sudah begitu, aku mau bicara apa?
[Tapi aku penasaran. Yuyun sepertinya cukup sering menginap di rumah kalian. Suaminya tidak curiga, kah?]
[Suaminya kan sedang sakit, Mbak. Lebih sering berbaring di ranjang saja. Mungkin karena itu dia enggak sadar istrinya sering hilang kalau malam.]
Ah...
Begitu rupanya.
Kalau suami Yuyun sedang sakit, sedangkan mereka punya dua anak yang sedang sekolah, lalu dia memilih berselingkuh dengan teman suaminya tapi belum ingin meninggalkan suaminya...
Mungkin saja dia melakukan itu karena butuh uang.
Itu bukan hal yang aneh, kan? Bahkan Dewi pun menggunakan alasan itu---bahwa dia butuh uang untuk biaya hidupnya dan keluarganya, karena itu dia terpaksa menjadi seorang LC sekaligus pelac*r.
Dan mungkin Yuyun itu aslinya masih lebih sayang pada suaminya.
Tapi, yah, bagaimanapun juga, tidak ada yang bisa di normalkan dari sebuah perselingkuhan. Apapun alasannya, mereka salah. Dan suatu saat nanti mereka pasti akan mendapat balasannya.
[Kalau begitu Mbak serahkan semuanya ke kamu, Ren. Ikuti kata hatimu saja.]
Aku tidak bisa bicara banyak lagi. Karena bagaimanapun itu urusan rumah tangga mereka. Biar mereka yang putuskan mau dibawa kemana hubungan mereka itu.
Tapi seiring berjalannya waktu, Reno sepertinya mengetahui kalau apa yang dia lakukan dengan Yuyun setiap subuh sudah diketahui oleh para tetangga di lingkungan kami. Aku tidak tahu pasti karena aku tidak pernah benar-benar memperhatikan dia, tapi setelah berminggu-minggu kemudian...
Aku mendengar bahwa mereka akhirnya benar-benar digrebek di RT lain---tempatnya Yuyun.
Seseorang katanya pernah melihat Reno keluar dari rumah Yuyun sekitar menjelang subuh. Hal itu sama persis seperti yang pernah mereka lakukan dulu saat di rumah Reno. Akhirnya, hal itu pun dilaporkan kepada ketua RT setempat. Mereka mulai mengintai mereka selama beberapa hari, dan benar saja Reno sering keluar dari sana setiap subuh.
Karena resah, ketua RT beserta warga disitu akhirnya memutuskan untuk menggerebek mereka si rumah Yuyun. Penggerebekan yang dilakukan secara tiba-tiba itu tentu membuat mereka merasa syok dan tak sempat kabur lagi.
Dan, yah... mereka ketahuan selingkuh.
Keluarga mereka pun akhirnya didatangkan ke tempat itu. Warga sebenarnya ingin mengarak mereka secara telanjang sebagai peringatan pada yang lainnya, tapi kedua orang itu dan keluarganya pun langsung memohon belas kasihan. Malu, tentunya. Jadi sebagai jalan tengah, keputusan diserahkan pada mereka. Yang jelas, warga tidak mau melihat mereka berzina lagi.
Bagus, suaminya Yuyun, merasa sakit hati melihat pengkhianatan istrinya. Dia akhirnya menalak istrinya saat itu juga.
Nah yang aku bingungkan, Reno langsung pasang badan dan memutuskan untuk menikahi Yuyun begitu Bagus menceraikan istrinya. Mereka pun katanya langsung melangsungkan pernikahan secara siri---karena kedua orang ini masih sama-sama berstatus sebagai suami dan istri dari orang lain secara hukum.
Tapi, aku bingung. Bukankah Yuyun baru di talak oleh suaminya di malam itu?
Kenapa Reno tiba-tiba bisa langsung menikahinya?
Bukankah harusnya Yuyun menjalani masa iddah terlebih dahulu?
Ah, entahlah. Aku tidak mengerti. Yang jelas, sekarang Yuyun sudah menjadi tetanggaku. Dan Reni sudah jelas tidak akan kembali ke rumah itu lagi, karena begitu Reno menikahi Yuyun... dia langsung mengurus perceraiannya dengan Reni.
Aku tidak tahu apakah aku harus merasa bersyukur karena status mereka akhirnya jelas atau merasa sedih karena rumah tangga mereka akhirnya berantakan. Yang pasti, aku mendoakan saja yang terbaik untuk semuanya, terutama Reni.
[Mbak, aku titip Ratu, ya. Bapaknya bilang mau ngurus dia. Lagipula dengan kerjaan aku yang begini, aku bakal susah ngurus anak. Belum lagi tempat tinggalku sekarang masih di mess begini. Jadi untuk saat ini rasanya memang lebih baik jika Ratu diurus bapaknya dulu.]
Hatiku ngilu membaca pesan itu. Sekarang Ratu tidak hanya sulit bertemu ibunya karena bekerja, tetapi juga sulit bertemu ibunya karena keluarga kecilnya sudah tak lagi utuh seperti sebelumnya.
[Iya, kamu jangan khawatir. Mbak pasti bakal perhatikan Ratu.]
[Kalau ibu tirinya macam-macam, kasih tahu aku ya Mbak. Biar aku labrak perempuan itu.]
[Iya, Mbak bakal kasih tahu kamu kalau dia begitu.]
Dan begitulah, pasangan di rumah yang ada diseberangku yang sebelumnya adalah Reno dan Reni, kini berubah menjadi Reno dan Yuyun. Rumah itu mungkin masih sama, tapi rasanya pasti tak akan sama lagi.
***
Akhirnya rumah tangga Reno dan Reni benar-benar runtuh. Dari awal mungkin udah banyak yang bisa nebak ending-nya ke arah sini, ya 😌
Aku pengin kalian tahu, nggak semua perselingkuhan berakhir bahagia, apalagi yang dimulai dari kebohongan. Kadang yang katanya “cinta baru” justru tumbuh di atas luka orang lain. Dan bagian paling sedih dari semua ini? Anak kecil yang nggak ngerti apa-apa harus ikut kehilangan kebahagiaannya juga.
Terima kasih buat kalian yang masih terus ngikutin cerita ini sampai sejauh ini. Jangan bosan dulu, karena setelah ini kita bakal lihat sisi lain dari hidup Inara—bagaimana dia belajar membedakan antara iba, marah, dan kecewa.
See you tomorrow~
Semangat berkarya ya Thor