Aku Yang Kamu Nikahi,Dia Yang Kamu Perjuangkan.

Beberapa hari ini Gavin mulai sibuk dengan perusahaan yang didirikannya.

Sering kali Gavin pulang dalam keadaan larut malam saat Yuna sudah tertidur.mereka mulai jarang bertemu.

Suatu hari Yuna tidak sengaja melihat postingan situs bisnis dimedia sosial.akun tersebut mengungah foto Gavin dengan caption pengusaha muda berbakat Gavin Alexandre.

Baru baru ini pengusaha muda Gavin Alexandre bersama tuan Jeff berhasil memenangkan beberapa tunder tunder besar.pungkas akun bisnis tersebut.

" Ternyata sekarang kamu sudah sesukses ini mas,tapi tidak sedikit pun kamu memberitahukan ku tentang kesuksesan mu."

Jari jari Yuna terlentur membuka kolom komentar postingan tersebut.

( " Ngantengnya kira kira dia masih single ngak ya?.) Tulis akun wind@

("Kayaknya dia masih sigle deh.soalnya dia kemarin datang di acara kantorku tanpa membawa pasangan." Tulis akun ayundi@

(" Aku akan mendapatkannya lewat jalur langit" )tulis akun indah.

(Sudah ganteng,kaya, sukses lagi.") Tulis akun diisi.

Yuna mematikan handphonenya dan menyimpanya diatas nakas.

Yuna mulai sangat jenuh dengan semua ini.

Dilain tempat dimobil gavin.seila mendorong tubuh Ardi yang berusaha menciumnya.

" Aku mohon kamu jangan macam macam Ar."

" Kamu itu calon istri aku jadi diamlah.layani aku."

"Jika kamu ingin menikmati tubuhku lakukanlah nanti saat kita sudah menikah."

" Ala apa bedanya sekarang dan nanti.lagi pula aku sudah sangat banyak mengeluarkan uang untuk mu dan kedua orang tuamu jadi aku minta kamu memuaskan aku sekarang juga."

" Aku mohon Ar.jangan lakukan ini."

Ardi semakin agresif,seila berusaha mendorong tubuh ardi hingga akhirnya seila berhasil keluar dari mobil Ardi.

" Seila jangan lari kamu."

Seila terus berlari hingga akhirnya ia berhenti ketika mendapati jalan buntuh.

" Sudalah sayang.kamu tidak akan bisa lari dariku."

Bughhhhhhh

Gavin memukul Ardi dari arah belakang.

"Jangan sentuh dia."

Hingga akhirnya perkelahian sengit terjadi diantara mereka.ardi terkapar diranah dengan wajah yang babak belur.

Seila berlari memeluk Gavin.

" Dasar wanita ja*Ng aku menghabiskan banyak uangku untuk mu, untuk kedua orang tuamu tali kamu malah memperlakukan aku seperti ini."

Gavin melempar sebuah cek berjumlah 500juta kewajah Ardi.

" Aku kembalikan uang ini mulai sekarang jangan berani beraninya kamu mengangu Yuna lagi."

Seila menatap Gavin dengan wajah yang basah.

" Mas Gavin.kamu dapat uang sebanyak itu dari mana?"

Gavin mengusap kepala seila lembut.

" Itu tidak penting yang penting Kamu aman sekarang.aku akan mengantarkan mu pulang."

Ardi meremas cek yang dilemparkan oleh Gavin kepadanya saat melihat seila dan Gavin meningalkannya dalam kondisi yang babak belur.

" Mas motor kamu dimana?."

"Aku sudah menjualnya."

" Apa.lalu kita pulang naik apa mas "

" Kita pulang naik itu." Tunjuk Gavin pada sebuah mobil sport berwarna hitam yang lebih mewah dari mobil Ardi.

" Kamu serius mas ini mobil kamu."

Tidak ada jawaban dari gavin.ia membuka pintu mobil untuk Seila dan itu cukup sebagai jawaban untuk seila.

Sepanjang perjalanan seila tidak berhenti memperlihatkan rasa kagumnya pada mobil mewah Gavin.

" Mas.aku masih tidak percaya kamu memiliki mobil sekeren ini."

" Perusahaan yang aku bangun dua bulan yang lalu kini sudah sukses besar.banyak investor yang mulai tertarik menanam. Saham diperusahaaku sayang dan ini semua untuk kamu hasil kerja keras ku hanya untuk kamu.mimpi kita untuk bersama kini semakin nyata."

Seila tersenyum tapi senyumnya kembali memudar saat ia kembali mengingat Yuna.

" Tapi bagaimana dengan Yuna mas,aku tahu kamu terpaksa menikahi Yuna untuk mewujudkan keingin terakhir dari ayahnya Yuna pun sudah menjelaskannya kepada ku tapi apa yang dikatakan Yuna itu benar mas? Kamu akan menceraikannya dan menikahiku?"

Mendengar nama Yuna Gavin merasakan sesuatu didalam hatinya ia mengengam setir mobilnya erat.

" Mas kamu kenapa diam apa kamu tidak akan menceraikan Yuna?.apa kamu akan menjadikan kubyang kedua dihidup kamu?."

Ada sebagian hati Gavin yang terasa kosong bdan dia tidak mau kehilangan Yuna namun sebaginya lagi masih dipenuhi oleh janji janji dan mimpi mimpinya bersama dengan Seila.

" Aku akan menceraikan Yuna!" Ucapnya pelan tapi mampu membuat hatinya sedikit gelisah.gavin tetap memilih separuh hatinya yang diisi oleh janjinya dengan Seila.

Mobil Gavin sampai dihalaman rumah seila.terlihat Dodi dan Fida sedang duduk santai diterans rumah.

" Pa itu mobil siapa ya."

" Mungkin itu mobil baru Ardi pa!"

Pupil mata mereka ketika netra mereka menangkap sosok Gavin dan Seila lah yang keluar dari mobil mewah itu.

Dodi dan Fida saling pandang.

" Astaga,jadi apa yang aku lihat beberapa waktu lalu dimedia sosial itu benar benar Gavin" ucap Dodi.

"Memang papa lihat apa dimedia sosial ?"

" Aku lihat foto Gavin dengan caption pengusaha muda yang sukses.aku tidak mempercayai postingan itu.aku fikir hoax ternyata Gavin memang sudah sukses sekarang."

" Masa sih pa.gavin bisa sesukses itu sekarang?."

" Kamu lihat aja mobilnya,mobilnya bahkan lebih bagus dari mobil Ardi."

Seila berlari kearah Fida dan memeluknya erat.

Tangisnya pecah.

" Kamu kenapa nak.apa yang terjadi dengan mu."

" Ardi ma.dia hampir saja melecehkan ku."

" Apa? Kurang ajar anak itu.tapi kamu tidak siapa apainkan sama laki laki bajin* itu."

" Aku tidak apa apa pa.untungnya ada mas Gavin yang nolongin aku."

Dodi dan Fida menatap Gavin dengan perasaan gugup.

"'terimakasih" ucap mereka secara serentak, terdengar sangat aneh.karna untuk pertama kalinya nada bicara mereka kepada Gavin terdengar ramah.

" Sama sama om tante.kalu begitu aku permisi dulu."

" Nak Gavin tidak masuk atau mau duduk dulu."

" Tidak usah pak.saya langsung pulang saja ada sesuatu yang harus saya kerjakan."

" Baiklah kalau begitu.sekali lagi terimakasih banyak pak karna sudah menolong seila dari laki laki mesum itu."

Gavin kembali berjalan kearah dimana mobilnya terparkir.

Tinggal selangkah lagi mimpinya untuk menikahi Seila akan terwujud.tapi entahlah ada sesuatu dihatinya yang terasa hampa seolah ini bukan tujuan yang ingin dicapainya.