Mohon dukungan 😁😁
Like,komen dan vote ya cinta 👌👌👌
Aku Mawar Paramitha tidak percaya dengan ada nya Tuhan,Lalu mengapa aku diminta untuk percaya pada CINTA???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosma mossely, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21.Mabuk
Kelan dan Regan berjalan sempoyongan karna memapah tubuh Arthur yang sudah tidak sadarkan diri.
"Ale ,kita me ni kah Ale"
Di sepanjang perjalanan hanya kata-kata itu yang di ucapkan oleh Arthur.
Regan memutar mata nya malas.
"Alea itu terlalu muda untuk pria tua seperti mu.Lagi pula Restu jauh lebih ahli dalam menyenangkan hati seorang gadis."
Bug
Akhhh
Regan berteriak kesakitan ketika Arthur yang tadi nya hanya di papah,kini berdiri tegak sembari menatap Regan dengan tatapan mematikan.
Tinjunya mengeras, hal yang baru saja menghantam kepala Regan.Untung saat ini Arthur tengah mabuk,jika dalam kondisi sadar,maka Regan pasti akan terluka lebih parah lagi.
"Kau memukul ku? Dasar tidak berperasaan! Pantas saja kau ditinggalkan oleh Ale mu itu."
Regan bersungut-sungut sembari mengusap-usap kening nya yang mungkin memar akibat tinju Arthur.
Kelan yang melihat kedua nya berpotensi untuk bertengkar,dengan sigap berdiri diantara kedua nya.
"Tuan Muda, Tuan Regan hanya bercanda saja.Jangan di bawa ke hati,jika Tuan Muda membuat keributan maka Tuan Tua akan terbangun nanti."
Kelan mencoba membujuk Arthur yang masih berwajah kusut.
"Tuan Regan lebih baik kita membantu Tuan Muda saja.Tidak usah menyentuh titik sakit nya."
Kelan juga menenangkan Regan.
Oh.
Ayolah.
Tidakkah kedua pria ini mengetahui jika dirinya juga sudah sangat letih.Dari pukul empat pagi hingga sekarang pukul dua malam dirinya masih belum dapat beristirahat.
Regan yang melihat tatapan memelas dari Kelan,hanya mampu mendengus kesal.
"Jika bukan karna penasaran untuk melihat bagaimana wajah dari istri mu,aku tidak akan sudi mengantar mu."
Lalu Regan kembali meraih bahu Arthur,dan mereka berjalan kembali,masih dengan gaya yang sempoyongan.
Dan tentu saja diiringi dengan ocehan-ocehan Arthur.
Bruk
Tubuh ketiga nya terlempar keatas permukaan kasur king size yang empuk.
Arthur sudah tertidur sejak tadi,sementara Regan langsung bangkit dan mengedarkan pandangan nya keseluruh sudut kamar.
"Dimana istri Arthur?"
Tatapan rasa ingin tahu nya membuncah.Mata nya sibuk menjelajah berharap dia menemukan sosok pengganti Alea.
Regan sangat menyesali ketidak hadiran nya di pesta pernikahan Arthur kemaren.
"Mungkin Nona itu belum pulang?"
Kelan juga bingung.Ini sudah pukul dua pagi,tetapi Mawar sama sekali tidak tampak keberadaan nya.
Ck
"Aku akan menginap di sini malam ini,bagaimanapun yang ingin aku lihat tidak ada."
Karna kesal,Regan merebahkan dirinya di sebelah Arthur.
Kelan yang sudah lelah tidak mau ambil pusing lagi,melihat kedua Tuan Muda itu sudah terlelap,Kelan memilih kembali ke kediaman nya yang ada di Paviliun belakang.
♧♧♧♧♧♧
Pyarrr
Brak
Ibuuuu
Suasana pagi yang seharus nya ceria dan menyenangkan berubah menjadi mencekam.Kali ini jauh lebih mencekam dibanding saat Alea kabur tepat dua hari,sebelum hari H pernikahan nya.
Sartika segera di larikan ke Rumah Sakit,dan di dampingi oleh Bian.Sementara Baskara dan Adnan langsung berlari menuju lokasi pembangunan Villa.
Lima belas menit yang lalu, mereka mendapat kabar dari mandor yang mengawasi seluruh proses pembangunan Villa yang sedang mereka garap,bahwa kerangka Villa hingga ke pondasi nya roboh dan hancur tidak bersisa.
Seolah-olah di robohkan oleh sesuatu yang sangat berat,sehingga bahkan besi-besi sebagai penahan beton nya juga ikut hancur,ada juga yang kelihatan seperti meleleh.
Tentu saja ini adalah kabar yang mengejutkan bagi Keluarga Paramitha.Mereka sangat berharap bahwa dengan sukses nya pembangunan Villa ini,maka secara perlahan citra mereka akan kembali melambung seperti dulu.
Dan meningkatnya status sosial akan mengikuti setelahnya.
Namun apa yang terjadi saat ini?
Mereka mengatakan jika bangunan itu roboh tidak bersisa.Bukankah hal itu sama dengan mengatakan jika modal yang sudah ditanamkan untuk pembangunan itu terbuang sia-sia?
Dengan pikiran yang kalut, Baskara dan Adnan berjalan tergesa-gesa menuju lokasi pembangunan.
Sesampainya di lokasi,lutut Baskara melemah seketika.Uang,tenaga dan waktu yang sudah dia investasikan kini luluh lantak di hadapan nya.
"Siapa,SIAPAAA?"
Baskara berteriak kesetanan sehingga menarik perhatian para Pekerja dan Mandor yang sudah lebih dulu datang.
Mereka segera bergegas menghampiri Baskara dan Adnan.
Grep
Baskara menarik kerah pakaian Sang Mandor,mata nya menyala penuh amarah.
"Katakan kepada ku,kenapa hal ini bisa terjadi?"
Mungkin karna cengkraman Baskara terlalu kuat atau karna rasa takut dimintai pertanggung jawaban oleh Sang Pemilik,Mandor itu begitu ketakutan sehingga menyebabkan dia susah bernafas.
"Sa saya,saya..."
"Jawab !!!!!"
Bugh
Tubuh Mandor itu terpelanting kuat.
Meski sudah memasuki usia paruh baya,tetapi tenaga Baskara masih cukup diperhitungkan.Apalagi dia cukup rajin menjaga kebugaran fisik nya sendiri.
Merasa belum puas untuk melampiaskan amarah nya ,Baskara kembali mengamuk.Kali ini dia memukul siapa saja yang ada di sekitarnya.
"KATAKAN !!!! Katakan kepada ku kenapa hal ini bisa terjadi?? Apa yang kalian lakukan sehingga hal ini bisa terjadi di bawah hidung KALIAN???"
Nafas Baskara terengah-engah.Dia benar-benar kehilangan kendali nya.
Melihat banyak nya kerugian yang harus dia tanggung karna hal ini,belum lagi keuangan Perusahaan nyaris kosong,membuat Baskara dilanda kepanikan.
Tubuh nya bergetar hebat memikirkan pandangan yang akan dia terima di kemudian hari.
Orang-orang yang selalu menjilatnya akan memandang remeh kepada dirinya dan keluarga nya,belum lagi para kolega yang masih bertahan.
Ditengah kekalutan nya,Adnan kembali dari berkeliling guna memeriksa seluruh area pembangunan Villa.
"Ayah, aku merasakan sesuatu yang janggal disini."
Suara Adnan menarik perhatian dari Baskara.
Dengan lambaian tangan nya,semua para Pekerja dan juga Mandor langsung pergi meninggalkan mereka,Ayah dan Anak.
"Apa maksud mu?"
Tanya Baskara dengan serius.Tatapan tajam nya seolah-olah siap menerkam Adnan.
"Kita menggunakan bahan dengan kualitas terbaik untuk membangun Villa ini.Kita juga membangun sesuai dengan ketentuan keadaan fisik dan kondisi tanah,jadi sangat tidak mungkin fondasi dan bangunan nya bisa roboh seperti ini."
"Jika kita menuduh pesaing,tidak ada jejak mobil atau alat berat di sekitar lokasi pembangunan.Namun yang pasti ini adalah ulah manusia,tetapi siapa? Itulah tugas kita untuk mencari taunya."
Adnan menjelaskan hasil penyelidikan yang dia lakukan kepada Baskara.
"Jika yang kau katakan itu benar,maka kita tidak mungkin bisa menyelidiki nya begitu saja.Kita harus meminta bantuan Arthur.Dia memiliki banyak orang-orang hebat disisinya.Lagi pula keberhasilan dan kehancuran Villa ini juga akan mempengaruhinya."
Baskara dan Adnan sibuk merencanakan langkah yang harus mereka ambil,berbeda jauh dengan kondisi Arthur.
♧♧♧♧♧♧
Arthur yang terlalu banyak minum tadi malam mengalami sakit kepala berat ketika dia bangun pagi ini.
Meski sudah minum obat pereda mabuk,tetap saja rasa pusing nya belum hilang.
Dan begitu dia duduk bergabung di meja makan,Arthur kembali di landa rasa jengkel.Pasalnya di meja makan saat ini,bukan hanya ada Ayah dan Ibunya seperti biasa,Kakek yang sangat jarang ikut sarapan bersama mereka juga tengah duduk manis di meja makan.
Seolah-olah mereka kompak menanti kedatangan nya.
Lalu jangan lupakan keberadaan tamu tidak diundang itu, Regan.
Dengan malas Arthur menyeret tubuh nya untuk bergabung di meja makan.
Belum juga sempat duduk dengan benar,dirinya sudah di bombardir dengan sederet pertanyaan.
"Dimana istri mu?"
"Ini adalah sikap dari wanita pilihan mu?"
"Kalian baru menikah selama dua hari,dan dia sudah memiliki keberanian untuk tidak pulang semalaman.Bukan saja dia mengabaikan mu,sebagai suami nya.Dia juga menunjukan betapa tidak beretika nya dirinya."
"Ceraikan sebelum terlambat,Arthur.Malam ini juga Ibu akan memperkenalkan kau dengan Putri dari teman Ibu."
Tidak ada yang bertanya apakah dia baik-baik saja,atau tidak ada yang menegur nya karna dia mabuk.
Mereka hanya sibuk memikirkan kehormatan yang ternoda karna istri kontrak pilihan nya.
Ya.
Hingga saat ini,Arthur masih tidak memiliki keinginan untuk memberitahukan tentang pernikahan kontrak nya kedapa seluruh keluarga besarnya.
Hal ini dikarnakan Arthur masih memiliki harapan jika suatu hari nanti Alea akan kembali ke pada nya.
Dan jika dia memberitahukan kepada seluruh keluarga,dengan sifat Ibu dan Ayah nya,maka Arthur yakin hidupnya tidak akan tenang lagi.
Karna itu,Arthur lebih memilih untuk membiarkan Ayah dan Ibunya salah paham kepada nya dan istrinya,Mawar.
"Mawar tidak ada di rumah ini?"
Seolah baru sadar akan keberadaan Mawar, Arthur bertanya entah kepada siapa.
Emosi Armand semakin memuncak ketika melihat Arthur yang tampak kehilangan kendalinya.
Dalam fikiran Armand, sikap dan tingkah laku Arthur yang di luar batas adalah sebagai bentuk pemberontakan kepada Dirinya dan Sang Istri.
Menurut Armand, Arthur tidak terima ketika mereka meminta nya untuk menceraikan istri yang baru dua hari dinikahi oleh Arthur.
"Benar! Anak liar itu tidak pulang tadi malam.Bahkan hingga pagi ini, dia masih tidak terlihat.Perempuan seperti apa yang kau bawa ke rumah ku,Arthur?"
Semenjak mengetahui tentang latar belakang Mawar, Armand semakin terang-terangan menunjukan sikap ketidak puasan nya terhadap Sang Anak.
Armand bahkan mengabaikan keberadaan Riodrigo dan Regan.
"Aku tidak ingin membahas hal ini lagi,Ayah. Jangan mencampuri urusan ku lagi."
Dengan itu Arthur bangkit dari tempat duduk nya,lalu meninggalkan meja makan begitu saja,tanpa sempat menyantap sarapan pagi nya.
"Berengsek!!! Berhenti disitu,Arthur !!!! Arthur."
Armand berteriak bak orang kesetanan.
Suasana pagi itu benar-benar mencekam bagi seluruh penghuni rumah.Baru kali ini,Sang Tuan Muda,Arthur.Berani membangkang Ayahnya.
Wajah Armand tampak sangat mengerikan.Bahkan Lila tidak memiliki keberanian untuk sekedar menenangkannya.
"Sudahlah, bukannya kau tidak mengenal Putra mu sendiri.Jangan selalu memperlakukan nya seperti anak kecil,Armand.Biarkan dia menentukan jalan hidupnya sendiri."
Riodrigo yang sejak tadi diam menyaksikan perdebatan sepihak Armand,kini angkat bicara.