Setelah kakak ku tiada, aku dipaksa menikah dengan kakak iparku, karena aku tidak cinta dan membencinya, aku menyia-nyiakan dia, hingga suatu hari tanpa aku tau dia masuk kerumah sakit, dan dokter memberi vonis kalau dia sudah meninggal, aku menangis, karena menyesal, aku ingin diberikan kesempatan untuk memperbaikinya, akankah keajaiban datang ?
ingin tau baca novel SUAMI YANG DISIA-SIAKAN.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pelangi senja11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17. Di Ikuti
"Nad, apa yang terjadi, kenapa kamu menangis seperti ini ?" tanya Anggi setelah meleraikan pelukan Nadira.
Anggi dan Helen memang belum tau masalah Nadira hingga membuat Nadira sesedih saat ini.
Mereka pikir kenapa Nadira meneleponnya dan meminta datang ketaman, karena Nadira belum memberi tahu kedua sahabatnya itu tentang apa yang terjadi pada dirinya.
Nadira kembali meniti kan air matanya, tubuhnya masih lemas dan sedikit bergetar, dia terduduk kembali dibangku taman.
Helen dan Anggi mengapit Nadira ditengah-tengah, Anggi dan Helen masih menunggu Nadira bercerita sembari keduanya mengusap pundak Nadira memberi semangat atau meringankan masalah yang Nadira pikul saat ini.
Lima menit telah berlalu, Nadia belum juga berbicara, dia masuk h terisak, bagaimana tidak, lelaki yang begitu dia cintai, dia banggakan dan yang dia anggap setia, ternyata tidak lebih dari lelaki brengsek yang suka gonta-ganti pasangan.
"Nad, cerita sama kami, sebenarnya apa yang terjadi, apa kamu rindu sama kakak mu ?" tanya Helen lagi karena Nadira belum mau bercerita.
Helen pikir Nadira sedih karena, dia rindu pada Nadia kakaknya, karena mereka tau Nadira begitu akrab dan manja pada kakaknya itu.
Nadira menggeleng, bukan masalah itu yang sekarang dihadapi Nadira, tapi ada yang lebih menyakitkan, sakit terlalu sakit, bahkan menceritakan akan membuat dia lebih sakit.
Namun Nadira tidak akan memendamnya, dia harus memberitahu dua sahabatnya, mungkin dengan bercerita sama Helen dan Anggi, bebannya akan sedikit berkurang, karena Helen dan Anggi pasti bisa menghibur dan akan mengurangi sedikit sakit hati dan kekecewaannya.
Helen dan Anggi kembali diam, mereka masih menunggu Nadira bercerita, keduanya mengerti mungkin Nadira butuh ketenangan.
"Raihan, Raihan-" Nadira kembali terisak, dia berat menceritakan apa yang dia lihat di apartemen kekasihnya itu.
"Kenapa dengan Raihan, apa dia kecelakaan ?" tanya Helen dipanggil oleh Anggi yang juga ingin bertanya seperti yang Helen tanyakan.
Nadira menggeleng, karena sama sekali tidak seperti yang Helen dan Anggi pikirkan.
"Lalu, kenapa Raihan ?" Helen dan Anggi jadi bingung karena Nadira terus terisak.
"Dia, dia, hiks, hiks," tangisan Nadira kembali pecah. "Dia lelaki kurang aj*r, dia selingkuh."
"Maksud kamu, Raihan mengkhianati kamu gitu ?" tanya Anggi biar jelas.
"Tadi aku ke apartemennya, aku lihat dia sedang tidur dengan wanita lain, sakit, hatiku sakit, apa kurangnya aku, apa belum cukup pengorbanan ku, kenapa dia tega seperti itu padaku ?"
"Apa ? Kurang aj*r," Helen dan Anggi sangat terkejut dan marah, setelah mendengar cerita Nadira yang mengatakan kalau dirinya dikhianati.
Nadira kembali menceritakan semua yang dia lihat hingga pada akhirnya dia keluar dari apartemen Raihan dan berakhir ditaman tempat dia duduk saat ini.
Helen dan Anggi mengepalkan tangannya, keduanya begitu marah mendengar cerita Nadira, namun keduanya tidak bisa berbuat apa-apa selain menghibur dan memberi semangat untuk sahabatnya itu yang sedang tidak baik-baik saja saat ini.
"Kamu yang sabar Nad, tidak usah pedulikan lelaki seperti itu lagi, kamu cantik, lupakan bajing*n itu, aku yakin pasti banyak lelaki yang suka dan mencintaimu dengan tulus." Macam-macam makian yang dikeluarkan Helen untuk Raihan lelaki yang dicintai oleh sahabatnya itu.
Anggi juga sama, dia juga berpendapat seperti Helen, lelaki seperti Raihan tidak harus ditangisi.
"Sekarang kamu, jangan menangis lagi, lelaki seperti dia itu tidak pantas dicintai oleh kamu, aku sudah memperingatkan kamu waktu itu, tapi kamu tidak mau dengar, ya udah sekarang kamu tenang. Tidak usah mengisi lelaki seperti itu, lebih baik kita happy-happy." Anggi sudah pernah melihat Raihan menggandeng cewek lain, dan dia sudah memberitahu Nadia, tapi Nadia tidak percaya, dia sudah dibutakan oleh cintanya Raihan.
"Anggi benar Nad, lelaki seperti Raihan, tidak pantas kami tangisi, mending sekarang kami ikut kami, kita happy-happy, lupakan apa yang terjadi, aku yakin kamu pasti akan melupakan ini semua."
"Maksud kalian, kita ke tempat seperti yang sering kalian kunjungi, tempat itu ?" Nadira tau tempat apa yang dimaksud happy-happy oleh kedua sahabatnya itu, yaitu adalah tempat hiburan manusia nakal.
Helen dan Anggi sering ketempat seperti itu, yaitu club malam, tapi keduanya hanya untuk menghibur diri saja, biarpun mereka sering ketempat seperti itu dan minum-minum, tapi mereka sangat menjaga diri, dan tidak terpengaruh oleh pergaulan.
Nadira tidak pernah melarang atau memperingati kedua sahabatnya itu, dia hanya tidak pernah ikut aja kalau Helen dan Anggi mengajaknya, dia takut akan terjebak dengan dunia seperti itu.
Nadira sangat takut, apa lagi kalau sampai ketahuan kedua orang tuanya, sudah pasti dia akan dihukum seberat-beratnya.
Kali ini Nadira tidak menolak, mungkin benar seperti kata kedua sahabatnya, saat ini dia sedang tidak sehat pikiran, mungkin dengan datang ketempat seperti itu, akan membuat dirinya melupakan masalah yang baru saja terjadi seperti yang dikatakan Helen dan Anggi.
Hari sudah menjelang sore, akhirnya Nadira ikut Helen dan Anggi, ketiganya akan pergi ke club malam, Nadira berharap yang dikatakan Helen dan Anggi benar, dia bisa melupakan sakit hatinya pada Raihan.
Ketiganya pergi dengan mobil Helen, antara ketiganya hanya Helen yang punya mobil, karena keluarga Helen orang berada.
Diperjalanan, Anggi memutar musik agar Nadira tidak merasa sepi dan larut dalam kekecewaannya.
Ketiganya, saling mengobrol yang seru-seru dan lucu, ketiganya sesekali terlihat tertawa , sehingga Nadira seakan lupa kalau dia baru saja dikhianati.
Sementara dibelakang mobil mereka , ada sebuah mobil yang mengikuti dari jarak jauh.
Mobil itu terus saja mengikuti mobil Helen dari jauh. Sedangkan Helen, Nadira dan Anggi tidak menyadari kalau mereka sedang di ikuti.
Didalam mobil yang mengikuti mobil Helen, seseorang yang bertubuh tegap terlihat sedang berbicara melalui sambungan telepon.
"Iya bos, kami sedang mengikutinya," Ujar lelaki itu diteleponnya.
"Ikuti terus, ingat, apapun yang yang terjadi segera beritahu aku." Ujar orang diseberang telepon.
"Oke bos, bos tenang aja, kami pastikan Nyonya akan baik-baik saja." Ucapan lelaki bertubuh tegap itu, dan tidak lama kemudian telepon pun berakhir.
"Kenapa dia menangis, apa yang terjadi, apa dia begitu terbebani menikah denganku ?" tanya lelaki yang baru saja mengakhiri teleponnya dengan orang yang dia suruh mengikuti istrinya.
"Maaf Nadira, sebenarnya aku juga tidak tega melihat kamu terpaksa, tapi ini yang harus aku lakukan, ini permintaan terakhir kakak mu." Gumam lelaki itu yang tidak lain adalah Adrian.
Adrian baru saja menyuruh bodyguard yang diberikan oleh Rian untuk mencari dan mengikuti Nadira, dan Adrian tau Nadira menangis juga bodyguard yang disuruh nya memberi tahu.
Tapi Adrian tidak tau Nadira menangis karena apa, dia pikir Nadira menangis itu karena Nadira dipaksa menikah dengannya hingga dia merasa bersalah pada diri sendiri.
Bersambung.
pd akhirnya kau akan menyesal nadira