NovelToon NovelToon
Aku Bukan Pelacur

Aku Bukan Pelacur

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Keluarga / Romansa
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: Miss Ra

Malam itu, di sebuah desa terpencil, Alea kehilangan segalanya—kedua orang tuanya meninggal dan dia kini harus hidup sendirian dalam ketakutan. Dalam pelarian dari orang-orang misterius yang mengincarnya, Alea membuat keputusan nekat: menjebak seorang pria asing bernama Faizan dengan tuduhan keji di hadapan warga desa.

Namun tuduhan itu hanyalah awal dari cerita kelam yang akan mengubah hidup mereka berdua.
Faizan, yang awalnya hanya korban fitnah, kini terperangkap dalam misteri rahasia masa lalu Alea, bahkan dari orang-orang yang tak segan menyiksa gadis itu.

Di antara fitnah, pengkhianatan, dan kebenaran yang perlahan terungkap, Faizan harus memutuskan—meninggalkan Alea, atau menyelamatkannya.

Kita simak kisahnya yuk di cerita Novel => Aku Bukan Pelacur.
By: Miss Ra.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Ra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 21

Alea menatap pintu yang baru saja tertutup, lalu beralih pada Faizan. “Mas… siapa dia?” tanyanya lirih, ragu, tapi tak bisa menyembunyikan rasa penasarannya.

Faizan menarik napas panjang, wajahnya tetap dingin seolah sedang menyembunyikan badai di dalam kepalanya.

“Kamu nggak perlu tahu siapa dia. Dan sekarang… pulanglah. Anggap saja kejadian tadi cuma sandiwara.”

Jleb!

Alea terdiam. Kata-kata Faizan seperti belati yang menusuk tanpa ampun. Sandiwara? Jadi semua sikap dinginnya selama ini… juga bagian dari itu?

Matanya terasa panas, tapi ia menahan diri agar tidak terlihat rapuh di hadapan Faizan. Dengan suara yang hampir tak terdengar, ia bertanya,

“Mas… kenapa selalu bersikap seperti ini sama aku? Seolah-olah aku ini cuma… orang asing di hidupmu.”

Faizan memejamkan mata. Rahangnya menegang, seperti sedang menahan sesuatu yang tak terucapkan. Tanpa menoleh, ia melangkah ke arah jendela. Pandangannya kosong, menembus gelapnya malam.

“Alea… jangan cari masalah yang bisa bikin aku benar-benar marah,” ucapnya pelan, tapi nada suaranya berat dan dingin. “Kamu tidak perlu tahu masa laluku.”

Alea menggigit bibir bawahnya, menahan gejolak yang berkecamuk—marah, sedih, sekaligus penasaran. Perlahan, ia melangkah mendekat, meski tahu Faizan mungkin akan menolaknya lagi.

“Mas… apa tidak ada kesempatan untuk aku memperbaiki semuanya?” Suaranya bergetar, hampir patah di ujung kalimat.

Faizan terdiam. Tubuhnya kaku, tapi ia tetap tidak menoleh. Hening terasa menyesakkan di antara mereka, hingga akhirnya ia menarik napas panjang dan berbicara lagi—dingin, tegas, tanpa emosi.

“Alea,” katanya datar, “pulanglah.”

Alea menatap punggung Faizan, tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.

“Mas…”

“Aku bilang pulang.” Suara Faizan kali ini lebih rendah, tapi dinginnya menusuk. “Jangan paksa aku untuk berbuat kasar padamu.”

Alea terpaku di tempat. Matanya memanas, tapi ia menahan air mata agar tidak jatuh di hadapannya. Ia ingin bertanya, ingin marah, tapi tatapan punggung Faizan sudah seperti tembok yang tak bisa ditembus.

Akhirnya, dengan langkah berat, Alea berbalik menuju pintu. Dan Faizan… tetap berdiri di sana, membelakanginya, seolah kepergiannya tak berarti apa-apa.

Langkah Alea terasa gontai saat ia benar-benar meninggalkan ruangan itu. Di setiap langkahnya, ada rasa sakit yang menggantung di dada, seolah-olah sesuatu telah patah tanpa bisa disatukan kembali.

Tak ada satu kata pun keluar dari bibirnya sepanjang perjalanan pulang. Sepanjang jalan yang cukup panas, bayangan dirinya sendiri terasa seperti beban.

Sesampainya di rumah, Ibu Maisaroh langsung menghampirinya.

“Alea? Kenapa wajahmu pucat begini, Nak?” tanya sang ibu cemas, menyentuh bahunya.

Alea mencoba tersenyum, tapi jelas sekali senyuman itu hanyalah topeng. “Aku… cuma lelah, Bu,” jawabnya pelan. Suaranya nyaris tak terdengar.

Ibu Maisaroh ingin bertanya lebih jauh, tapi melihat sorot mata Alea yang kosong, ia hanya menghela napas panjang. “Kalau begitu, istirahatlah. Nanti kita bicara lagi.”

Alea mengangguk lemah melangkah menaiki tangga lalu masuk ke kamarnya. Begitu pintu tertutup, air mata yang sedari tadi ditahan akhirnya jatuh tanpa bisa dicegah. Suara isakannya teredam di balik bantal, tapi hatinya terasa berteriak sekuat mungkin.

 

Sementara itu, Faizan pulang ke apartemennya. Malam terasa panjang dan sepi. Begitu pintu apartemen tertutup, ia bersandar di baliknya, menutup mata, napasnya berat.

Ia mengusap wajahnya kasar, lalu berjalan ke dapur, menuang segelas air, tapi bahkan seteguk pun tak sempat ia minum. Ia hanya menatap kosong ke arah jendela besar di ruang tamu.

Dari ketinggian apartemen, lampu kota berkelap-kelip seperti lautan cahaya. Tapi di dalam dirinya, hanya ada kegelapan yang tak bisa dipadamkan.

Di atas meja kerjanya, sebuah foto saat bersama Nadia tergeletak. Faizan menatapnya lama, ekspresinya dingin tapi matanya menyimpan sesuatu yang tak bisa ditebak—penyesalan, kemarahan, atau mungkin keduanya.

Ia menghela napas panjang, lalu berkata pelan, seolah hanya untuk dirinya sendiri,

“Maafkan aku, Nadia…”

Dan malam itu pun berlalu dengan kesunyian yang semakin menyesakkan.

 

Pagi hari menyapa dengan cahaya matahari yang menembus tirai apartemen Faizan. Namun bagi Faizan, malam yang panjang terasa belum berakhir. Ia tertidur di sofa, masih dengan pakaian kemarin, segelas air di meja tak tersentuh, dan foto Nadia yang tetap tergeletak di sana.

Tiba-tiba, suara ponselnya memecah keheningan. Nada dering itu terdengar berulang-ulang, membuat Faizan mengerjap lelah sebelum akhirnya meraih ponsel di meja.

“Mamah”.

Jantungnya berdetak sedikit lebih cepat. Jarang sekali Ibu Maisaroh menelepon sepagi ini. Ia segera menggeser layar untuk menerima panggilan.

“Assalamualaikum, Mah,” suara Faizan serak, masih dipenuhi kantuk.

Namun suara di seberang membuatnya langsung terbangun.

“Faiz… Alea, Nak… dia… dia masuk rumah sakit!” suara Ibu Maisaroh bergetar, nyaris tersendat di ujung kalimat.

Faizan mengernyit, tapi bukan karena cemas—melainkan jengkel. Ia memijit pelipisnya pelan, nada suaranya tetap dingin.

“Masuk rumah sakit lagi? Kenapa lagi dia?”

“Faiz!” suara Ibu Maisaroh meninggi, nadanya marah bercampur khawatir. “Ini bukan saatnya menyalahkan. Kau harus datang sekarang.”

Faizan hanya diam sesaat, matanya menatap kosong ke arah jam dinding. Seolah-olah berita itu bukan sesuatu yang penting, hanya beban lain yang harus ia tanggung.

“Ya, nanti Faiz ke rumah sakit,” katanya akhirnya, suaranya tetap tanpa emosi. “Faiz akan lihat sebentar. Setelah itu Faiz harus pergi, ada urusan lain.”

“Ibu tidak mengerti dengan sikapmu ini, Faiz,” suara Ibu Maisaroh pecah, penuh kecewa. “Alea itu istrimu!”

Faizan tidak menanggapi. Ia hanya menutup telepon, lalu berdiri dan melangkah menuju kamar. Gerakannya tenang, tapi jelas ada keengganan di setiap langkahnya. Dengan wajah datar, ia membersihkan diri dan mengganti pakaian, seolah-olah kabar tentang Alea hanya satu lagi masalah yang menambah tumpukan beban di kepalanya.

“Huuft… benar-benar merepotkan,” gumamnya dingin, hampir tanpa emosi.

...----------------...

Bersambung...

1
Jumi🍉
Tanggung jawab yang gak main-main kata asistennya preet yang adanya,👊kalau tanggung jawab gak mungkin istrinya sampai keguguran dan sekarang lari dari rumah.../Facepalm/🤣
Miss Ra: /Smirk//Joyful//NosePick/
total 1 replies
Jumi🍉
Istri kabur dia santai-santai aja tuh,,,kayak gak ada keinginan sama seklai buat memperbaiki rumah tangganya, lepas dari mantan Nadia datang Nayla.../Sleep/
septiana: ntah kapan dia mau sadarnya
total 4 replies
Helwa Mahara
buatlah faizan menyesal atas kepergian istrinya dan buat dia bucin ka
Jumi🍉
Sama Nayla rada betah ya tinggal di hotel bareng yang notabennya hanya orang lain, padahal bisa aja tuh tanggung jawab gak musti tinggal bareng...🙄keputusan Alea buat menjauh udah tempat tuh gak dibutuhin juga sama Faizan selama ini.😅
septiana
sampai kapan kamu akan bersikap seperti itu Faiz sama istri mu🤔
Miss Ra: /Facepalm//Joyful//Facepalm//Joyful/
total 3 replies
Jumi🍉
Nayla kamu jangan berani-berani ngusik rumah tangga Faizan apalagi ada niatan jadi pelakor, istrinya aja seperti bayangan apalagi kamu mungkin hanya dianggap angin sekelibat langsung hilang, yang ada di otaknya hanya pekerjaan...😅🤣
Miss Ra: /Facepalm//Facepalm//Joyful//Joyful/
total 1 replies
Jumi🍉
Mending Alea kamu pergi jauh dari kehidupan Faizan, kamu dianggapnya bagaikan bayangan yang tak terlihat, tuh Faiz hidupnya cuma tentang pekerjaan. Tapi bila nanti ada perempuan masuk dalam kehidupannya baru kamu balas caci maki balik tuh Faiz...😤
Jumi🍉
Kalau kamu bisa sejahat itu memperlakukan istrimu dan bahkan ibumu, berarti dengan wanita lain harusnya kamu bisa jauh lebih jahat lagi termasuk nanti mantanmu...😆Hidup aja kamu sendirian hingga akhir ajal menjemput...🤣
Miss Ra: /Facepalm//Joyful/
total 1 replies
Anonymous
😍😍
Anonymous
😍😍….
Dhafitha Fitha Fitha
udah Alea hbis ni kamu pergi aja dari sana apa juga yg m di pertahankan biar dia punya penyesalan
septiana
suatu saat kau akan mendapatkan balasan dari apa yg kamu perbuat Faiz.. dan disaat penyesalan itu datang Alea sudah tidak menginginkan mu lagi.
Jumi🍉
Bingung aku tuh mau komen apa lagi buat Faiz saking menyebalkan jadi orang...🤬😤
Milla
lanjut min
Miss Ra: siaaapp
total 1 replies
Milla
next min
Dhafitha Fitha Fitha
Fandi Jdi setan 😈😈😈
Miss Ra: /Grin//Joyful/
total 1 replies
Jumi🍉
Dengan mantan punya banyak waktu untuk bicara berbanding terbalik buat istri diam seribu bahasa,,,/Curse/Alea mending cepat bawa ruqyah tuh suamimu biar jin ditubuhnya pada hilang sampai ulat keket gamon juga ikut terhempas...🤣
Miss Ra: /Joyful//Joyful//Joyful/
total 3 replies
septiana
ego mu setinggi langit Faiz,kau akan menyesal setelah nanti Alea jauh darimu.. teruslah berbuat dingin pada Alea sampai nanti alea lelah dan ga ingin kembali padamu lagi
Jumi🍉
Kepala batu banget si Faiz, kaya orang hidup segan mati tak mau definisi orang gak punya tujuan...😩kompasnya rusak kali makanya tersesat di masa lalu aja...🤭
Jumi🍉: Habisnya bikin sebel banget tuh Faiz...😆
total 2 replies
Jumi🍉
Tahu rasanya dilukai tapi tanpa sadar kamu juga membuat luka untuk Alea selama ini...😪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!