Berniat memberi kejutan, Bella menemukan tunangannya melamar wanita lain, bahkan saat dia akan menghampiri pria itu, keluarga pria itu malah menariknya pergi dan mengusirnya dari rumah.
Bella tak terima, dia dibilang wanita rendah, yang berharap keuntungan dari jabatan tinggi Vero. Padahal yang membuat Vero bisa bekerja di tempat itu adalah Bella.
Merasa kesal, diperlakukan seperti itu, bahkan Vero memutuskan hubungan pertunangannya hanya dengan sebuah pesan.
Bella pergi ke sebuah klub malam, dia mabuk dan menarik seorang pria yang dikiranya penghibur di klub malam itu.
Padahal, pria itu adalah kakak dari wanita yang merebut tunangannya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noerazzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21. Kehabisan kata-kata
"Baiklah, kami akan menghubungi petugas" kata manager galeri itu.
Namun baru dia meraih ponselnya, untuk menghubungi pihak yang berwajib. Lebih dulu ponselnya itu berdering.
"Halo"
Terdengar suara seorang pria yang bertanya dengan nada terburu-buru, tapi tidak jelas. Hanya saja suaranya sangat keras, bahkan saat manager galeri seni itu tidak menghidupkan speaker ponselnya. Suara itu bisa terdengar oleh Bella dan Gery.
"Oh, begini tuan. Iya, seorang wanita. Namanya..." manager galeri itu menjeda ucapannya lalu bertanya pada Bella.
"Nona, siapa namamu?" tanya manager itu memastikan.
"Bella" jawab Bella pasrah.
Bukan hanya suaranya yang mode pasrah. Raut wajah Bella juga terlihat pasrah. Gery terus menepuk bahu Bella. Dia bahkan akan ikut menemani Bella kalau asik sepupunya itu sampai benar-benar di bawa ke kantor polisi. Gery sudah bertekad, tidak akan meninggalkan Bella, sejauh yang dia bisa.
"Bella, tuan!"
Terdengar suara lagi dari seberang sana. Dan wajah manager itu menjadi kebingungan.
"Iya benar, wanita yang sangat cantik, dengan rambut hitam panjang, oh baiklah..."
Manager galeri seni itu kembali menjeda ucapannya, dan menoleh ke arah Bella lagi.
"Nona Bella, siapa nama ayahmu?" tanya pria itu dengan raut wajah sedikit heran, tapi tetap bertanya.
Mungkin orang yang sedang menghubunginya itu yang minta dia bertanya siapa nama ayah Bella.
Bella sendiri merasa tidak ingin melibatkan ayahnya dalam hal ini.
"Kenapa aku harus mengatakannya padamu?" tanya Bella.
Dia sungguh tidak ingin ayahnya terlibat. Tapi Gery tahu, kalau cepat atau lambat, dia juga harus memberitahukan masalah ini pada pamannya.
"Nama ayahnya, Panji Darmajaya!"
"Kakak"
"Siapa tahu orang yang menghubungi manager itu mengenal paman, Bella" kata Gery.
Bella menghela nafas panjang. Justru itu yang dia khawatirkan. Dia hanya akan merusak nama baik ayahnya.
"Baik, Panji Darmajaya nama ayah nona itu"
Semakin terdengar nyaring suara di seberang sana.
"Hah, iya maaf tuan. Maafkan saya. Baiklah!"
Tut Tut Tut
Panggilan telepon itu terputus. Bella melihat wajah manager galeri seni itu semakin panik. Dia pikir, mungkin pemilik galeri atau bahkan pemilik guci giok kuno itu pasti marah padanya.
Manager galeri seni itu mengeluarkan sapu tangan dan menyeka keringat di dahinya. Sebentar kemudian, dia kembali menyimpan sapu tangannya. Lalu mendekati Bella. Dengan tubuh sedikit membungkuk. Dia minta maaf pada Bella.
"Nona Bella, maafkan aku. Aku tidak tahu kalau anda adalah is..."
Ceklek
"Bella!"
Ucapan manager galeri seni itu terjeda. Bella dan Gery juga segera menoleh ke arah pintu ruangan manager itu yang terbuka dengan cepat dan cukup keras.
Ethan datang, pria itu langsung menghampiri Bella dan berjongkok di depan Bella. Memegang kedua tangan wanita itu dan menatap Bella dengan tatapan khawatir.
"Kamu terluka tidak?" tanya Ethan.
Gery yang memang baru pertama kali melihat Ethan. Segera berdiri dan mendekati adik sepupunya itu.
"Aku, aku tidak terluka. Kamu kenapa datang?" tanya Bella.
"Nona, tuan Ethan adalah pemilik guci giok kuno itu"
Bella terperangah. Begitu pula dengan Gery.
"Dia pacarmu yang tadi kamu bicarakan?" tanya Gery.
Mata Bella melebar. Kenapa kakak sepupunya itu begitu terus terang.
"Pak manager, lupakan masalah guci itu" kata Ethan.
Manager galeri seni itu segera mengangguk dengan patuh.
"Baik tuan"
Ethan berdiri, dan menarik tangan Bella dengan lembut. Menuntun wanita itu untuk berdiri juga.
"Kamu pasti terkejut, maaf aku tadi langsung pulang. Tidak tahu kalau kamu akan datang"
"Ah, tidak apa-apa" kata Bella yang masih berusaha mencerna semua kata-kata Ethan dan keadaan saat ini.
Ethan segera menoleh ke arah manager galeri seni itu dengan tatapan yang tajam. Tapi, kemudian dia kembali melihat ke arah Bella. Mengusap pipi Bella dengan sangat lembut. Dan tatapannya pada Bella juga sangat lembut, berbanding seratus delapan puluh derajat dari tatapannya pada manager itu.
"Apa Gunawan, menakutimu? dia bicara tidak baik padamu?" tanya Ethan.
Gunawan adalah manager galeri seni itu. Wajah Gunawan langsung pucat. Keringat dingin juga kembali terlihat di keningnya. Dia cukup paham, watak dari majikannya itu. Sangat mengerikan kalau marah. Dia mana perduli barang di hadapannya itu harganya berapa triliun. Kalau Ethan sudah marah, barang senilai triliunan itu juga akan tetap hancur di hadapannya, tanpa arti.
Bella melihat wajah pak Gunawan itu ketakutan. Segera menyentuh tangan Ethan.
"Tidak, pak Gunawan ini justru sangat baik. Dia bicara dengan sangat sopan" kata Bella.
"Bagus kalau begitu, kalau kamu bicara kasar pada wanitaku. Habis kamu!"
"Maaf tuan!" sahut Gunawan dengan cepat.
"Sudah selesai, kita pulang ya!" ajak Ethan merangkul Bella.
"Tunggu dulu, kalian mau pulang ke rumah paman? aku ikut!" kata Gery.
Wajar kalau Gery tidak kenal Ethan. Dia seorang masinis, dia jauh sekali dari segala macam berbau bisnis dan ibukota. Dia lebih sering bertugas di luar kota. Jadi, dia emang sama sekali tidak pernah melihat Ethan sebelumnya.
Saat Gery bicara seperti itu. Ethan menatap pria itu penuh selidik.
"Siapa dia?" tanya Ethan cuek.
Sebenarnya daripada ekspresi dan nada suara cuek. Ucapan Ethan itu terkesan angkuh. Dia tidak mau ada pria yang lebih diperhatikan, atau lebih baik auranya darinya di depan Bella. Dia sedang menunjukkan kedaulatannya terhadap Bella.
"Kak Gery, ini sepupuku!" kata Bella.
"Kenapa kamu bersama orang tidak berguna begini?" tanya Ethan.
"Ethan" tegur Bella.
Gery hanya bisa menghela nafasnya panjang. Sebenarnya kata-kata Ethan itu cukup menusukk hingga empedunya. Tapi bagaimanapun, kata-kata yang diucapkan Ethan itu ada benarnya. Dia memang tidak bisa membantu Bella tadi. Rasanya dia memang sedikit tidak berguna.
"Maafkan aku, tapi manager itu bilang guci itu..."
"Sayang, kamu pasti ketakutan. Aku akan menghiburmu" kata Ethan yang mengacuhkan Gery, dan merangkul Bella keluar dari ruangan itu.
"Eh..." Gery melambaikan tangannya. Dia berdecak kesal, pacar adik sepupunya itu Ternyata sangat menyebalkan.
Setelah mereka berada di depan galeri seni, Gery menjelaskan siapa yang membuat gara-gara dengan Bella.
"Tunangan dari mantan tunangannya yang membuat Bella terkena masalah. Kelihatannya saja wanita itu seperti orang terhormat. Padahal kelakuannya kelas rendah. Apa bagusnya terus mengganggu Bella. Wanita itu pasti orang tuanya tidak benar, tidak mengajarkan hal baik padanya. Kalau dia punya kakak laki-laki, kakak laki-lakinya itu juga pasti orang yang tidak berguna. Tidak bisa mendidik adiknya dengan baik. Buat apa punya uang banyak, punya jabatan tinggi, tapi minim akhlak!"
Bahu Ethan berkali-kali naik turun. Dia tahu, kalau yang membuat masalah dengan Bella adalah Elena, adik kandungnya sendiri. Dan yang lebih membuat Ethan menghela nafas. Gery menjelek-jelekkan dan mengomel pada seseorang yang merupakan kakak kandung Elena, di depan orangnya langsung.
"Ck, katanya Presdir perusahaan besar. Benar-benar tidak berguna. Dasar payah! benarkan Bell!" tanya Gery pada Bella.
Ethan yang sudah merasa naik darah pada sepupu istrinya itu segera menoleh ke arah Bella. Dia punya harapan, kalau Bella menggelengkan kepalanya. Tidak setuju dengan pendapat Gery.
Tapi sayangnya, harapan Ethan harus kandas. Bella mengangguk setuju dengan Gery.
"Benar, pria macam apa itu. Tidak berguna!" gerutu Bella.
Ethan kehabisan kata-kata.
'Pria yang sedang kamu caci itu, aku. Sayang' batin Ethan.
***
Bersambung...
semangat berkarya kak 💪💪💪
salah sendiri ga kasih tau kamu tuh siapa,ya nikmati saja di caci maki ma zeyenggg