"Tahta tertinggi mencintai adalah mengikhlaskan.."
Kalimat itu sangat cocok menggambarkan keadaan yang dirasakan oleh Zio Nabastala Winata, pria berusia 28 tahun itu harus merelakan sang kekasih menikah dengan lelaki pilihan orang tuanya dan mengakhiri hubungan yang sudah terjalin 3 tahun lamanya itu.
Namun, bagaimana jadi nya disaat Zio baru saja putus, Kaivan selaku sang papa justru menjodohkannya dengan putri dari rekan bisnis nya.
Akankah Zio menerima perjodohan itu dan menikah dengan wanita pilihan sang papa? atau dia akan memilih untuk tetap mengejar cinta nya lagi ?
Simak Kelanjutan ceritanya..
Keluarga Winata S3
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna_Ama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 21. Aroma Yang Mirip
Disinilah Zio dan Kimmy berada, duduk bersebelah dikursi besi taman samping menatap hamparan tumbuhan bunga mawar berwarna-warni milik mama Retta. Tak ada yang mulai berbicara, kedua nya diam membisu dengan pikiran masing-masing. Hingga, Zio berdehem keras mencoba menghilangkan keheningan diantara mereka.
"Ekhhemm... Siapa nama mu?" tanya Zio tanpa mengalihkan pandangannya menatap kearah Kimmy, suara nya terdengar dingin dan tegas.
"A-aku Kimora, kau bisa memanggil ku Kimmy". Jawab Kimmy terbata-bata gugup
Zio mengangguk-anggukkan kepala mendengar nama Kimmy. "Nama yang indah", batin nya
" Baiklah, tidak perlu berbasa-basi, kau pasti sudah tau rencana perjodohan kedua orang tua kita bukan ?" ujar Zio
Kimmy mengangguk."Ya".
"Dan, kau menyetujuinya?" kali ini Zio menoleh mengalihkan pandangannya menatap kearah Kimmy. Sejenak, Zio terpana dengan paras cantik wajah Kimmy.
Kulit wajàh yang putih dan halus, tak ada bekas jerawat atau bekas apapun itu benar-benar mulus bak porcelain. Hidung mancung, bulu mata yang lentik dan bibir yang sedikit tebal yang dipoles dengan lipstik berwarna merah muda. Terlihat sangat kenyal dan aarrgghhh sial itu bentuk bibir yang sangat menggoda, melambai-lambai ingin dikecup.
Zio sampai menelan ludah nya pelan lalu memejamkan kedua matanya mencoba menghilangkan pikiran kotor yang tiba-tiba berseliweran diotak nya.
"Aarrgghh..."
"Kau baik-baik saja?" tanya Kimmy terperanjat kaget saat mendengar Zio menggeram pelan seraya menepuk-nepuk kepala nya.
"Ah ya, aku baik-baik saja". Jawab Zio
Kimmy yang mendengar itu hanya bisa mengangguk-anggukkan kepala, ia tidak tau harus berbuat apapun. Calon suami nya itu seperti menjaga jarak dengannya, membuat Kimmy merasa canggung juga bingung.
"Kau belum menjawab pertanyaan ku". Tukas Zio .
"Hm?" beo Kimmy
"Kau menyetujui perjodohan ini ?" tanya Zio lagi
"Ya".
"Aku ingin tau apa yang membuat mu menyetujui perjodohan ini ? Apa karena harta dan tahta?" ujar Zio, nada bicara nya terdengar mencibir dan merendahkan Kimmy.
"Aku tidak segila itu menerima perjodohan ini hanya karena dua hal itu..." Sahut Kimmy dengan ketus, tidak terima sekali rasa nya dituduh oleh pria yang akan menjadi calon suami ini.
"Bahkan, tanpa aku menikah dengan mu dan menjadi bagian dari keluarga Winata. Aku sudah memiliki harta dan tahta sendiri". Kimmy berkata dalam hati nya
Zio yang mendengar itu tersenyum tipis menyeringai. Alasan yang Kimmy lontarkan terdengar sangat klise, ia sudah sering mendengar alasan seperti itu dari wanita-wanita yang pernah melakukan kencan buta dengannya. Tentu saja, yang mana kencan itu sudah diatur oleh mama Retta.
"Lantas kenapa kau setuju menerima nya ?" Zio masih penasaran dengan alasan Kimmy menerima perjodohan ini. Jika bukan karena harta dan tahta untuk apa perempuan yang duduk disamping nya ini menerima perjodohan tersebut?.
Kimmy mendesahkan nafas nya panjang. Pandangan matanya menatap lurus kedepan.
"Aku terpaksa menerima perjodohan ini demi rumah warisan ibu ku. Jika aku tidak menerima nya maka rumah peninggalan ibuku akan dijual oleh ayah dan ibu tiri ku..." Kimmy menjeda ucapannya dan kembali menarik nafas pelan."Jujur saja, sebenarnya aku juga sudah memohon pada mama Retta untuk membatalkan perjodohan ini. Tapi.."
Kimmy menggantungkan kalimatnya, menoleh menatap kearah Zio ingin melihat ekspresi wajah pria itu. Dan, benar saja Zio terlihat sedikit terkejut mendengar penuturannya.
"Tapi apa?" ujar Zio
"Tapi mama Retta tetap memaksa dan kekeuh ingin perjodohan ini tetap berjalan. Dan, apakah kau tau jika pernikahan kita akan dilaksanakan satu bulan lagi?" Kali ini Kimmy balik bertanya, memastikan pria itu sudah mengetahui rencana pernikahan mereka. Justru, ekspresi lain yang Kimmy dapatkan.
Dia melihat Zio refleks berdiri dari duduknya dan menatap tajam kearahnya.
"Katakan sekali lagi?" Dengan tegas Zio berkata
"Pernikahan kita akan digelar satu bulan lagi". Kimmy mengulangi ucapannya
"Haha.."Zio tertawa getir mendengar nya, "Satu bulan lagi ?". Ujar nya kembali mengulangi ucapan Kimmy
"Hmm.. " Kimmy berdehem
Syok. Tentu saja, Zio syok pasal nya mama dan papa nya tidak memberitahukan hal ini padanya. Mereka hanya mengatakan tentang rencana perjodohan, tapi soal pembahasan pernikahan Zio sama sekali tidak tau. Dirinya semakin bertambah terkejut jika pernikahan dengan Kimmy akan digelar satu bulan lagi.
"Aaargghh... " Zio berteriak menggeram seraya mengusap kasar wajahnya dan mengepalkan kedua tangannya, frustasi sekali rasanya.
Kimmy yang melihat kemarahan Zio hanya bisa diam, ia tak berani bereaksi apapun takut akan semakin memancing amarah lelaki itu.
Zio memejamkan matanya kuat-kuat, menarik nafas panjang lalu kembali duduk disamping Kimmy. Tatapan matanya menatap Kimmy dengan dingin dan tajam.
"Dengar! Aku setuju untuk menikah dengan mu". Ucap Zio tanpa basa-basi
Mendengar itu, Kimmy mengerutkan dahi nya bingung. Segampang itu Zio berubah pikiran? Padahal tadi dia berteriak-teriak tak jelas melampiaskan kekesalannya.
"Tapi, ada syarat yang harus kau penuhi". Imbuhnya
"Syarat?", cicit Kimmy
Zio mengangguk seraya berdehem. "Setelah menikah kau harus ikut tinggal bersama dirumah ku".
"Bukan kah suami - istri seharusnya begitu? tinggal satu atap". Kimmy memotong ucapan Zio, membuat pria itu berdecak kesal.
"Diamlah, aku belum selesai bicara!", sentak Zio.
"Oke baiklah".
"Pertama setelah menikah kita tinggal bersama, tapi jangan terlalu percaya diri. Aku mengajak mu tinggal bersama untuk tidak mengundang perdebatan mama dan papa. Kedua, kita tidur dengan kamar terpisah.. "
"Siapa juga yang ingin tidur satu kamar dengan mu. Temperamental nya tidak stabil seperti itu". Ucap Kimmy dalam hatinya
"Ketiga, aku tidak akan pernah meminta hak ku sebagai suami. Aku bersumpah tidak akan menyentuh mu. Dan, yang terakhir kau harus ingat baik-baik ucapanku ini. Jangan mengharapkan cinta dari ku dan aku juga tidak akan pernah menceraikan mu. Aku tidak akan mencampuri urusan pribadi mu, itu juga berlaku untuk mu. Apa kau paham?". Ujar Zio berkata panjang lebar
Mendengar itu Kimmy mengangguk-anggukkan kepalanya paham. "Apa perlu kita buat surat perjanjian pranikah?".
"Tidak perlu, ku harap kau punya daya ingat yang kuat untuk mengingat-ingat setiap persyaratan yang aku ajukan". Kata Zio
"Ya aku akan selalu mengingat nya, kau tidak perlu mengkhawatirkan soal itu". Sahut Kimmy
Zio hanya diam tak lagi menimpali ucapan Kimmy.
Hening! Tak ada lagi yang bersuara dan suasana menjadi dingin membuat Kimmy menjadi merasa canggung. Ia pun beranjak dari duduknya lalu berjalan melewati Zio dan masuk kedalam mansion.
"Aroma ini mirip seperti... "
.
.
.
Haii jangan lupa dukungannya ya! Like, vote dan komen terimakasih 🌹💖
kira kira mereka berdua masih Pada ingat gak saat malam itu