Setelah Aku Tahu Suamiku Selingkuh

"Sayang, dimana sapu tangan biruku?" tanya Andre yang datang ke kamar Rosa, ketika istrinya itu sedang mengikat rambut Violet.

Dengan manja, pria itu memeluk istrinya dari belakang. Mencium tengkuk istrinya, membaut mata Rosa melirik tidak senang.

"Sayang, Violet punya bibi Tati untuk mengurusnya, siapa yang mengurusku kalau kamu sibuk disini?" tanya Andre yang terdengar seperti keluhan tapi juga seperti permintaan.

"Sebentar lagi ya mas" sahut Rosa sambil tersenyum.

'Kamu benar mas, dua minggu lagi aku akan pergi. Dan aku harus meninggalkan kesan yang sangat baik padamu. Jika tidak, bagaimana kamu akan menyesalinya' batin Rosa.

Rosa mencium pipi Violet.

"Sayang, selanjutnya dibantu bibi Tati ya sayang" kata Rosa yang langsung di angguki oleh Violet.

Rosa merangkul lengan Andre, membuat pria itu tersenyum senang. Rosa menyandarkan kepalanya di lengan Andre dan berjalan bersama ke kamar mereka.

Sampai di kamar, Rosa mengambilkan saputangan biru yang dicari oleh Andre.

"Dimana kamu simpan sayang, aku sudah berusaha mencarinya, tapi tidak ketemu!" kata Andre pada Rosa.

Rosa tersenyum, dan melipat saputangan itu menjadi penuh rapi.

"Aku tidak akan beritahu, aku ingin mas mencariku setiap pagi" kata Rosa dengan suara yang begitu lembut.

Andre tersenyum dan meraih pinggang istrinya. Tatapan matanya sungguh menunjukkan begitu banyak cinta pada Rosa.

"Sayang, aku mana bisa hidup tanpa kamu. Kamu adalah nyawaku!" kata Andre yang segera memeluk Rosa.

Rosa membuka kelopak matanya lebar.

'Penipu, jika aku nyawamu. Kenapa kamu mengkhianatiku?' batin Rosa.

Andre mengecup baju Rosa. Dia sangat menyukai aroma tubuh istrinya.

"Sayang, kita sudah lama tidak...."

Rosa yang mengerti apa yang di inginkan suaminya segera mendorong tubuh Andre sedikit menjauh darinya.

"Mas, aku sedang datang bulan" kata Rosa membuat sorot mata Andre sangat kecewa.

Akhir-akhir ini, dia terlalu sibuk dengan pekerjaan, dan godaan dari Sandra. Sudah dua mingguan lebih dia tidak menyentuh Rosa. Dan sekarang, istrinya itu malah datang bulan.

Meski merasa kecewa, Andre tetap memeluk Rosa.

"Aku ingin menciummu" kata Andre yang sudah meraih dagu Rosa dah menempelkan bibirnya pada bibir Rosa.

Rosa melihat mata Andre terpejam. Dia benar-benar seperti menikmati setiap kecupan dan decapann itu.

'Apa seperti ini juga, saat kamu mencium Sandra, mas? kamu satu-satunya pria yang aku cintai dengan sepenuh hatiku. Kamu keterlaluan!' batin Rosa.

Andre membuka matanya, istrinya sama sekali tidak membalas ciumannya.

"Sayang, ada apa?" tanya Andre.

Tangannya menyentuh lembut di kedua rahang Rosa. Mengusapnya perlahan, membuat Rosa menatap Andre yang juga sedang menatapnya.

"Aku mimpi buruk mas..."

Wajah Andre langsung menjadi panik. Dia memang suami yang cukup perduli pada istrinya. Sangat perduli malah, jika Rosa tidak tidur nyenyak. Dia bahkan mengganti bantal istrinya itu tanpa menunggu besok.

Jika Rosa tidak nyaman dengan udara di kamarnya, Andre juga langsung mengganti air purifier di kamar itu tanpa menunggu pagi. Dia suami yang seperti itu. Siapa sangka, dia bisa selingkuh.

"Kamu mimpi apa sayang?" tanya Andre sangat cemas.

Rosa menatap suaminya. Rasanya jika tidak mendengar sendiri dan melihat sendiri perselingkuhan itu. Rosa juga tidak bisa percaya, kalau suaminya mengkhianatinya.

"Aku bermimpi, kamu tidak mencintaiku lagi..."

Grepp

Andre segera memeluk Rosa. Bahkan begitu erat, sampai semua yang melihat itu akan berpikir. Jika yang bermimpi buruk itu adalah Andre bukannya Rosa.

"Itu tidak akan terjadi sayang, mimpi hanya bunga tidur sayang. Aku sangat mencintaimu, aku bahkan tidak bisa bernafas sehari saja tanpa mendengar kabarmu, bagaimana bisa ada mimpi seperti itu. Itu tidak akan terjadi sayang, di hatiku ini. Hanya ada kamu, kamu lebih berarti dari nyawaku, Rosa" Andre mengatakan semua yang dia bisa katakan.

Dan semua itu sebenarnya benar. Orang yang paling Andre cintai di dunia ini memang hanya Rosa. Wanita yang sudah bersama dengannya saat suka dan duka. Wanita yang tidak pernah mengeluh, tidak pernah membuatnya marah. Tidak pernah memberinya perasaan curiga dan tidak percaya. Baginya Rosa sangat polos, sangat lembut, sangat baik, sangat pengertian dan pastinya sangat mencintainya.

Andre yakin, Rosa adalah cinta pertama dan cintanya selamanya. Sayangnya, dia tidak paham. Meski Rosa sangat mencintainya, dia juga tidak mungkin bisa menerima pengkhianatan Andre. Andre pikir, selama Rosa tidak tahu, itu tidak jadi masalah. Toh, Sandra memang tidak ingin apapun, selain uang dan kehangatan darinya.

Andre berpikir seperti itu, sayangnya apa yang pria itu pikirkan, tidak sejalan dengan kenyataan yang terjadi saat ini. Rosa tahu semuanya. Dia telah diselingkuhi.

Rosa menarik dirinya menjauh dari Andre.

"Mas, jika kamu sudah tidak mencintaiku nanti, bisakah kamu katakan, aku akan pergi dengan senang hati. Tapi jangan mengkhianati..."

Grepp

Andre kembali memeluk Rosa. Pria itu menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Jangan bicara seperti itu sayang. Hari itu tidak akan pernah datang. Aku tidak akan membiarkan kamu meninggalkan aku. Aku sangat mencintaimu Rosa. Aku sungguh tidak bisa hidup tanpamu. Aku tidak akan biarkan hari itu datang, tidak akan pernah"

Mata Andre tampak cemas.

'Ada apa dengan Rosa? apa dia tahu sesuatu. Sepertinya aku harus membuat Sandra pergi jauh dulu ke luar kota. Supaya Rosa tidak curiga!' batinnya.

"Sayang, aku ada pekerjaan. Aku akan berangkat ke kantor dulu sekarang! kamu jangan berpikir macam-macam, supaya tidak mimpi buruk. Aku akan pulang untuk makan siang, oh ya... aku akan pulang lebih awal, supaya bisa menjemput Violet dan makan siang bersama kalian" kata Andre yang segera di angguki oleh Rosa.

Andre menyentuh pipi Rosa dengan sangat lembut. Dengan penuh kasih sayang.

"Aku mencintaimu!" kata Andre yang kembali melayangkan sebuah kecupan manis di kening Rosa.

Setelah itu pria itu pergi dari kamar itu. Tapi beberapa detik kemudian, pintu kamar itu terbuka lagi.

"Sayang, aku sungguh sangat mencintaimu!" kata Andre lagi.

Rosa hanya mengangguk dan tersenyum.

Andre pun menutup pintu dan pergi. Jika Andre peka, dia harusnya sadar. Rosa sudah tidak lagi pernah membalas ucapan cintanya. Membalas ciumannya, bahkan pelukannya. Rosa hanya tersenyum, dan mengangguk.

Tapi sayangnya pria itu tidak begitu peka. Jika tidak bagaimana dia berpikir karena sangat mencintai Andre. Rosa bisa memaafkan segalanya. Memang benar, Rosa bisa memaafkan segalanya, tapi tidak dengan pengkhianatan suaminya. Tidak untuk hal yang satu itu.

***

Bersambung...