Tak ku sangka kawah gunung itu menyatu kan garam lautan dan asam pegunungan,lampu kuning penanda kehidupan ternyata jalan ku menemui dia sebagai teman sehidup semati ku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ys Simarmata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
curahan hati para Bibi.
Bibi 1:" Kalau di kampung ini mah namanya buah lontar." Membuka obrolan kami di sore hari.
Bibi 2:" Kalau saya mah taunya ini buah arem."
Sagam:" Disini juga disebut buah lontar Bu,"
Sagam membuka satu lagi untuk ku,ia langsung masuk mewarnai hidup kami.Kedatangan Sagam menghapus jarak antara majikan dan nyonya yang salama ini ku terapkan di mereka,maaf dikala momentum ini aku malah terfokus pada masalah itu.
Sagam:" Kamu punya kakak laki-laki?"
Tatapan tajam langsung menusuk ingatan terdalam ku, kembali murung lagi aku kan mengingat bang Jonas kenapa sih Sagam itu seolah tau isi hati ku.
Adriana:" Kenapa? Jonas datang ke rumah ini Bi? "
Bibi menggeleng kan kepalanya,muka mereka menjadi serius dan ya Sagam menghadap ku
dengan serius.
Sagam:" Enggak ada hubungan nya sama Bibi, tadi waktu beli buah ini ada mobil yang menghampiri mobil kamu, dia bawa anak kecil juga terus gue ditanya. ' Mobil Adri kok ada sama Lo,' ya gue kira kan HTS an Lo atau apalah sangketa Lo ya..."
Adriana:" HTS-an Lo peyang ! "
Jujur aku gak tau kenapa bisa marah dengan praduga Sagam tapi itu bikin aku mikir kok ada ya tanggapan Sagam begitu.
Sagam:" Makanya denger dulu...Nah terus aku jelasin kan tentang hubungan kita..."
Adriana:" elo bilang kalau..."
Sagam:" Elo aja yang lanjut ngomong ! Bukannya dengerin gue dulu."
Ehh ngambek nih anak? seriusan gini aja ngambek.
Adriana:" sorry-sorry,oke lanjut."
Sagam:" gue cuman bilang tentang hubungan gue dan elo sampai rencana pernikahan,terus kakak Lo ngomong 'Segitu benci nya dianya Adri sama aku sampai untuk menggandeng dia ke altar aja tiada hak lagi bagi ku.' "
Sejenak aku merasakan penyesalan dari bang Jonas cuman kalau dipikir-pikir terlalu sadis caranya membunuh ku dalam perjalanan Kemarin,maybe kalau enggak karena dia begitu aku jauh lebih berhasil daripada ini.Ini langkah ku harus berakhir dengan kehidupan bersama Sagam.
Adriana:" Sepertinya itu belum zona Lo gam,biar ini antara gue dan kakak gue ya."
Aku meninggalkan mereka kembali ke kamar untuk berkemas bersiap untuk tidur, berbaring dengan perasaan sedih itu enggak enak banget sumpah.Andai bang Jonas dan kak Tere datang dari pintu itu hanya sekedar minta maaf aku pasti berusaha mengembalikan hubungan persaudaraan kami tapi nyatanya enggak, Sampai saat ini, tak ada tanda-tanda niat mereka untuk berdamai."
Aku gak mau lanjutin cerita Sagam tadi karena masih enggan terima mereka dihidup ku kalau hanya sekilas mulut ke mulut tanpa ada pertemuan.
Sagam:" Dri,kamu sudah tidur?"
Ku buka pintu dan menemukan Sagam datang dengan dua buah suplemen gak tau dari mana dia mendapatkan nya ada juga susu dua kaleng dimasukin dalam plastik putih.
Sagam:" Ini suplemen kamu ya, dan ya kamu enggak cerita tentang ini kepada siapapun. Artinya ini disimpan di kamar saja.Besok aku beliin kamu Tumbler supaya kamu bisa simpan air panas jadi enggak usah turun naik hanya untuk menyeduh ini.
Tatapan ku terpaku pada Sagam,dan jikalau jam dinding itu berputar dimasa lalu aku masih ingin mengulangi hidup diawal Tuhan mempertemukan kamu dan aku.Dan aku juga berharap keluarga mu kelak bisa menerima kedatangan ku.
Sagam tidak ikut masuk atas arahan ku juga dia melanjutkan istirahat karena hari sudah malam dan ya aku tahu betul pekerjaan Sagam berat untuk dilakoni.
Intinya aku hanya menitip besok untuk berangkat bersama,dia mengantar ku dulu ke kantor baru berangkat kerja, lumayan jauh sih Sagam harus putar balik, apa beli mobil satu lagi ya tapi nanti deh kalau aku dan Sagam sudah menyelesaikan biaya pernikahan kami.
Aku mengenakan seragam olahraga kantor turun untuk membawa apa yang bisa di makan nanti ternyata Sagam telah rampung dengan seragam nya namun ditutup dengan jaket hitam,ia membawa tas ku dan tas ranselnya bersamaan.
Sagam:" Kita serapan di luar aja?"
Adriana:" Aku bawa buah aja, nanti ada kegiatan senam dikantor baru bareng ibu-ibu dan beberapa nasabah pilihan."
Sagam:"Ya udah."
Sagam dengan telaten memotong-motong buah memasukkan ke bekal dan lanjut memasukkan ke dalam tas ku, ini menjadi moment hangat di pagi hari.Pagi sekali kami berangkat untuk berburu dolar.First time yang namanya Adriana bangun sepagi ini di antar pula dengan supir kereta api yang membawa mobil.
Adriana:" Gam,kalau mobil Lo ada mobil impian enggak?"
Sagam menggeleng,lalu membuka handphone nya.
Sagam:" Tuhan kasih rezeki gue beli ini sih."
Perlahan namun pasti Sagam pasti mulai terbuka dengan ku,satu impian Sagam telah ku lihat dan ya artinya kita beda defisiensi.Sagam anak motor sedangkan aku amat suka mobil-mobil dengan brand terkenal.
Sagam:" Entar kirim file data diri Lo ya buat laporan ke gereja teruss sama ini apa namanya...foto 3x4 dua lembar."
Segera ku serahkan mumpung tersedia oleh ku, Sagam terpaku menatap foto ku.
Adriana:" nurun keturunan gue wajah fotogenik Lo."
Adriana:" Elo gak tau foto KTP gue."
Tunjuk ku sombong pada Sagam bertapa sempurna nya aku di foto KTP dimana banyak orang mendambakan foto seperti itu pada mereka.
Sagam:" Sombong banget."
Adriana:" Ya gue cuman bilang ya kalau elo beruntung banget dapetin gue."
Sagam:" Dan ya teman Lo itu hebat banget milih gue sebagai target elo."
Adriana:" Sialan!"
Teriakku malu,ternyata Sagam tau kesalahan itu ada pada kopi yang Fandi berikan bukan pada dia.
Sesampainya di kantor Sagam membuka pintu, mengambil tas ku— dia ikut ke kantor tapi hanya sampai batas pintu masuk.Ia juga harus bekerja kan.
Senyuman indra seolah-olah mengejek ku, tapi untuk hari yang serius ini big no menerima ejekan dia, Sagam perginya cuman aku mengejarnya untuk bilang "minimal kecup keningku gitu supaya tidak Bulian teman kerja." Lah malah dia bilang lebih dibuli kalau menunjukkan kemesraan di muka umum terkesan lebay katanya.
Cuman Sagam punya cara unik untuk menjaga citra ku sebagai pimpinan,tanda salib di kening ku serta tepukan satu kali dengan kalimat bangga "Tuhan memberkati setiap langkah mu." Astagaaa aku syok banget berbalik badan dengan sumringah malah staff yang menatap jauh lebih bersemangat.
"hemmm" hanya mulut Indra yang berani bersuara,yang lainnya tidak mereka malah milih tersenyum terutama teller yang siap dengan pekerjaan mereka.
"Awas Lo ya ndra," aku naik ke ruang dengan tersenyum bahagia di lift, untung lift hanya di isi dengan ku jadi tingkah ku yang menggigit bibir tidak dilihat oleh siapapun.
Rina:"Pagi Bu Adri,saya mau ngumpulin berkas-berkas keuangan."
Oke,aku mengambil nya dan kembali semangat dengan pekerjaan ku.Disana aku berniat memberikan ruang untuk hubungan kami dengan Sagam yaitu memasang kan foto kebersamaan kami diatas meja disudut sana.
Satu gelas kopi susu disediakan untuk ku sebelum edisi senam dilaksanakan,aku juga meminta serapan pagi hari ini.
Makan dan ya pergi melaksanakan kegiatan senam, kegiatan ini disambut hangat oleh ibu dan juga beberapa nasabah kami.Apalagi dengan gratis+ hadiah gratis ini tujuannya supaya Bank baru selesai pembangunan dapat dikenal masyarakat dan nasabah terdekat oleh Bank ini.Sambutan masyarakat amat hangat terlebih mereka yang mendapat door prize dari kegiatan ini.
“Hari ini bukan tentang senam atau nasabah, tapi tentang memulai hidup yang baru—dengan seseorang yang menyambutku, bukan hanya sebagai pemimpin, tapi sebagai pasangan hidup.”