NovelToon NovelToon
A Mafia'S Love For A Muslimah

A Mafia'S Love For A Muslimah

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi
Popularitas:842.2k
Nilai: 5
Nama Author: Nurliah Ummu Tasqi

Seorang mafia kelas kakap, Maxwell Powell nyaris terbunuh karena penghianatan kolega sekaligus sahabatnya. Namun taqdir mempertemukannya dengan seorang muslimah bercadar penuh kharisma, Ayesha, yang tak sengaja menolongnya. Mereka kemudian dipersatukan oleh Allah dalam sebuah ikatan pernikahan gantung karena Ayesha tak ingin gegabah menerima lamaran Maxwell terhadapnya. Kehidupan seorang muallaf dengan latar belakang kehidupan gelap seorang mafia mengharuskan sang gadis muslimah yang nyaris sempurna ini harus menguji dulu seberapa mungkin mereka kelak bisa membangun rumah tangga Islami yang seutuhnya.....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurliah Ummu Tasqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 21. First Kiss

"Ti...tidak...bukan begitu...."

Ayesha tergagap dan refleks memandang wajah suaminya. Ia terpana melihat lukisan alam maha indah di hadapannya. Sebuah wajah nyaris perfect milik Maxwell, seorang pria yang kini sah menjadi bagian dari separuh agamanya. Wajah yang terkesan manly, dengan rahang yang kokoh, mata biru dengan tatapan dalam dan hidung mancung yang lancip. Wajah yang bersih tanpa jerawat dengan dagu sedikit terbelah. Ada lesung pipit sedikit di pipinya tatkala kini tersenyum menggoda wanita di hadapannya. Jangan lupakan rambut tebal hitamnya yang nampak mempesona bak seorang model iklan shampoo. Tanpa sadar, bibir pink Ayesha terbuka sedikit, dan ini refleks membuat Maxwell menatap benda tipis yang kenyal itu. Seperti mendapat dorongan naluri tak terbendung, perlahan bibir Maxwell yang juga terbuka pun turut mendekat dan menyentuh bibir istrinya. Sebuah kecupan bibir yang sangat singkat dan sangat lembut, dilanjutkan dengan ciuman di ubun-ubun Ayesha.

Seperti terhipnotis, Ayesha hanya diam saja tanpa reaksi. Ia masih belum tersadar. Matanya masih terbuka memandang wajah suaminya dengan ekspresi yang masih sama.

Maxwell hanya tersenyum dan tiba-tiba meletakkan tangan kanannya ke dagu sang istri. Blush. Di situlah Ayesha tergagap dan mengerjapkan matanya dengan rona wajah memerah menahankan malu yang luar biasa. Ini adalah first kiss nya.

"Apakah aku tampan?"

"Ya. My hubby is the most handsome man in the world", jawab Ayesha tanpa ragu dan tanpa rasa malu sedikitpun. Matanya masih memandang wajah suaminya dengan tatapan terpesona.

Maxwell terkesima. Ia tidak menyangka wanita di depannya yang pemalu ini bisa juga menggombalinya.

"Kamu bisa juga menggombal ya..."

"Tidak. Aku jujur mengatakannya. Lalu apakah ucapan hubby tadi yang mengatakan aku cantik juga gombalan?"

"Tentu tidak. Aku juga jujur mengungkapkannya. Engkau my sweetheart adalah sesosok bidadari di bumi".

"Benarkah? Apakah my hubby pernah bertemu bidadari?"

"Belum pernah. Engkaulah bidadari pertama yang kutemui."

"Lalu jika hubby belum pernah bertemu dengan seorang bidadari, mengapa menyebutku bidadari?"

"Terkadang tak harus bertemu sesuatu baru bisa percaya dan menyebutkannya. Cukup dengan sering mendengar dan membaca keberadaannya bisa membuat kita membayangkannya. Dan engkau honey, adalah wanita secantik bidadari yang sering ku dengar ada sosoknya di langit", Maxwell kembali tersenyum dan pandangannya tak henti menyusuri wajah cantik istrinya.

"Jika demikian, adanya syurga, walau hubby tak pernah melihatnya, apakah hubby percaya juga?"

"Tentu saja"

"Jika bidadari ada di syurga, apakah engkau juga percaya?"

"Ya. Aku percaya. Apalagi engkau yang mengatakannya honey"

"Apakah jika hubby mendapatkan kesempatan untuk memperistri bidadari, hubby bahagia?"

"Tidak",

"Mengapa? Bukankah setiap pria suka wanita cantik?"

"Karena sudah ada bidadari yang kumiliki saat ini, untuk apa aku meminta yang lainnya? Walau ada yang lebih cantik darimu, Engkau tetaplah yang terindah di mataku"

"Jika aku menjadi ratu bidadari di sana, dan bidadari lainnya akan menjadi selir-selir paduka Raja Maxwell Powell bagaimana?"

"Aku tetap hanya ingin bersamamu. Aku hanya setia pada satu wanita? Aku bukan raja"

"Tapi ketika kita tinggal di syurga, kaum pria akan menjadi raja dan kaum wanita akan menjadi ratu."

"Terserah itu nanti saja dipikirkan. Yang jelas untuk saat ini bagaimana kita bisa bersama mendapatkan syurga yang katanya sulit diraih itu. Dan aku...mungkinkah mendapatkannya?"

"Tentu saja hubby. Engkau akan bisa meraihnya juga."

"Hidupku selama ini sudah berlumpur dosa. Semua kejahatan sudah ku lakukan selama ini. Apakah Allah akan mengampuni dosaku?"

"Tentu. Tidak ada dosa yang tidak diampuni selama hubby mau bertaubat tidak akan mengulanginya lagi. Lagi pula, ketika seorang hamba Allah kembali pada fitrahnya, menjadi muallaf, maka ia seperti bayi yang baru dilahirkan, suci tanpa dosa. Dan hubby Insyaa Allah seperti itu"

"Benarkah?", Maxwell terperangah kaget. Sekilas terbayang segala dosa yang ia lakukan selama ini.

"Benar. Sekarang yang paling penting adalah bagaimana hubby bisa istiqamah, teguh pendirian tidak lagi mengulangi perbuatan dosa hubby sebelumnya dan mengganti dengan kebaikan-kebaikan yang bahkan kebaikan itu bisa dirasakan banyak orang. Karena sebaik-baiknya hamba Allah adalah yang paling banyak kontribusinya untuk banyak orang. Apakah hubby mau melakukan itu?"

"Sure. Please guide me. That's why I need to be beside you. I need your guide, my wife", Maxwell mencium punggung tangan Ayesha.

Entah siapa yang memulai lebih dulu, mereka kini berpelukan dengan perasaan penuh keharuan. Mendadak, setelah setengah menit berlalu, Ayesha melepaskan pelukannya dan tangannya perlahan menyentuh dahi suaminya.

"Hubby, suhu badanmu hangat, apakah engkau sakit?"

"Don't worry. Mungkin cuma kelelahan saja. Aku memang belum sepenuhnya pulih."

Maxwell bergerak ke tempat tidur dan merebahkan setengah tubuhnya dan menyenderkannya ke bantal.

"Sebentar aku ambilkan obat dulu."

"Tidak, sweetheart. Your hubby hanya butuh sedikit rest saja, dan pelukan hangat dari istrinya", Maxwell tersenyum menggoda.

Ayesha masih berdiri di tempatnya.

"Hubby....", seketika Ayesha memajukan sedikit bibirnya. Ia tidak sadar, tingkahnya telah membuat hati suaminya semakin bergetar dan meminta lebih.

"Honey...apakah engkau mengundangku untum menciummu lagi?"

Ayesha melotot. Ia memalingkan wajahnya dengn cepat. Rona wajahnya memerah seketika. Ia langsung teringat first kiss nya.

"Kemarilah, temani aku tidur. Boleh kan?"

"Hubby yakin bisa menahan diri"

"Tentu saja. Aku sedang tidak sehat. Tapi jika engkau yang menginginkannya, tentu aku tidak bisa menolak. Kita tetap bisa melakukan malam pertama sekarang", Maxwell mengedipkan matanya.

"Hubby.....ingat janjimu"

"Tentu. Kan aku mengatakan jika engkau yang memintanya...."

"Baiklah. Aku lihat komitmenmu. Dan tentu saja aku tidak mau melakukannya sekarang."

Maxwell hanya diam. Matanya tertutup sekarang. Ayesha heran, baru saja pria itu semangat menggodanya tapi sekarang dia diam saja dan memejamkan matanya. Ayesha segera mendekatinya dan menyentuh dahi suaminya tersebut. Alangkah kagetnya ia ketika merasakan bahwa suhu badan suaminya panas.

"Panas sekali. Mengapa cepat sekali. Tadi cuma hangat saja. Engkau demam tinggi hubby...", lirihnya.

Maxwell seperti tertidur. Ia diam tanpa reaksi.

Ayesha bergegas ke kamar mandi dan keluar membawa handuk kecil yang dibasahi. Perlahan ia perbaiki posisi tubuh suaminya agar bisa tidur dengan benar dan kemudian mengompress dahinya. Setelah itu diambilnya obat demam di kotak obat dengan air minum hangat. Ya, semuanya memang sudah lengkap tersedia di kamarnya. Jika di malam hari Ayesha memang sudah memersiapkan minum di teko di kamar agar tidak perlu lagi ke dapur jika tengah malam ia membutuhkannya.

"Hubby....Hubby...bangunlah sebentar, minum obatnya dulu ya..."

Maxwell tak bergeming. Ia sepertinya sudah benar-benar tertidur.

"Hubby...sebentar saja...bangunlah...ayolah...engkau harus minum obat dulu...badanmu panas sekali..."

Ayesha sangat resah melihat kondisi Maxwell. Badannya semakin panas bahkan ia melihat tangan pria itu tanpa sadar memeluk tubuhnya sendiri dan mengigau bergumam tak jelas. Badannya nampak bergetar karena kedinginan. Refleks Ayesha mengambil selimut dan menutupi seluruh tubuh suaminya. Namun ia kembali urung dan melepaskan selimutnya kembali dari tubuh Maxwell. Ia teringat sesuatu. Bukankah jika panas tinggi tidak baik diselimuti? Itu bahkan akan semakin berefek buruk padanya. Gumamnya lirih.

1
Eliadorrʕ •ᴥ•ʔゝ☆
lnjt kk
Eliadorrʕ •ᴥ•ʔゝ☆
lnjt kkk plisss
Yuli Budi
ya Allah Thor lama amat 3 thn, wis kedarung lupa jln critane
Nurliah Kisarani Lia: maafin ya..../Pray//Pray//Pray//Chuckle//Chuckle//Chuckle/
total 1 replies
Rudiyan
Cerita yg sangat menarik untuk di baca dan membuat kita ingin tahu apa episode berikutnya
Nurliah Kisarani Lia: tq rudi...smg bermanfaat
total 1 replies
Nurliah Kisarani Lia
semangattttsss
@
bagus bngt Thor crita nya God 👍🏻
Samsuna
Mark ketika jatuh cinta lucu sekali 😂🤭
Samsuna
tegang akuuu
Samsuna
aku sedih Peter meninggal 😭😭😭😭
s
👍👍👍👍👍👍👍👍👍
lupa nama?
yukk bisa yuukk thor up lagi..bismillah.
lupa nama?
nona grace kka sepupu/ adik sepupunya maxwell dong..bukan bibi dong kan anak dari pamannya
Nurliah Kisarani Lia: keduanya sis. sepupu kandung dari Abraham krn anaknya, juga bibi karena adik dari cristine yg juga ibunya maxwel (ibu susu)
total 1 replies
lupa nama?
Dari karya ini banyak pembelajaran yg dapat diambil bagaimana menjadi muslim yg taat kepada Rabb-NYA
Nafid Fajarina
waah.. samaan kaya aku mak otor. baby nya udah berpa bukan nih?
Ibunya Alzam Zaky
di tunggu up nya lagi kak... setia menunggu
Ibunya Alzam Zaky
😭😭😭😭😭
Ibunya Alzam Zaky
ky di pelem Thor
Ibunya Alzam Zaky
mark kamu sana grace sono
Asih Suhermanto
seneng dech di up lagi ini cerita... semangat yaa kak di tunggu kela jutannya
Ibunya Alzam Zaky
waah mak author hebat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!