Penyesalan Tiada Arti

Selepas maghriban,, Jono ingin berpamitan pada keluarga Ardi sahabat itu. Namun hujan deras kembali jatuh ke bumi disertai kilatan petir menjadikan Jono mengurungkan niatnya. ' ya sudah besok pagi saja aku kesana, malam ini aku menginap saja dulu,' monolog Jono.

" Nah apa kubilang, itu tandanya kamu harus menginap semalam lagi di sini," ujar Ardi ketika dilihatnya Jono bolak balik menyibak tirai jendela.

" Ya baiklah aku semalam disini dulu !" sahut Jono

" Besok pagi setelah sarapan kau antar aku dulu ke Jakarta, setelah itu baru aku ke Bandung sendiri "

" Siap bos !" sambil menepuk pundak Ardi , lalu Jono setengah berbisik di telinganya

" Pasti kamu mau menemui si Wati ya , ahhhh kesempatan buat alasan bandung !" senyum Jono menyeringai.

" Hushh... apa salahnya karena akhir - akhir ini memang tugasku lebih banyak ke seputaran daerah situ " jawab Ardi tak mau kalah.

Sementara di kamar atas Nining dan anak-anak nya baru saja selesai mengaji. Yanti memang pandai mengaji dan paham cara membaca panjang pendeknya bacaan Al Qur'an, karena Yanti semasa muda dulu bersekolah dan menimba ilmu di pondok pesantren hingga 7 tahun lamanya.

Jadi anak-anak Ardi diajari Yanti mengaji walaupun tidak setiap malam.

Biasanya menunggu waktu isya seperti ini,jika anak -anak tak ada tugas sekolah, Yanti berinisiatif mengajari anak-anak.

Adzan isya berkumandang, Ardi lalu ke atas bergabung untuk mengimami istri dan anaknya.

Anak-anak sudah kembali ke kamarnya masing-masing, kini tinggal Ardi dan Nining yang masih diruang tengah membereskan sajadah dan mukena.

" Mah, besok aku sama Jono berangkat ke Jakarta setelah itu langsung ke Bandung, kau jaga diri dan anak-anak ya ! " Ardi memulai obrolan.

" Perasaan belum lama ke Bandung seminggu yang lalu , sekarang kesana lagi ?"

" Ya kan memang ada proyek yang lagi di usahakan disana, mau tak mau ya papah harus bertemu dengan orang-orang penting dari proyek itu mah !"

Nining sedikit murung mendengar suaminya akan tugas ke luar kota, itu tandanya dia harus siap ditinggal untuk beberapa hari.

" Terus nanti papah sama siapa disana , tidur dimana ?"

" Tenang saja kalo tidur mah, kan papah banyak teman disana,jadi bisa numpang menginap dirumah teman "

" Lagi pula papah nggak sendiri, ada pak Soleh dari Yogja juga ada 2 orang lagi dari Bandung "

" Kau tak perlu khawatir mah," sambil merangkul pundak Nining berjalan menuju kamar.

Ardi langsung merebahkan badannya di kasur, sementara Nining masih duduk terdiam dipinggir tempat tidur. Hatinya mulai ragu karena sejak Ardi meminta untuk menikah lagi pikiran Nining sering kacau dia harus berbuat apa ...ada yang pro dan kontra atas permasalahan yang dihadapinya.

" Sudahlah mah, kita jalani ini sebagai ibadah"

" Siapa tahu dengan papa punya dua istri, kehidupan kita makin baik dan rezeki makin lancar "

Ardi sudah bisa menebak apa yang ada di pikiran Nining.

" Ayo kita bobo yuk.....! "

Tangan Ardi meraih pundak Nining dan merebahkan badannya hingga mereka berbaring berhadapan.

" Jangan sedih gitu sayang, besok papah pergi minta bekal dulu dong " tangan Ardi mulai nakal menggerayangi tubuh Nining.

" Tapi nanti nggak boleh nakal lagi ya !"

" iya sayang, sampe papah kenyang dulu ya !"

Tangan Ardi mulai membuka kancing daster istrinya dan layaknya anak bayi yang kehausan mencari susu ibunya.

Mereka menikmati malam itu bersama hingga puncak bahagia bagai di surga.

Dan mereka pun tidur karena kelelahan.

Pukul 03.00 wib

Nining terbangun karena tak bisa menahan buang air kecil. Dilihatnya Ardi masih terlelap bahagia. Keluar dari kamar mandi, Nining menuangkan air botol mineral yang memang setiap hari ada tersedia dikamar,jadi tak perlu repot turun ke bawah jika malam kehausan.

Setelah itu membaringkan tubuhnya pelan agar tidak menggangu tidur Ardi. Ketika hendak memejamkan matanya, ternyata tangan Ardi sudah melingkarkan di pinggang Nining dan membalikkan tubuh Nining hingga berhadapan lagi.

" Mau lagi " pinta Ardi dengan manja.

"Minum air putih ?" goda Nining

" Nggak mau....!"

" Maunya minum cucu yang ini " tangan Ardi nakal membuka kancing daster lagi.

Nining pun tak bisa mengelak kemauan Ardi.

Surga dunia kedua mereka nikmati lagi, hingga peluh dan nafas ngos-ngosan tak lagi dihiraukan..... bahagia bersama !

Sambil menunggu waktu subuh, mereka tidak tidur , tapi mengobrol sambil tangan keduanya saling jahil menggoda.

" yuk mandi saja sekalian !" ajak Nining

" Siapa takut !"

Ardi mengisi bathtub hingga hampir penuh untuk mereka mandi bersama.

Dikamar mandi, kembali mereka menikmati surga dunia.

Saling menggosok badan , menyirami kepala bergantian diiringi canda dan tawa hingga adzan shubuh mereka menyudahi.

Lalu sholat shubuh berdua.

---+++---