Susah payah Jasmine berjuang meluluhkan hati Juna, pria yang terkena kaku dan sangat sulit di dekati wanita mana pun. 2 Tahun berjuang hingga akhirnya dia dan Juna resmi menjalin hubungan. Jasmine pikir, dia telah berhasil mendapatkan hati Juna, menjadi satu-satunya wanita yang menempati hatinya.
Namun ternyata anggapannya salah besar, sebab ada seseorang di masa lalu yang mampu bertahta di hati Juna selama bertahun-tahun lama. Jauh sebelum Jasmine mengenal Juna.
Di saat Jasmine dan Juna sudah menikah, Tiba-tiba sosok wanita di masa lalu Juna muncul kembali dan mengalihkan semua perhatian Juna. Haruskah Jasmine meneruskan pernikahannya, atau melepaskan Juna begitu saja setelah melewati perjuangan yang sulit.?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
"Jasmine, kita sudah sampai." Violet menyentuh tangan Jasmine, membuat Jasmine sadar dari lamunannya.
Tadi setelah melihat interaksi Juna dengan anak laki-laki itu, Jasmine meminta pada Violet untuk mengantarnya pulang ke hotel. Namun karna kondisi Jasmine yang terlihat sangat rapuh, Violet memutuskan untuk membawa Jasmine pulang ke rumahnya.
Sepanjang perjalanan menuju rumah Violet, Jasmine diam membisu dengan tatapan menerawang. Violet sengaja tidak mengajak Jasmine bicara karna ingin memberi waktu padanya untuk menenangkan diri.
"Ayo turun, kamu harus sarapan dan makan yang banyak. Tubuh kamu terlihat lebih kurus dari terakhir kali kita bertemu." Violet terkekeh kecil, dia berusaha mengajak Jasmine tertawa agar melupakan sejenak permasalahannya.
"Aku kehilangan beberapa kilo berat badanku karna tidak nafsu makan akhir-akhir ini." Sahut Jasmine. Dia lantas mengikuti Violet yang baru saja turun dari mobil.
"Kebetulan sekali pagi ini aku memasak banyak makanan enak sebelum menjemput kamu di hotel. Kamu harus menghabiskan semuanya." Ujar Violet seraya merangkul Jasmine dan mengajaknya masuk ke dalam rumahnya.
Violet langsung membawa Jasmine ke dapur dan menyuruhnya duduk di depan meja makan. Di dalam rumah tidak ada siapapun selain mereka berdua.
"Om David dan Hoshi sudah berangkat.?" Tanya Jasmine. Dia tampak tidak enak hati pada Violet. Seharusnya Violet mengurus dan menyiapkan keperluan suami yang harus pergi ke kantor dan Hoshi yang berangkat ke sekolah.
"Sudah, mungkin 30 menit yang lalu." Violet menjawab sembari membuka rak piring dan mengeluarkan dua piring dan gelas.
"Maaf karna Kakak harus menjemput dan menemaniku, Om David dan Hoshi jadi tidak ada yang mengurus pagi ini." Lirih Jasmine dengan perasaan bersalah.
"Kamu ini bicara apa, kita adalah saudara. Tidak perlu sungkan seperti itu. David bahkan mendukungku untuk menemani kamu selama disini. Dia merasa tidak enak padamu karna perbuatan keponakannya." Ucap Violet.
Jasmine berkaca-kaca mendengar perkataan Violet. Dia merasa sangat bersyukur bisa mengenal dan menjadi bagian dari keluarga Violet. Meski Violet adalah orang lain, yang tidak memiliki hubungan darah dengan Juna, tapi perlakuan Violet layaknya kakak kandung. Itu sebabnya Jasmine memanggilnya dengan sebutan Kakak, alih-alih memanggil Tante.
"Semua ini murni kesalahan Mas Juna, aku tidak pernah berfikir untuk menyalahkan orang-orang yang tidak terlibat di dalamnya. Om David bahkan tidak tau apapun soal ini." Jasmine tampak memaksakan senyum, dia mencoba menguatkan hatinya agar tidak larut dalam bayang-bayang Juna dan anak laki-laki itu.
"Aku mengerti. Ayo sarapan dulu. Kamu harus banyak makan." Violet memasukkan banyak makanan ke dalam piring Jasmine. Lengkap dengan semua lauk pauk dan sayuran khas masakan Jepang.
Sejenak, Jasmine merasa dia baik-baik saja tanpa ada masalah. Sebab Violet begitu hangat memperlakukannya layaknya adik. Violet juga bercerita banyak hal tentang masa lalunya bersama David. Siapa sangka kisah mereka sangat unik dan lucu. Jasmine sampai tidak bisa menahan tawa geli membayangkan bagaimana kisah cinta Violet dan David yang berawal dari keluarga angkat.
Usia Violet dan David terpaut cukup jauh, sekitar 12 tahun. Violet memiliki Om di saat dia sudah berusia 14 tahun. Itu terjadi ketika bertemu David yang amnesia karna kecelakaan, sampai akhirnya kakek Violet mengadopsi David sebagai anak. Violet tentu sangat senang ketika memiliki Om. Apalagi Omnya sangat tampan. Sekarang Violet dan David malah menikah. Takdir kehidupan memang sangat rahasia dan tidak di sangka-sangka.
...*****...
Pukul 2 siang, Violet keluar dari kamar Hoshi setelah memastikan putranya tidur siang. Dia lantas menghampiri Jasmine di ruang keluarga. Jasmine tampak sibuk dengan ponselnya dan baru menyadari keberadaan Violet ketika sudah duduk di sebelahnya.
"Aku sudah memikirkan rencana untuk membuat Juna jujur di depan David. Suamiku bersedia datang ke rumah sakit setelah jam pulang kerja." Ujar Violet antusias.
Dia memberi tahu Jasmine soal rencananya. Jadi, David akan pura-pura menjenguk temannya di rumah sakit itu. Padahal yang ingin di lakukan David adalah memergoki Juna ketika sedang bersama Joshua dan wanita itu. Dengan begitu, Violet berharap Juna akan berkata jujur pada David soal Joshua dan tentang perasaan Juna pada wanita itu serta pada Jasmine.
Jasmine menghela nafas berat setelah Violet memberitahu rencananya. Bukannya dia tidak senang ketika Violet berusaha membantunya. Namun Jasmine merasa sudah pasrah dengan takdir hidupnya. Dia juga tidak akan memaksa Juna tetap berada di sampingnya, kalau memang hati Juna lebih condong pada anak dan wanita itu.
"Rasanya aku ingin menyerah saja. Mas Juna dan anak itu terlihat sangat bahagia ketika bersama. Bukankah seharusnya mereka tinggal bersama saja. Aku hanya menjadi penghalang kebahagiaan mereka." Jasmine tersenyum kecut. Terkadang dia ingin menyerah dengan melepaskan Juna, tapi di lain sisi dia merasa takut kehilangan Juna karna 7 tahun bukan waktu yang singkat untuk menerima kehilangan.
"Menyerah dan membiarkan Juna kembali pada masa lalunya.? Apa kamu yakin hidupmu akan baik-baik saja setelah melepaskan Juna.?" Nada bicara Violet naik satu oktaf. Dia sama sekali tidak setuju jika Jasmine menyerah dan melepaskan Juna. Sebab Jasmine sudah melewatkan masa mudanya yang berharga hanya untuk mencintai Huna selama 7 tahun. Rasanya pengorbanan Jasmine yang besar itu tidak boleh di sia-siakan dengan melepaskan Juna untuk orang lain.
"Lalu aku harus bagaimana Kak.? Semua ini sangat menyakitkan untukku." Jasmine menundukkan kepala, dia menyembunyikan buliran bening yang hampir menetes.
"Jasmine, kamu hanya perlu mendengarkan penjelasan Juna dan menanyakan bagaimana perasan Juna padamu. Kita tidak tau bagaimana perasaan Juna yang sebenarnya. Mungkin saja dia benar-benar sudah mencintai kamu dan tidak peduli lagi pada wanita itu."
"Lihat aku,," Violet menyentuh pundak Jasmine. Perlahan Jasmine kembali mengangkat wajahnya untuk menatap Violet.
"Kita tidak bisa menyalahkan kehadiran anak itu, sebab kehadirannya bukan kehendak Juna. Kamu sendiri sudah tau akan hal itu. Jadi anak itu bukan penghalang dalam rumah tangga kamu dengan Juna. Meski akan selalu berhubungan karna Juna punya kewajiban untuk bertanggungjawab pada anak itu." Tutur Violet. Dia bukan bicara omong kosong, sebab Jasmine sudah menceritakan semuanya tentang masa lalu Juna. Violet hanya mencoba mengambil sudut pandang dari cerita yang dia dengar.
"Yang jadi masalah disini hanya soal Juna yang tidak jujur padamu, jadi membuat kamu menebak-nebak sendiri dan berfikir buruk tentang Juna di belakang kamu. Padahal belum tentu kenyataannya seperti itu."
Jasmine tampak terdiam dan mencerna baik-baik setiap kata yang keluar dari mulut Violet. Sedikit banyak, nasehat dan perkataan Violet membuat perasaan Jasmine sedikit lebih lega.
"Kamu bahkan tidak punya bukti untuk mengatakan kalau Juna masih memiliki perasaan pada wanita itu. Apalagi menyebutnya memiliki hubungan di belakang kamu. Semua itu baru asumsi kamu saja."
Jasmine mengangguk paham. Meski hatinya masih terasa sakit atas kebohongan Juna dan kenyataan pahit itu, Namun perkataan Violet mampu meredam sakit hatinya.
"Kak, aku tidak tau apa jadinya kalau harus melewati semua ini sendirian." Jasmine memeluk Violet dan tangisnya pecah. Dia menangis sejadi-jadinya, membuang perasaan sesak yang selama ini hanya bisa dia pendam sendiri.
"Kamu wanita yang hebat dan kuat. Aku bahkan kagum dengan caramu mencintai seseorang dengan tulus selama 7 tahun tanpa pernah meminta untuk di cintai." Kata Violet seraya membalas pelukan Jasmine dan mengusap-usap punggungnya
laki plin plan, bilang ga cinta, tapi masih perhatian
laki gila lu
alasan gugat jelas, kebohongan dlm pernikahan ttg seorg anak...
buang aja laki model juna gt
klo perempuan lama2 bs cinta
klo lelaki dr yg cinta lama2 bs jenuh
apalagi klo dr awal ga cinta...
q penasaran sama kisah Jeny dan Joshua
ternyata si viera selalu komunikasi sama mamah Dewi dulu menghindar dr Juna sekarang mau Deket LG