Alexander melipat kedua tangannya di dada, memperhatikan secara detail calon sekretaris barunya.
"Lumayan cantik, tinggi dan kulitnya putih bersih. sepertinya dia tidak membosankan dan enak dipandang." gumam Alex, seraya memperhatikan penampilan Cika yang masuk kategori sekertaris yang diinginkannya.
"Sudah pernah bekerja sebelumnya?"
"Belum tuan, saya baru saja menyelesaikan pendidikan dengan nilai terbaik." Jawab Cika percaya diri.
"Apa pernah tidur dengan pria sebelumnya?"
"Bussyaet, pertanyaan macam apa ini. sabarr....aku harus mengikuti saja perkataan orang aneh ini, demi gaji besar yang ditawarkannya." umpat Cika dalam hatinya, karena pertanyaan ini tidak sesuai dengan profesionalisme pekerjaan.
"Jawab!"
"I...iya belum tuan, saya masih perawan."
"Uuuh lantas bagaimana caramu menyenangkan ku, angkat rok dan baju yang kamu kenakan!"
"Tidak! saya malu tuan."
"Kalau begitu silahkan keluar, kamu saya tolak."
Mendengar hal itu refleks Cika mengangkat rok dan bajunya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ritasilvia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu kakek
Kehidupan yang keras kembali mereka jalani, namun semua itu tidak membuat Alex putus asa dan menyerah, begitu juga dengan Elena, gadis itu sangat bahagia bertemu gadis kecil lainya yang seusia dengannya.
"Aku ingin membantu kakak, dengan ikut berjualan kue bersamamu." ucap Elena pada sahabat barunya Lisa.
"Boleh, besok aku akan membawamu ketempat biasa aku mengambil kue untuk dijual kembali."
"Tapi aku tidak punya uang."
"Kita tidak perlu uang untuk modal, karena tugas kita hanya membantu mereka berjualan. nantinya kita akan diberi bayaran dengan menghitung berapa kue yang habis terjual." terang Lisa.
"Benarkah, aku setuju. aku sudah tidak sabaran lagi untuk mencari uang. kasihan kak Alex berjuang sendiri untuk kami." terang Elena menatap sedih Alex yang tengah berpanas-panasan menjadi buruh cuci motor.
"Oya kamu tinggal dimana?" tanya Lisa.
"Kami tidak punya tempat tinggal, aku dan kakakku tidur dikolong jembatan sana!" tunjuk Elena.
"Bagaimana jika kalian tinggal dirumahku saja?"
"Tidak terimakasih."
"Ayolah Elena, lagian aku tinggal sendirian sekarang." ucap Lisa menundukkan kepalanya sedih.
"Memangnya, dimana kedua orang tuamu?"
"Ayahku sudah lama meninggal, sedangkan ibuku baru satu bulan kemaren. aku kesepian hidup seorang diri, kamu maunya tinggal bersamaku!" ucap Lisa menarik tangan Elena.
"Baiklah, tapi aku tanya kakakku dulu ya."
Sorenya setelah selesai berjualan kue, Lisa dan Elena mendatangi Alex, membujuknya agar mau ikut tunggal bersama Lisa. semula Alex menolaknya karena tidak ingin menyusahkan orang lain, namun demi Elena dan dua juga tidak tega melihat sang adiknya yang kepanasan terkadang kedinginan, Alex akhirnya bersedia.
Bahkan Alex semakin bersemangat bekerja mencari uang. karena sudah mempunyai satu tambahan adik perempuan lagi yaitu Lisa. namun kebahagiaan Alex tidak berlangsung lama, Elle kembali sakit-sakitan dan membutuhkan banyak biaya untuk pengobatannya.
Ketidakberdayaan membuat Alex tertunduk sedih, dia mulai terjun ke dunia hitam. menghalalkan segala cara agar bisa mendapatkan uang. semakin hari kemampuan bela diri Alex semakin terlatih, bahkan dia dengan mudah melumpuhkan para musuh-musuhnya. namun satu kelemahannya ketika tidak mampu mempertahankan nyawa sang adik, meskipun dia sudah berusaha keras melakukan apapun agar Elena bisa berobat dan sembuh, namun Tuhan lebih sayang pada gadis kecil itu.
"Sekarang aku sebatang kara, adikku telah pergi untuk selamanya." Alex menagis memeluk foto Elena.
"Masih ada aku, kak. aku adalah adikmu juga yang sangat menyayangimu." ucap Lisa sambil menagis, mereka berpelukan seraya menatap foto Elena, seakan ikut tersenyum pada mereka berdua.
"Iya Lisa, mulai sekarang kamu adalah adikku. kita akan melewati semua ini bersama-sama."
"Iya kak."
Alexander yang mengetahui asal-usulnya, kaget begitu seorang kakek tua yang didampingi beberapa orang bodyguard mendatanginya.
"Siapa kalian?"
Alex mencoba untuk menghindari, karena merasa tidak mengenali orang-orang yang berdiri dihadapannya.
"Alexander, aku adalah kakekmu." sang kakek berdiri mendekati Alex.
"Kakek?" Alex semakin bingung.
"Ya, sudah lama kakek mencari keberadaan ayahmu. Kakek sangat sedih begitu mendapat berita jika ayahmu sudah tiada, namun kakek juga sangat senang begitu mengetahui jika dua meninggalkan dua orang cucu yang akan menjadi penerus perusahaan kakek." memeluk Alex dengan sedih.
"Adikku sudah meninggal." Alex menundukkan kepalanya berusaha menahan cairan bening air matanya.
"Cucu perempuanku juga sudah meninggal?"
"Iya kek, Elena sudah lama sakit. aku tidak mampu mempertahankan adikku agar selalu bersamaku."
"Tenanglah, sekarang ada kakek bersamamu." bujuk kakek.
Alex menatap seakan tidak percaya, laki-laki tua dihadapannya terlihat bukanlah orang sembarangan, namun kenapa ayahnya hidup susah. berbagai pertanyaan membuat Alex memberanikan dirinya untuk bertanya.
"Kek siapa kakek sebenarnya?"
"Namaku Huang yang memiliki kerajaan bisinis diberbagai negara besar."
"Apakah anda Huang ALX Entertaimens Groups."
"Betul sekali, cucuku. kamu pasti bingung kenapa kamu dan ayahmu justru hidup kesusahan, sementara kakekmu seorang pengusaha sukses."
"Iya kek."
"Dulu kakek terlalu keras dalam mendidik ayahmu, memaksanya terjun ke dunia bisinis yang tidak dia sukai. Kakek juga tidak merestui hubungannya dengan Sandra, mamamu.":
"Apa ibuku bernama Sandra, terus siapa mana Rani?"
"Dia bukanlah ibu kandungmu, sebenarnya ibu kandungmu meninggal saat melahirkan Elena."
"Kenapa aku tidak tahu dan tidak bisa mengingat semuanya kek?"
"Karena kamu masih sangat kecil, dan kamu juga pernah hilang ingatan karena sebuah kecelakaan."
"Pantas mama tidak pernah menyayangi kami berdua. ternyata dia bukankah ibu kandungku." terang Alex sedih.
Alexander dibawa pindah ke rumah besar dan mulai hidup dengan penuh kemewahan, diapun mengajak serta Lisa untuk ikut bersamanya. namun kehadiran Alex tidak membuat semua orang menyukainya. terutama Naga saudara sepupunya yang merasa tersaingi semenjak kedatangan Alex dirumah besar. kebenciannya semakin bertambah begitu kakek meninggal dia lebih banyak meninggalkan warisannya atas nama Alexander.
Permusuhan dan persaingan bisnis antara Naga dan Alex, semakin menjadi hingga mereka sudah sama-sama dewasa. bahkan Naga selalu mencari-cari kelemahan Alex agar lebih mudah untuk menjatuhkannya.
***
"Begitulah kisah hidupku Cika." kenang Alex tanpa sadar menirukan air matanya, terutama teringat pada adik kesayangannya Elena. Cika ikut menitikkan air matanya sedih, dia tidak menyangka jika sang bos memiliki masa lalu yang sangat menyedihkan.
"Cika, peluk aku!" pinta Alex menyandar kepalanya dipangkuan gadis itu. yang dibalas cuka dengan pelukan hangatnya. dia tidak menyangka dibalik sosok sadis dan kejam, Alex hanyalah seorang pria yang rapuh dan baik.
"Jangan sedih lagi tuan, ntar tampanya hilang lho." gudang Cika.
"Cika, jangan panggil tuan lagi disaat aku sedih seperti ini." pinta Alex.
"Terus panggil apa? juragan?"
"Emangnya aku juragan apaan."
"Banyak, misalnya juragan tanah, juragan ternak, juragan jengkol." jawab Cika asal.
"Stop jangan diteruskan lagi, mulai sekarang setiap kita berdua saja. kamu harus memanggilku dengan sebutan sayangku, mengerti."
"Mengerti Tuan, eh salah sayangku." jawab Cika berusaha menahan senyum.
"Bagus, aku senang mendengarnya." Alex tersenyum, suasana hatinya kembali membaik.
"Tuan, bagaimana jika Lisa menyukaimu?" tiba-tiba pertanyaan tersebut terlontar dari mulut Cika.
"Jangan bicara sembarangan Cika, apa kamu lupa jika Lisa sudah aku anggap seperti adik kandungku sendiri." balas Alex kesal.
"Tapi bagaimana dengan Lisa, apa dia juga menganggap tuan sebagai kakak atau malah sebaliknya. aku takut kedekatan kita ini akan membuat Lisa marah." ucap Cika hati-hati.
"Jangan diteruskan lagi Cika, kamu sudah membuat moodku kembali memburuk dengan pertanyaan konyolmu ini. mana mungkin Lisa marah."
"Iya tuan, maafkan aku." semula Cika ingin jujur jika dia mulai ketakutan dengan ancaman Lisa barusan, namun Cika tidak mempunyai keberanian lagi, takutnya Alex marah dan lebih mempercayai perkataan Lisa ketimbang dirinya.