**Ini adalah sekuel terakhir dari "Jatuh Cinta Sama Duda"
#follow ig author ya @dydyailee536 disana ada visual semua tokoh, hehehe
Tampan, kaya, mempesona, dan digilai banyak wanita adalah deskripsi dari sosok Brian Arga Putra Dirgantara, putra seorang konglomerat ternama. Tidak perlu kerja keras, karena sejak dilahirkan ke dunia, Brian sudah digariskan menjadi orang kaya.
Dengan ketampanan dan kekayaan yang dimilikinya, Brian dapat dengan mudah menaklukkan hati para wanita. Tak jarang pula Brian membuat hati wanita-wanita itu patah.
Sikapnya itu akhirnya membuat Brian harus mendapat hukuman dari orang tuanya. Hukuman itu mereka berikan karena mereka ingin Brian menjadi pribadi yang dewasa dan menemukan cinta sejatinya, cinta yang tak memandang kekayaan Brian.
Kira-kira apa hukuman yang akan Brian terima?? Dan berhasilkah Brian mendapatkan cinta sejati yg tulus??
Yukkkk kepoin serunya kisah Brian yang mengharu biru dan kocak, hehehehe....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dydy_ailee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CH-21 Party
"Ghea ini sebenarnya normal atau tidak ya? Dari penampilan, she is so bad. Tidak ada elegannya sama sekali sebagai seorang wanita. Sungguh sangat mengherankan karena disaat semua wanita atau gadis gencar mendekati aku tapi Ghea selalu stay cool. Apakah tidak ada rasa terpesona sedikit saja di dalam hatinya saat melihat ketampananku? Atau setidaknya melihat mobilku lah," gumamnya dalam hati.
Ghea kemudian berlalu kembali ke kelas. Di sana Roni dan Lula sudah menunggu dengan wajah yang tampak cemas.
"Lo nggak diapa-apain sama Brian kan?" tanya Lula.
"Nggak diapa-apain kok. Kalau dia berani macam-macam, gue pukul aja dulu." Ucap Ghea sambil menunjukkan kepalan tangannya.
"Terus, ngapain dia narik-narik lo kayak tadi? Manusia nggak tahu terima kasih. Mana dia dan Fiona bikin lo dipecat lagi. Sumpah, kesel gue sama mereka."
"Gue juga kesel sama si Brian tapi si Fiona aja yang mulutnya terlalu pintar memanipulasi kata dan keadaan. Tapi yang jelas Brian tadi berusaha nylametin gue."
"Nylametin gimana maksudnya, Ghe?"
"Jadi, sebenarnya Brian ngelarang gue pergi ke partynya dia karena Raymond dan gengnya mau ngrencanain sesuatu sama gue."
"Hah? Lo serius? Ngrencanain apa Ghe?" ucap Roni yang terkejut dengan apa yang Ghea katakan.
"Mereka ngrencanain mau bikin gue mabuk, terus ngasih obat perangsang ke gue dan mau bawa gue ke hotel. Ya, mau bikinin gue skandal lah. Kayaknya mereka emang dendam banget sama gue. " Jelas Ghea.
"Sumpah si Brian bilang gitu? Mereka kan berteman masa iya Brian ngadu sama elo, Ghe." Sambung Lula.
"Nah, itu alasan Brian nglarang gue pergi ke partynya. Tapi, gue juga aneh kenapa Brian bocorin rencana busuknya si Raymond sama gue."
"ya, bisa jadi si Brian nggak se-brengsek mereka, " imbuh Roni.
"Bisa jadi si Brian emang songong doang. Makanya nanti gue mau datang dan mau ngerjain balik mereka." Ucap Ghe yang sudah memikirkan rencana untuk membalas rencana jahat mereka.
"Ghe, lo yakin mau datang ke pestanya si Brian?" ucap Roni yang berusaha memastikan kembali keputusan Ghea.
"Iya lho, Ghe. Apalagi disana ada gengnya Fiona juga. Lo yakin?" sambung Lula.
"Gua yakin kok. Sekalian gue kerjain si Fiona juga. Kalian kalau mau ikut ayo, kalaupun nggak, ya udah nggak apa-apa."
"Kalau rencana lo udah gitu, ya udah gue ngikut. Kita kerjain mereka," ucap Roni dengan antusias.
"SETUJU!" Seru Lula sambil mengangkat dua jempolnya.
Dan malam harinya Ghea bersama dengan Roni bersiap pergi ke rumah Brian. Seperti biasa, Ghea memilih pergi dengan motor kebanggaannya. Sementara Roni setia dengan motor maticnya dengan Lula yang selalu menjadi penumpang Roni satu-satunya. Kecelakaan yang pernah di alami Lula dua tahun lalu, masih membuatnya trauma untuk naik motor sendiri. Untuk membonceng Ghea saja, nyali Lula masih ciut. Meksipun Ghea mengendarainya dengan pelan namun tetap saja bagi Lula, itu adalah ngebut.
Sesampainya di sana, Ghea, Roni dan Lula dibuat melongo dengan 'rumah' Brian yang mewah dan luas. Rumah Brian sudah penuh dengan tamu undangan. Suasana yang benar-benar meriah seperi klub malam karena lengkap dengan Dj yang sengaja Brian datangkan khusus untuk pestanya.
"Eh, si Brian beneran kaya berarti Ghe." Ucap Roni saat keduanya baru saja tiba di sana.
"Mungkin saja. Tapi bodoh amat juga, Roni. Dia kaya sekalipun, sama sekali nggak ngefek sama gue. Udah, masuk yuk!"
"Bener juga sih. Yuk masuk ke pestanya orang London," kekeh Roni.
Saat memasuki rumah Brian, para tamu yang notabene adalah teman sekelas Brian begitu menikmati pesta malam itu. Apalagi Brian membebaskan mereka untuk membawa teman atau pasangan dari luar.
"Kalian kalau mau minum hati-hati ya." Bisik Ghea pada mereka berdua.
"Siap Ghe! Kita pasti waspada kok." Ucap Roni.
"Kita turun dansa yuk!" ajak Lula.
"Males lah. Kalian saja. Gue mau duduk di sana dulu." Ucap Ghe sambil menunjuk kearah mini bar yang lengkap dengan bartendernya pula. Ghea memilih memesan jus sambil melihat pergerakan Fiona dan Raymond. Dari kejauhan, ia melihat Fiona dan Brian sedang asyik menari dibawah kerlap-kerlip lampu disko.
Dari kejauhan, Ghea melihat Derry dan David datang mendekat ke arahnya.
"Hai, Ghe! Lo datang juga." Sapa Derry dengan basa-basi busuknya.
"Iyalah. Sekali-kali menikmati pesta orang kaya," ucap Ghea dengan sikap dinginnya. Derry dan David lalu mengambil tempat duduk di sisi kanan dan kiri Ghea.
"Gabung yuk sama kita! Dance on the floor." Ajak David.
"Nggak mau! Gue disini aja. Yang penting kan gue datang. Mana big boss lo?" tanya Ghea.
"Itu, wajahnya kayak kepiting rebus gara-gara lihat Fiona sama Brian." Jawab Derry.
"Atau mau dance sama gue aja?" David kembali menawarkan diri.
"Gue bilang nggak ya nggak! Nyebelin banget kalian," ketus Ghea.
"Jutek amat," protes Derry.
"Emang gue kayak gini. Udah ah, gue mau ke toilet. Mana toiletnya?"
"Tuh lurus aja terus ke kiri." Kata David.
"Oke." Ucap Ghea setelah mencecap segelas orange jus di hadapannya. Setelah Ghea pergi, David dan Derry melancarkan aksinya dengan menaruh obat perangsang ke dalam minuman Ghea. Namun Ghea lebih cerdik, dibawah lampu yang temaram, Ghea menyelinap menuju meja geng Raymond dan Fiona. Kebetulan sekali Raymond beranjak dari duduknya untuk mengambil Fiona dari Brian. Brian sadar diri lalu menjauh. Brian kemudian memilih mendekati Siska dan Salsa untuk menari bersama. Dan ia membiarkan Fiona dan Raymond untuk menari bersama.
Kesempatan emas bagi Ghea untuk meletakkan obat pencahar ke dalam gelas mereka semua. Dan, Brian menangkap aksi Ghea. Pandangan Brian juga beralih ke arah Derry dan David yang diam-diam memasukkan sesuatu ke dalam minuman Ghea.
"Ini alasanmu untuk datang, Ghe. Sungguh di luar dugaan." Gumam Brian dalam hati sambil tetap menikmati irama musik DJ. Ia menyunggingkan senyuman di ujung bibirnya. Setelah memasukkan obat pencahar, Ghea bergegas kembali ke mini bar. Tempat dimana Derry dan David telah menunggunya.
"Kalian masih disini?" tanya Ghea dengan keheranan.
"Iyalah, kita mau temenin lo disini." Ucap Derry.
"Tumben! Sejak kapan kalian baik sama gue? Patut dicurigai." Sindir Ghea dengan tatap selidik.
"Curiga apaan sih, Ghe. Sekali-kali lah kita ngobrol begini." Ucap David.
"Mending kita cheers aja! Lo, mau minuman kita?" tawar Derry.
"Nggak! Gue nggak biasa minum-minuman kayak gitu."
"Ya udah, gue ambil gelas gue dulu."
"Sekalian punya gue, Dav." Ucap Derry.
"Oke." Tak lama kemudian Derry kembali dengan membawa dua gelas minuman miliknya dan David.
"Kita bersulang!" ajak David sambil mengangkat gelasnya. Ghea dengan senyum penuh arti mengangkat gelasnya. David dan Derry dengan santai dan percaya diri menenggak minumannya. Mereka melirik sekilas ke arah Ghea yang juga menenggak minumannya.
"Hahahaha sebentar lagi tamat riwayat lo, Ghe." Gumam Derry dalam hati.
"Kali ini lho bakal jadi skandal terheboh di kampus ini. Rasain lo!" ucap David dalam hati.
tak sia² penantian ku akhirnya up juga kak dydy.
sehat slalu ya kak Dydy..❤❤❤
lanjut thor msh setia sm Brian semangat ❤
jadi lupa alur ceritanya